Ponsel Kara berbunyi
Drrtttttt...... Drrtttttt......
Kara mengambil ponsel dan mengangkat telfonnya.
"Buruan keluar, gue udah didepan"
Kara menuju jendela kamarnya. Matanya tertuju pada sebuah mobil yang terparkir di dekat pagar rumahnya. Bagas bawa mobil?
Kara segera turun untuk memastikan dugaannya benar. Saat Kara sedang membuka pagar, Bagas keluar dari mobil."Tumben bawa mobil" tanya Kara
"Emangnya kenapa?" Bagas balik bertanya
"Kenapa ngga bawa motor aja sih. Kan enak kenak angin sepoi-sepoi. Gue takut kalau di mobil berdua sama lo. Nanti lo apa-apain gue lagi" ucap Kara
"Heh gausah nglantur, ada Mama di dalem. Siapa juga yang mau apa-apain lo. PD banget jadi orang" jawab Bagas
Melihat Kara dan Bagas berbincang cukup lama dan tidak kunjung masuk mobil, akhirnya Mama memutuskan untuk keluar dari mobil.
"Ehh, ada Tante. Apa kabar Tante?" Kara menyapa Mama Bagas yang barusan turun dari mobil.
"Baik Kara. Kamu sendiri apa kabar?"
"Baik juga Tante" jawab Kara
"Bagas kenapa ngga langsung ngajak Kara masuk ke mobil aja sih." ucap Mama pada Bagas
"Tadinya sih mau gitu ma, tapi tadi Kara wawancarai Bagas dulu" ujar Bagas
"Dihh" celetuk Kara
"Udah ah,masuk yuk. Keburu terlambat" ajak Mama
"Kara kamu depan ya" perintah Mama
"Eeeee, saya belakang saja tante." jawab Kara
"Udah, biar tante aja yang belakang. Kamu di depan aja nemenin Bagas. Yaa?"
"Udah gausah nolak" ucap Bagas.
Kara menganggukkan kepala. Mereka bertiga masuk ke dalam mobil dan menuju tempat sidang.****
Sidang kali ini berlangsung sangat khidmat. Bagas terlihat sangat tegang. Kara mengelus pundak Bagas sambil tersenyum. Bagas pun membalas senyuman Kara. Kini tibalah saatnya hakim memutuskan."DENGAN INI SAUDARA BENI GANENDRA DINYATAKAN TIDAK BERSALAH"
Dookkk...dookkkk....
Mendengar suara pukulan itu, menjadikan suasana ruangan penuh haru. Semuanya berdiri. Bagas tersenyum bangga. Entah diluar kesadarannya atau bagaimana, Bagas memeluk Kara yang berdiri di sebelahnya. Bagas menyadari pelukannya. Dengan cepat ia melepaskan pelukan erat itu.
"Eh sorry sorry tadi gue kegirangan jadinya reflek meluk lo." ucap Bagas
"Its okey. Sekarang semuanya sudah membaik kan? Gue tau kok Om Beni itu orangnya baik. Jadi gamungkin Om Beni melakukan semua itu" jawab Kara
"Iya kar. Papa ternyata dijebak dengan rekan kerjanya. Thanks ya udah nemenin gue terus. Bahkan disaat titik terendah gue lo selalu ada buat gue."ujar Bagas
"Sama sama"
****
Bagas mengantarkan Kara sampai didepan pintu rumahnya. Tidak seperti biasanya yang hanya mengantar sampai di depan gerbangnya. Kara membuka pintu rumahnya. Bagas terus berjalan sambil menunduk. Kara membalikkan badan, Bagas yang berjalan tepat dibelakang Kara pun menabrak Kara"Haa, baguuss tabrak aja gapapa. Sekalian tuh kepala jedotin ke pintu ini nih" ucap Kara sambil memegang pintu rumahnya
"Oh udah sampek ya" jawab Bagas
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA (SUDAH TERBIT)
Novela JuvenilAkara dan Bagaskara tidak pernah AKSA mereka AMERTA.Bagaskara dan Akara bagaikan matahari dan bayangannya. Saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Akara Justisya Mora, Wanita yang merasa menjadi orang paling sakit di dunia. Hidup tanpa warna d...