Murid Pindahan

35 11 1
                                    

Gue cuma mau bilang, gue muak oke! Gue nyesel udah nungguin Jordan di depan sekolah tadi! Salah ya benar-benar salah praduga gue tentang semua ekpetasi dan harapan yang gue impi-impikan sedari dulu. Oke, gue ngga mood belajar, dah dah ngga tau lagi mau ditaruh di mana muka gue ini! Sumpah!

Gue berjalan lemas melewati koridor sekolah, hilang semangat, hilang mood, hilang semua deh pokoknya. Dan yang masih gue khawatirin yaitu cowo yang udah bikin gue kayak begini. Seumur-umur gue ngga pernah seceroboh ini, njrr emang.

Salahin mata gue oke!

Sekarang gue masuk kelas tanpa ada niat dan minat buat belajar, lihatin teman gue yang lihat gue aja ngga ada tuh. Gak gue balas, berasa sendiri aja nih gue rasanya.

"Sheerin, lo kenapa?"

"Eh bidadari kok lemes?"

"Git lo baik-baik aja 'kan, gak sakit 'kan?"

"Lah kok mutung?"

"Ada masalah lo kunci jawaban berjalan?"

Semua teman gue nyapa dan nanya ini itu tapi gue gak nyahut ataupun respon melainkan gue langsung melangkah ke meja dan duduk terjatuh lemas ke bangku gue.

"Huwaaa!" Gue teriak histeris seketika.

"Anjir jarang-jarang gue lihat lo kea begini Sher, imut tapi bikin takut juga.." salah seorang teman yang dekat dengan bangku gue langsung melongo ngelihatin sikap gue, yah karna emang gak pernah aja gitu gue bertingkah absurd.

Bel sekolah pun berbunyi, semua murid berlarian memasuki kelas masing-masing, ada yang ketawa, ada yang senyum, ada yang semangat, beda dengan gue yang malah masang muka mutung.

Gue benar-benar gak bisa fokus belajar hari ini, gue mendadak tenggelamin kepala gue ke buku cetak yang baru aja gue keluarin dari tas.

Masa bodoh sama ibuk Fani, gue cuma pengen mejamin mata bentar kok.

Ketua lantas nyiapin saat buk Fani masuk dengan tumpukan buku yang sudah menjadi kebiasaan dia untuk ngajar di jurusan IPA.

"Baiklah anak-anak, ibu punya satu berita baik. Harap kalian semua mendengarnya tanpa ada pertanyaan ini itu, bisa?"

Seluruh orang yang berada di kelas terdiam dan langsung penasaran, bagaimana engga karna buk Fani sendiri yang langsung bilang begitu setelah disiapkan.

"Bisa buk." jawab semuanya serentak, berbeda dengan gue yang justru gak peduli sama sekali.

"Oke terima kasih untuk kerja samanya. Tristan masuk." ucap buk Fani dan sontak membuat para murid kebingungan sekaligus antusias saat tau ternyata ada murid baru.

"Baiklah, ibuk di sini mau memperkenalkan keluarga baru di kelas 11A, ibuk harap kita semua bisa menerima kehadiran Tristan." ucap buk Fani ketika orang yang ia maksud sudah berdiri bersebelahan dengan dirinya.

Semua sorot mata siswa maupun siswi bingung melihat penampilan murid baru itu, ada yang menghina, ada yang biasa saja, dan ada yang langsung tertarik melihat tinggi dan helaian rambut sampai ujung kakinya yang cukup tinggi untuk kriteria cowo yang diidamkan oleh kaum hawa.

"Tristan silahkan perkenalkan diri kamu."

"Hai, kenalian nama gue Tristan Galen Mahardika bisa dipanggil Tan atau Galen aja. Gue murid pindahan dari sekolah Victoria Junior College." singkat padat dan jelas, Tristan pemuda itu hanya diam setelah mengucapkan itu semua.

Buk Fani lantas tersenyum menanggapi sedangkan para murid ada yang tidak perduli, ada yang biasa saja, ada yang mencibir, menghina style yang dianggap culun. Tristan tau itu semua tapi dia tidak terlalu mau merespon balik itu semua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spring Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang