SLM 07: Panti asuhan

52 2 0
                                    

Hi guys🙌

Siap ramaikan setiap paragraf di part ini?

Jangan lupa vote dan comment my readers!!

Absen dulu yuk, dari mana aja dan siapa aja?

Absen dulu yuk, dari mana aja dan siapa aja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-o0o-

-Jika dirimu masih mengeluh maka kurangilah. Karena di luar sana banyak orang yang jauh lebih menderita dari dirimu-
-Driana Jefarsya Seano-

->>><<<-

"Halo adik-adik" sapa Driana dengan senyum yang merekah di wajahnya.

Setelah itu semuanya bermain dengan riang di halaman luas panti asuhan tersebut.

Sampai saat ini, seseorang yang mengikuti pergerakan Driana masih terus memantaunya dari balik pohon yang tak jauh dari sana, sehingga masih dapat terlihat jelas semua pergerakan gadis itu.

->>><<<-

Sudah setengah jam, Driana berada di panti asuhan sembari bermain dengan anak-anak yang lainnya.

Saat mengalihkan pandangan ke arah gerbang, Driana melihat Drian baru saja melewati gerbang pagar panti asuhan dengan motor sport miliknya yang berwarna hitam.

M

elihat itu, Driana segera berjalan menuju Drian yang sudah turun dari motornya. Dengan santai Drian berjalan kearah Driana yang hendak mendekat padanya. Saat sampai, Driana menyalimi tangan Drian karena hal itu sudah diajarkan oleh Dinda sejak mereka kecil.

"Kenapa nggak bilang kalo mau kesini?" tanya Drian mengusap rambut Driana dengan lembut menatap sang adik hangat.

"Males aja, ntar yang lain curiga" jawab Driana singkat setelah itu menggandeng tangan Drian untuk kembali menuju anak-anak yang masih sibuk bermain hingga tak menyadari bahwa Drian baru saja datang.

"Hai Mia" sapa Drian sambil tersenyum hangat pada anak kecil berjenis kelamin perempuan yang duduk di atas kursi roda.

"KAKAK IAN" teriak Mia tersenyum senang lalu mengayuh roda kursi tersebut menggunakan tangan menuju dua remaja kembar itu.

Teriakan Mia yang begitu nyaring, membuat anak-anak lainnya yang tadi sibuk bermain beralih menatap kearahnya. Melihat kembaran dari Driana datang semuanya segera berlari mengerubungi Drian dan Driana.

"Kak Ian dah lama ndak kecini-cini tenapa?" tanya bocah cadel berkelamin laki-laki berumur tiga tahun tersebut berdiri paling depan berhadapan langsung dengan Drian.

"Kakak sibuk sekolah, tugas kakak numpuk jadi nggak bisa kesini" jawab Drian mengusap kepala bocah dihadapannya.

"Tapi Alam lindu ama kak Ian" adu bocah itu yang ternyata bernama Alam sembari memanyunkan bibirnya menatap Drian.

"Iya, maaf. Lain kali kakak bakal sering kesini" ujar Drian tenang sedangkan Driana sudah gemas sendiri melihat interaksi sang kakak bersama Alam.

"Janji?" tanya Alam menyodorkan jari kelingking mungilnya kearah Drian yang tengah tersenyum.

"Iya" balas Drian menyatukan jari kelingkingnya pada kelingking mungil milik Alam.

"Kak Ian sehat aja kan?" tanya Mia membuat Drian mengalihkan pandangannya untuk menatap anak itu.

"Sehat. Kalian?" tanya Drian setelah menjawab pertanyaan Mia.

"Kita sehat kok" kompak semuanya membuat Drian dan Driana tersenyum. Walaupun sedari kecil banyak di antara mereka yang tak pernah bertemu dengan orang tuanya, mereka semua tetap menebar senyum dan terus berbahagia walau terkadang mungkin merasa iri dengan anak lain yang memiliki orang lengkap. Tapi mereka bersyukur karena di tempatkan di panti asuhan dan diasuh oleh orang-orang baik yang membuat mereka di kelilingi kebahagiaan.

Drian dan Driana bahkan tak bisa membayangkan jika mereka yang berada di posisi anak-anak panti. Mereka merasa malu karena masih saja mengeluh tanpa mengingat bahwa banyak yang lebih terluka dan hancur di bandingkan mereka. Setidaknya, mereka masih memiliki orang tua yang utuh dan harmonis.

Seseorang yang terus mengawasi keduanya, tampak kembali mengambil handphone miliknya lalu memfoto  hal tersebut yang entah akan di  kirim pada siapa. Setelah itu ia menelepon seseorang untuk melaporkan setiap pergerakan kedua remaja tersebut.

"Halo bos, mereka berada di panti asuhan dan tengah bermain bersama anak panti lainnya" lapornya setelah sambungan telepon tersambung.

"....."

"Baik bos. Saya akan segera kesana sekarang juga, tapi apa mereka tak akan dalam bahaya jika tidak saya pantau bos?" tanya orang itu pada seseorang yang di panggilnya bos.

"....."

"Baik bos, saya menuju kesana sekarang juga" ujarnya setelah itu terdengar sambungan terputus.

Melihat kearah Drian dan Driana yang masih asyik bermain sebentar lalu berjalan menuju mobil miliknya dan menancapkan gas ke tempat yang ia tuju setelah masuk ke dalam mobil hitamnya.

Melihat kearah Drian dan Driana yang masih asyik bermain sebentar lalu berjalan menuju mobil miliknya dan menancapkan gas ke tempat yang ia tuju setelah masuk ke dalam mobil hitamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi guys 🙌

Akhirnya update lagi, maaf slow up karena Via lagi banyak banget tugas😭

Untuk part selanjutnya insyaallah update secepatnya.

Udah segitu dulu aja.

See next part guys 🙌

Rabu, 24 November 2021

Salam hangat
Zovia Rahmi

Second Leader Mafia [Tidak Di Lanjutkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang