"Bego! Bego! Bego!" Juan melangkah sembari menampar dirinya sendiri menuju kelas.
"Ada apaa nih?" Sang teman baru, Dika langsung disuguhkan kejadian Juan yang masuk kedalam kelas sembari menampar dirinya sendiri berkali kali.
"Ga tau lagi deh, pasrah aja gue mah" Juan merebahkan diri diatas meja menutup telinga dan mata.
"Kenapa si?" Suara Dika yang masih penasaran sembari merapikan meja disamping Juan.
"Gila! Superhuman kita! Tau ga? Semakin lama, gue semakin penasaran dengan sosok Lo yang sebenarnya" suara itu lagi, suara yang tak mau didengar Juan, namun tak dapat disingkirkan, terlebih lagi dia pasti yang terdepan menyaksikan perlawanan yang dimenangkan Juan dengan telak.
"Ada apaan si?" Dika menghentikan aktivitasnya dan mulai membuka telungkupan Juan yang menyembunyikan wajah merahnya yang entah kesal, malu atau putus asa.
"Udah terlanjur..."
....
Sedangkan ditempat lain, seorang anak yang bertemu mata dengan Austin sebelumnya masih berkeliaran diruang kesehatan.
Tentu semua anak yang berada disana menyaksikan kejadian ini, dan tak butuh waktu lama untuk membuat berita receh ini tersebar ke seluruh penjuru dan sudut sekolah.
Varel, seorang anak yang membenci sistem dan tidak suka berada didalam jalur yang ditentukan oleh sekolah sering memisahkan diri.
"Baru datang?" Kata seorang anak yang sibuk dengan alat alat komputer, tatapannya fokus menatap dan salah satu telinganya fokus mendengarkan hasil kombinasi nada yang dihasilkan.
"Hmm, Lo sendiri bang?" Katanya menanyakan sembari mengeluarkan sebuah tablet dari ransel yang dibawanya.
"Dari tadi malem" salah satu telinganya yang tak dipasang headphone menanggapi pertanyaan Varel.
"Sekolah ini makin brutal.." gumamnya, sebuah kebiasaan Varel yang tak dapat dia hentikan ketika memikirkan suatu kejadian.
"Apa?"
"Bang Andrew, kayaknya ruangan ini bakalan makin rame" Varel menyebutkannya tanpa memberikan alasan.
Andrew tak menanyakan alasan karna dia sudah tahu.
Sedari dia jalan membelah Austin dan Arthur kemarin dan mempersatukan anak anak dari golongan yang berbeda...
Dialah sang Alpha sekolah yang sesungguhnya....
....
Tik... Tik... Suara jarum jam, tangan William yang merapikan dasi, rompi hingga outernya sembari memikirkan Alpha Centauri yang dibicarakan oleh Austin.
"Gimanapun juga, harusnya dia muncul diacara ini..." Gumaman William dengan kesal dan api memburu yang berkobar sangat kencang.
Dia telah selesai merapikan pakaiannya, melihat kearah kursi yang ditutupi satu set seragam sekolah.
Menatapnya membuat dia tersenyum, anak paling pemberani yang ada disekolah ini.. sudah 4 tahun sejak kejadian itu, tak ada lagi yang berani melakukan tindakan serupa...
William mengingat bagaimana mereka bertemu, payung kemudian dia yang melaporkan William hingga menunggunya didalam ruang kesehatan.
"Dia, terlalu lembut untuk ukuran kelompok Alpha Centauri.... Meskipun timingnya pas, tetap aja ga pernah terpikirkan tindakannya setulus ini sebagai mata mata...." Gumamnya lagi kebingungan dengan curiganya menjadi penyanggahan berulang hingga dia sendiri yang membuat dirinya bingung.
...
Duakk!!
Sebuah tangan keluar dari kegelapan, mencekik sebuah leher dengan seragam yang terlihat mahal, sebuah seragam yang sama persis dengan anak anak Alexander dan Alexanderia.
"Gue bakalan... Kasihh... Uhukk...." Kata katanya terpotong karena batuk yang menyakitkan tenggorokannya.
"Gue udah kasih waktu 1 bulan, butuh berapa lama lagi?" Katanya sembari menyudutkan sang remaja keujung tembok bata dibalik kegelapan.
"Gue... Janjii..." Katanya dengan sesakk dan sakit di tenggorokannya.
Sosok dibalik kegelapan itu memiringkan kepalanya, mendekatkan kepalanya kekepala sang remaja berseragam bername tag Tama.
"Gue kasih kesempatan seumur hidup" bisiknya sebelum suara sesak dan gelagapan tangan dan kakinya tergantikan suara hening yang menyeramkan ditutupi petir yang menyambar.
"4 dari 10, sisanya 6 orang lagi" kata seseorang dibelakangnya yang tengah membersihkan lengan dari darah dan air liur yang menjijikkan.
Dibalik kertas biodata tersebut tertulis sebuah tulisan Centauri Object 1.....
- END -
Haii, udah lama ya Jen ga UP, sumpah ini cerita bagian ini cuman obat kangen kalian doang, soalnya Jen kurang niat, tapi yg penting UPlah ya.
Anyway, Jen selalu update liat komen kalian, vote kalian, sumpah seneng banget tiap hari selalu ada yg mampir.
Semua aksi kalian ngebuat Jen ngerasa bersalah karna jarang up :(
Tolong jangan tinggalin Jen ya,. Ini bakalan terus on going kok,
Btw bentar lagi Jen libur, nah siap siap dahhh update rutin hehehehe
Sekarang sekarang mahh sibuk banget sumpeh dehh, ga bisa napas, tetep stay tune ya ✌️😭
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE ROSE
Romance"Selalu ingat 4 kasta" S berarti Penguasa A berarti Pemerintah B berarti Keberuntungan C berarti Jelata "Ikutlah denganku, jadi bagian dari golongan S sebagai pasanganku" "Kamu akan selalu aman dibawah pengawasanku, jadi peganglah tanganku erat erat...