|•PERTAMA•|

20 0 0
                                    

Awali semuanya dengan semangat!
_____________________

Semoga semakin betah yah, sygku. Mwahh:v
Jan lupa makan, brosis.:)
______________________

Di perjalanan, Dila tak sengaja menabrak seseorang. Kayaknya sih dia cowok.

"Adeh!!" ringkis Dila hampir terjatuh. Gadis itu terkejut saat melihat siapa yang menabraknya.

Revan Alana Abigheon seorang laki-laki pujaan hampir semua kaum hawa di sekolah SMA Merah Putih. Laki-laki berkulit putih bersih, postur tubuh tinggi dan mempunyai hidung mancung. Revan dikenal juga mempunyai mood yang berubah-ubah.

Dila mendengus kesal karena orang yang sangat menyebalkan baginya sekarang ada di hadapannya. Sedangkan Revan hanya menatapnya dengan tatapan biasa, namun berbeda dengan Dila yang keliatannya ingin menerkam mangsa di depannya.

"Heh! Kalau jalan tuh pake mata!!" ujar Dila marah.

"Apaan? Lu yang nabrak gue. Kenapa lu yang jadi darah tinggi." jawab Revan santai tak memperdulikan Dila yang sudah panas akan ucapannya itu.

"Dih, susah yah ngomong Ama orang stres kek lu!" ucap Dila sangar.

"Gue lebih susah kalau ketemu sama cewek yang gak pernah ngaku salah kek lu!" jawab Revan.

"Siapa juga yang mau ketemu sama lu?! Dih najis tau nggak!" sewot Dila. Matanya menatap tajam lawan bicaranya yang hanya bersikap santai.

Revan menghela nafas panjang mendengar ocehan nenek sihir yang ada di depannya ini. Pria itu semakin lama semakin geram dengan Dila yang selalu menguji kesabarannya.

"Dasar sinting!" ucap Revan terkesan jutek. Pria itu lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan Dila yang sedang naik darah karena ucapannya barusan.

Revan dan Dila memang tak pernah akur sejak mereka kelas 1 SMA. Dua-duanya keras kepala dan tidak satupun di antara mereka berdua untuk mau berbaikan. Seperti Tom&Jerry saja kalau ketemu. Sekarang sudah kelas 3 SMA, namun mereka berdua pun hanya bisa saling dendam.

"Muka lu kenapa Dil? Kusut kek gitu," tanya Razka.

"Wkwk iya, kek abis di gangguin Ama setan." lanjut Derry

"Diam lu setan!" pungkas Dila. Tak bisa di pungkiri bagaimana lagi kekesalannya terhadap Revan.

"Dih, serem amat sih anjirr. Lu kalau marah atau kesal di kontrol yee, ntar yang kena imbasnya nih sekelas." ungkap Akaf tanpa melihat ke arah Dila.

Mendengar ucapan temannya itu, sontak saja Dila melihat ke arah Akaf dengan tatapan tajam miliknya. Akaf yang merasa dirinya sedang dilihat oleh seseorang langsung menoleh ke arah Dila, dan sudah di duganya bahwa Dila akan menampakan raut wajah yang menyeramkan itu.

Dengan membaca bismillah Akaf berusaha menenangkan Dila dengan memelankan suaranya.

"Dila ... Gue salah ngomong yah?" suara pria itu seketika melembut bahkan sangat lembut. Tetapi, Dila masih dalam tatapan mautnya pada Akaf yang membuat Pria itu kehabisan ide untuk menghadapi singa betina di depannya.

"Hello Kitty lu anjirr, wkwk. Ngakak anjirr!" Razka. Pria yang tadinya diam kini terbahak-bahak melihat akting temannya berbicara halus.

"Njirr kek banci, Wkwk." ucap Derry suara tertawanya menyamai Razka.

Lagi asik-asiknya tertawa tiba-tiba...

PRAKK!!!

"EH AYAM MAKAN KANGKUNG! EH GA BISA!"

REVANDILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang