" Hiks...hiks, Daniel, hiks..hiks nanti kita ketemu lagi kan" suara serak anak laki-laki blasteran Jerman-Thailand itu menangis sambil memeluk anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya bernama Daniel. Mereka sudah berteman hampir tiga tahun sejak Patrick berpindah ke Beijing, China. mereka sudah sangat akrab dan bisa dibilang seperti saudara kandung sendiri, Daniel telah menjadi teman pertama Patrick sejak dia memasuki Sekolah Dasar di Beijing.
" Daniel, jangan lupain Pai ya...." isak Patrick
" Iya nggak bakalan lupa kok, tiap minggu kita telponan ya..."
" Pai, pesawat kita lima menit lagi mau berangkat, sudah ya." hibur mama Patrick
Daniel mendekat lalu memeluk Patrick untuk yang terakhir kalinya. " Sampai jumpa lagi, chou didi" ucapnya lembut, lalu menyentuh kepala Patrick yang sedang menangis. Keluarga Patrick pun segera pergi meninggalkan Daniel sedang menatap nanar Patrick dari kejauhan,
" Sudah,sudah nggak papa ya Daniel nanti kan masih bisa videocall." ujar mama Daniel tak tega melihat anaknya sedih
" Ma...kapan kita bisa ketemu Paipai lagi?" tanya Daniel kemudian
" Mungkin suatu saat, waktu kalian sudah dewasa..." jawab mama Daniel tidak yakin
____________________________________________________
Mereka tetap berhubungan secara telpon atau videocall selama beberapa tahun dan selalu bercerita tentang kejadian yang menyenangkan dan bahkan yang menyedihkan dan mengecewakan sekalipun.
Delapan tahun kemudian....
" Yo Daniel! ada gosip katanya ada anak pindahan Jerman." ujar Oscar merangkul bahu Daniel
" Aneh kan biasanya kalo ada anak pindahan kan awal semester bukan akhir." Caelan nimbrung
'Pindahan Jerman...Patrick kah?' Keyu bertanya-tanya dalam hatinya
" Udah udah, cukup mikirnya lagian orangnya besok juga dateng kok."
" Kantin kuy!" teriak Caelan sambil berlari ke kantin
" Eh, Key anak pindahan itu bukan temen lamamu kan?"
" No idea, ntar kutelfon."
.........................................................................................
Sesampainya di rumah Keyu langsung mandi dan menyalakan HP dan langsung menuju kontak Patrick di Line, lalu menelponnya.
" Paiiipaii!!"
" Keyu ge, tumben telfon sore sore biasanya kan selalu malam?"
" Pai kamu di mana sekarang?" tanya Keyu
" Hah..oh..di..dirumah kok, kenapa?" jawab Pai sedikit gugup
" Oh gapapaa kok, soalnya di sekolah ada gosip anak pindahan Jerman." ujar Keyu
' kenapa dia kedengeran gugup ya?'
" Okey ge, Pai tutup dulu yaa, dipanggil mama." ujar Pai mengakhiri sambunga telpon
" Oh, ok......" Daniel mematikan HPnya lalu berbaring di atas tempat tidur sambil tersenyum, menatap langit-langit kamar.
" Kapan ya dia tau perasaanku." gumamnya
Di bandara Beijing, China
" Woah! sampai juga akhirnya." ujar pria manis blasteran Thai-Jerman itu, sambil menarik kopernya yang besar.
Ini pertama kalinya ia pergi ke luar negeri tanpa orangtuanya, walau mereka akan menyusul dua bulan lagi. Ah Patrick sudah tidak sabar tinggal sendirian di apartemen yang sudah dibelikan papanya.Karena Patrick anak satu satunya jadi orangtuanya sangat protektif terhadapnya tapi dia bersyukur karena bisa pindah ke Beijing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Moments (ONESHOTS)
RomanceKumpulan oneshot KePat yang berupa imajinasi sang penulis, harap tidak salah lapak yaa. Selamat membaca!!!!!!❤❤