Alexander High School adalah sekolah khusus laki laki paling elite dinegara ini, sekolah ini memuat anak anak para pejabat, pebisnis dan selebriti nasional ataupun internasional.
Banyak anak para pemuka dunia yang berlomba memasukkan putra mereka kesekolah yang hanya membuka 110 orang per angkatan ini, Sehingga tak pernah berhenti sekolah ini menuai trending fenomenal disetiap kegiatan dan aktivitasnya.
"Jadi, Juan, selamat datang di Alexander School" kata guru tersebut sangat ramah sembari menyodorkan senyuman dan jabat tangan yang formal, Please ini masuk sekolah bukan perjanjian bisnis.
Meski terlihat menggelikan, Juan menyuguhkan kesopanan dengan menerima tangannya dan menunduk untuk berterima kasih.
"Oh iya, untuk Jadwal kamu, ini bisa diisi. Jadi sistem kelas disekolah kami sama seperti sistem dalam dunia perkuliahan, kamu bisa memilih 2 kelas wajib perhari dengan waktu dan guru yang akan mengajar, selain itu kamu juga bisa mengambil 1 kelas khusus yang kamu minati dipukul 12 hingga pukul 2. Bisa berupa kelas sistem informasi komputer, bahasa, seni, bisnis ataupun birokrasi dan masih banyak yang lainnya" cukup sampai disini, mulut Juan tak henti untuk terbuka terus yang membuatnya kebingungan dengan apa yang disampaikan guru tersebut, saking mengagumkannya sistem disekolah ini menurut dia yang bagaikan surga dan impiannya.
"Setelah kamu memilih kelas wajib dan kelas khusus, kamu wajib memilih 1 ekstrakurikuler dan maksimal 3 diakhir kegiatan sekolah. Kegiatan ekstra unggulan sekolah kita ada Hukum, Basket, debat dan seni bela diri. Kamu bisa pilih juga yang lainnya dibawah situ, kalau sudah memilih, formulirnya bisa dikasih ke saya ya" katanya lagi dengan senyuman yang sama.
Gila! Tak ada kata yang tak membuat Juan terkagum kagum dengan sekolah ini.
Kelas pertama? Dia melihat papan nama sang guru yang baru saja berbicara dengannya, ya cari aman, toh guru ini keliatan baik sekali, ramah juga hangat.
Tak!
Matanya ketahuan memperhatikan nama sang guru."Kamu mau cari nama saya?" Tawanya melihat kepolosan Juan menyodorkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Saya ada dikelas Literasi bahasa pukul 9 dikelas wajib hari ini, kamu bisa pilih Hubungan Internasional dipukul 1 dikelas khusus kalau ingin bertemu dengan saya lagi" jawaban yang membuatnya mengangguk angguk.
Jadi? Apa lagi? Juan memilih kelas Literasi bahasa dipukul 9.
Sebelum dia mengisi 2 kelas lainnya, sang guru berdiri membuat mata Juan ikut memperhatikannya.
"Tunggu sebentar ya, saya mau pergi sebentar" guru bernama Minho itu pergi meninggalkan Juan yang sibuk dan bimbang memilih kelas lainnya disana.
"Pilih kelas Mathematic dihari senin jam 7, kelas History and Civilization di hari Senin jam 11. Teruus buat hari Selasa, kelas general physics jam 8 dan Psychology dijam 11. Daan..." suara yang tiba tiba hadir disebelah telinga Juan yang membuatnya berbalik melihat sebuah kepala memperhatikan kertas Juan dengan jarak yang sama dengan kepalanya.
Selangkah lagi Juan maju, bibirnya akan bersentuhan dengan pipi pria ini.
Juan hanya memperhatikan dengan kepala yang menjauh secara perlahan.
"Kenapa? Ga percaya sama gue?" Dengan santainya kepala itu berbalik melihat kearah Juan, yang artinya kepala mereka sekarang berhadapan sedekat ini.
Juan menggeleng dengan wajah polosnya.
"Kenapa gue harus ngikutin kata kata Lo?" Masih dengan posisi yang sama hingga si pria mengangkat kepalanya setelah meletakkan tumpukan buku berat dimeja pak Minho.
"Karna gue ada dikelas kelas itu" dia tersenyum tulus yang irit kearah Juan sebelum berpaling kearah pak Minho yang sudah kembali entah dari mana.
"Pak, ini tugas Kak William, kak Arthur dan kak Austin" nama nama yang disebutkannya membuat Juan heran kenapa dia membawa buku sebanyak itu hanya untuk 3 nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE ROSE
Romance"Selalu ingat 4 kasta" S berarti Penguasa A berarti Pemerintah B berarti Keberuntungan C berarti Jelata "Ikutlah denganku, jadi bagian dari golongan S sebagai pasanganku" "Kamu akan selalu aman dibawah pengawasanku, jadi peganglah tanganku erat erat...