Eyes Can't Lie (part 2)

75 14 0
                                    

Eyy maaf baru bisa update malem-malem, kalian udah pada tidur belum?

Moga belum xixixi, semoga kalian suka kelanjutan chapter tadi yaa^^

Kalo suka jangan lupa vote and komen yaa <3

Makasih yaa nah sekarang kalian boleh lanjut bacaa hehe^~^

___________________________________________________________

Suara bising memenuhi lorong-lorong panjang rumah sakit, suara tangis dan tawa bercampur aduk dalam satu bangunan tak lupa suara hentakan kaki empat pria yang sedang berjalan menuju alamat kamar lelaki yang hendak mereka jenguk.

Wajah mereka memancarkan aura kecemasan yang sangat amat, bagaimana tidak? Pria mungil yang imut namun memiliki kepribadian kepemimpinan dan dewasa tersebut merupakan teman terdekatnya yang mengetahuinya sampai sedalam dalamnya. Sedangkan lelaki manis yang sedang menahan tangis di sebelahnya merupakan adik kandung Nine satu-satunya, walau dia sering kesal dan marah karena Nine sering menganggu atau menjahilinya. Dia merupakan orang yang paling bisa mengerti Patrick dalam keadaan apapun.

Pria tinggi di sebelahnya hanya bisa pasrah sambil tetap memegang tangan Patrick yang dingin. Patrick memang sering bercerita tentang kakaknya, entah dari sifat menyebalkannya yang sering menjahili Patrick sampai tentang kebaikannya contohnya seperti sekarang Yuan ge memberitahu kami bahwa lutut phi Nine cedera karena menyelamatkan juniornya yang terjatuh dari lantai 2 dengan menarik tangan junior tersebut. Namun hasilnya malah mereka berdua yang terjatuh, konyol sih tapi Patrick terdengar benar-benar memahami sifat phi Nine. Apakah Patrick juga memahami sifatku dan tingkah laku ku sama seperti ia mempehatikan phi'Nine?

'Aghh!! Ini bukan waktunya cemburu Zhou Keyu, apalagi dia itu kakaknya KAKAK KANDUNGNYA!!' Teriak Keyu dalam hati menyadarkan dirinya yang sudah benar benar dibuat gila oleh lelaki di sebelahnya,Matanya kembali memandang pria di sebelahnya yang sedang menatap pintu bertuliskan 'Pasien 232: Nine Kornchid Boonsathitpakdee' Patrick lalu menghembuskan nafasnya lalu memasuki ruangan tersebut bersama Liuyu ge dan Boyuan ge. Aku pun mengikuti mereka masuk ke dalam ruang pasien bernuansa putih yang lumayan luas, tampak seorang pria terbaring di kasur pasien berwarna putih sambil tersenyum manis.

"Phi sempet-sempetnya senyum di saat gini?" gumam Patrick heran menatap Nine yang sedang mengobrol santai dengan Liuyu, walau begitu dia akhirnya bisa bernafas lega melihat kakaknya baik baik saja.

"Paipaii!! Ternyata dateng dong hehe." ujar Nine, kaki pria manis itu sedang diperban karena cedera ringannya namun dia masih bisa tersenyum memastikan ke semua orang bahwa dia baik-baik saja. Sifatnya memang seperti itu, sampai-sampai Patrick harus membujuknya beberapa kali agar lelaki itu mengatakan isi hatinya yang sesungguhnya.

Pria bertinggi 176cm yang memakai seragam SMA itu berjalan mendekati ranjang Nine, lalu ia duduk di sebelah pria yang dikenal dengan sebutan Xiao Jiu itu."Jangan gitu lagi."

Nine mendongak ke arah Patrick yang sedang menatapnya khawatir, "Emang kenapa?" Tanya pria itu tersenyum kecil.

Pria didepannnya menghela nafas berat lalu memasang wajah 'Lah?', "Udahlah Pai mo pulang aja, males ngeladeni phi." Ujar Patrick beranjak dari tempat duduknya, Keyu yang melihat kelakuan Patrick dari pojok ruangan hanya bisa tertawa kecil. Ya begitulah pria itu tetap memperhatikan tingkah laku Patrick walau mereka tidak berdekatan, dia memang sadar bahwa yang ingin memiliki Patrick bukan hanya dia dan yang mencintai Pai sepenuh hati juga bukan hanya dia seorang diri.(iyalah w kan juga 24/7 ama Pai)

"Beneran pulang nih?" Tanya Nine memastikan sambil masih tak bisa menahan tawa, Patrick yang sudah di ambang pintu hanya menganggukan kepala cemberut.

