Ah ketemu lgi kita brosis, hiks. Eh knp gw nangis:) g trharu doang ko smpe skrng ad yg gmau ngsih vote SMA komenya brosis. Hiks jdi sider doang hiks. Coba sini sma gw jga crita sma".
____________________
Maap keun gw galau oyy😭
Bkan di tnggl dia y
G USH dnger mnding baca aja y gengs. Betah" yg kalian mwah😗HAPPY READING✓
Dila mendengus kesal mendengar perkataan Bundanya, bagaimana bisa Dia di izinkan pergi bersama si resek ini.
"Siapa?" Tiba-tiba seorang pemilik suara dingin milik Arya muncul, entay darimana.
"Ini Yah, teman Dila ngajakin Dila jalan. Boleh kan Yah?" Ucap Kiana pada Arya.
Tatapan Arya dan Revan saling bertemu. Bukan karena senang, tapi-- sepertinya keduanya saling membenci. Sudah di lihat dari tatapan Arya yang datar serta tatapan Revan yang tajam.
Revan menghela nafas kasar, tatapannya masih setia pada Arya. Tangan pemuda itu mengepal kuat hingga jari-jari kukunya memutih, nafasnya memburu menandakan Ia sedang menahan emosi.
Kiana dan juga Dila menautkan alisnya melihat keduanya, entah apa yang terjadi di antara mereka.
"Nggak jadi, Tante." Suara datar milik Revan. Ia menggagalkan ajakannya terhadap Dila.
"Loh Rev, gue udah siap Revan!" Ucap Dila, memang Dila sudah bersiap sejak tadi.
Suaranya yang sedikit kencang tidak mampu membuat Revan berbalik badan padanya, Revan terus saja melangkah keluar rumah Dila dengan nafas memburu.
Gadis itu kembali di herankan dengan situasi ini, apa yang terjadi antara Arya dan juga Revan. Entah apa yang mendorong Dila agar bisa menemui Revan. Untungnya mobil Revan belum jalan, sesegera mungkin Gadis itu masuk ke dalam mobil Revan yang tidak di kunci.
"Ngapain Lo?" Tanya Revan tidak ramah.
"Loh, tadi kan Lo yang ngajakin gue jalan, Rev." Kesal Dila.
"Gak jadi." Ucap Revan dingin.
Dila mengetahui ada yang di sembunyikan Cowok yang ada di depannya ini, namun gadis itu tidak ingin bertanya sekarang. Mengingat Revan masih di dalam fase menahan emosi.
"Cepet jalan" Dila melembutkan suaranya, takut, takut jika Revan marah.
"Turun!" Suara dingin itu, membuat jantung Dila ciut. Ternyata benar, Revan tidak jadi mengajaknya jalan.
"Kenapa si Rev?"
"Gak"
"Jawab Rev, Lo sebenarnya ada apa sama bokap gue?" Ucap Gadis itu pelan serta hati-hati.
"Tanya sama bokap Lo!" Ungkap Revan, matanya menatap datar gadis di sampingnya.
Dila menghela nafas panjang lalu membalas tatapan Revan. "Gue bakal tanya tapi gue mau penjelasan dari Lo. Kenapa Lo tiba-tiba batalin gue emang tadi sempat malas keluar ta--"
"Yaudah, nggak usah ikut. Toh, nggak jadi juga" Revan mengalihkan pandangannya menjadi ke depan.
Dila akhirnya pasrah, percuma! Jika Revan sudah tidak ada keinginan untuk mengajaknya, sebenarnya ia akan menanyakan apa yang terjadi. Tapi, Revan tidak akan memberitahukannya.
"Oke" gadis itu turun dari mobil Revan. Lalu, tanpa berbalik Ia langsung menuju rumahnya.
'dila, gue harap bokap Lo bakal kasih tau semuanya.' batin Revan. Matanya masih setia menatap punggung Dila yang akhirnya hilang dari pintu utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANDILA
De Todo⚠️WARNING!⚠️ |•FOLLOW DULU BARU BACA! |•Mengandung unsur kata-kata Kasar |•Mengandung unsur kebaperan |•Mengandung tindak kekerasan |•Mengandung unsur dewasa +18 |•BIJAK DALAM MEMBACA DI PERLUKAN! |•NO PLAGIAT! ~o0o~ "Gue nyerah Dil, nggak kuat." "M...