"Daniel, let's go."

"Hah? Phi Nine gimana? Beneran kamu tinggal?" tanya Keyu masih bingung, 'Bukannya beberapa menit yang lalu bocah itu nangisin phinya sampe tangannya gemeteran ya?' pikirnya heran.

Patrick menatap Keyu yang masih membeku bengong, lalu kembali memandang Nine dan Liuyu yang sedang tertawa terpingkal-pingkal. "Bye." ujar pria itu berniat meninggalkan ruangan tersebut, selagi dia menutup pintu tangan Keyu menahannya. Pria jangkung itu mengikuti Patrick ke luar ruang pasien, sampailah mereka berdua di luar rumah sakit.

Pria itu tertawa kecil sambil terus mengawasi adiknya yang erlahan menghilang dari pandangannya, "Dih beneran ditinggal dong gue."

"Balik sekolah mau?"

"Nggak."

"Pai, mau ngapain sekarang?" tanya Keyu menatap Patrick sebentar kemudian kembali menatap lurus jalan raya. Lelaki di sebelahnya hanya menggeleng tidak tau, tanpa mereka sadari dua pasang kaki mereka membawa mereka berjalan hingga sampai di depan perpustakaan yang lumayan besar.

Pria manis itu menatap papan nama besar yang dipajang di atas bangunan itu, "Masuk yuk Niel." ajak Patrick menarik tangan Daniel lembut, lalu memasuki perpustakaan tesebut.

Setelah beberapa menit memilih buku, mereka masing-masing mendapat buku yang hendak mereka baca. Kedua pria tersebut memilih tempat duduk di pojok jendela, kebetulan perpustakaan sedang sepi karena kebetulan siswa-siswi SMP-SMA belum waktunya pulang sekolah.

*tuk* Kepala Patrick menyentuh meja lembut, pria itu memang akhir-akhir ini sering tidur terlalu malam karena tugas-tugas sekolah dan sibuk mempersiapkan acara OSIS yang akan digelar minggu depan.

Keyu menaruh bukunya di sebelah kanannya saat melihat Patrick ketiduran, senyumnya mengembang. "Kecapean ya?" Gumam Keyu lembut, mengusap kepala pria dihadapannya lembut.

"Humm, dasar selalu ngutamain kepentingan orang lain ampe lupa sama dirinya sendiri." ucapnya berbisik sambil mengelus kepala Patrick yang terlelap, "Yaudah, biar aku yang ngurus kamu." bisiknya bergumam. Lelaki itu lalu merebahkan kepalanya di atas meja, dengan kedua lengannya yang menutupi kepalanya ia ikut terlelap. 

Setelah beberapa saat, pria manis itu membuka matanya lalu menegakan kepalanya melihat Keyu tertidur nyenyak. "Aku ketiduran berapa lama?" ujar Patrick menyalakan HPnya, 'Udah malem.' Seusai mengecek jam, ia kembali merebahkan kepalanya. Ia mengangkat kepalanya perlahan, dengan tangan yang masih menutupi sebagian wajahnya ia menatap Keyu yang masih terlelap.

Senyumnya terukir melihat Keyu tertidur saja sudah membuat dia bahagia, pria di hadapannya mengangkat kepalanya perlahan sambil menatap Patrick dengan tatapan khas 'orang baru bangun tidur' Matanya masih sedikit menyipit dan wajahnya kelihatan bengong, tapi yang pasti adalah saat ia sedang menatap Patrick jantungnya sedang berdetak sangat cepat. Matanya kembali menyusuri setiap lekuk wajah Patrick, salah satu hal yang dapat membangkitkan mood Keyu adalah hanya dengan memandang wajah Patrick yang indah. 'No need words to describe how we feel, because eyes can't lie' Salah satu kalimat yang Keyu buat sendiri dan mengingatnya terus menerus setiap hari, 'Kumohon jangan tatap mataku, karena mataku sama sekali tidak dapat berbohong.'

___________________________________________________________

Wkwkwwk gimana guyss, nggantung endingnya kan ahahah

Juga maaf ya kalo ceritanya agak nggak jelas, otakku lagi nggak bisa bekerja dengan baik gais biasa kecapean-_-

Makasii udah baca chapter ini moga aja  kalian sukaa^^

Jangan lupa vote sama komen yaa^~^

Love youu all<3

Our Precious Moments (ONESHOTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang