Happy Reading 🌞
.
.
.---------------------------***---------------------------
📍 London
Kehidupan di London tidak membuat Raihan berhenti bekerja dan memantau perusahaannya yang ada di Jakarta. Bahkan sekarang Raihan bertambah gila kerja apalagi setelah dinyatakan sembuh oleh dokter dan terapinya tinggal 2 bulan lagi untuk pemulihan.
"Rai, kamu udah makan kan?" Tanya mamanya di sambungan telepon yang diloudspeakerkan oleh Raihan karena saat ini Raihan sibuk dengan email-email yang masuk di laptopnya.
"Udah" ujar Raihan dengan mata yang fokus menatap layar laptop dan membaca laporan dari sekretarisnya dengan seksama.
"Ck bohong" ujar mamanya membuat Raihan mendengus pelan, mamanya selalu seperti itu. Dia selalu serba salah, ketika dia bilang sudah makan dibilang bohong, kalau bilang belum makan diomelin.
"Terserah mama mau percaya atau tidak" ujar Raihan membuat sang mama menjadi kesal.
"Dasar, punya anak satu-satunya tapi selalu bikin mama kesel dan jengkel" ujar mama membuat Raihan tersenyum tipis. Mamanya semakin cerewet aja.
"Yaudah mama cari anak baru aja" ujar Raihan membuat mamanya bertambah jengkel.
"Awas ya kamu Rai, pulang nanti mama jewer telingamu" ujar mama Raihan geram sedangkan Raihan hanya tertawa pelan.
"Yaudah, Rai gak usah pulang kalau gitu" ujar Raihan membuat mamanya mendengus.
"Iya, gak usah pulang lagi, disana aja sampai mama mati, Rai gak pernah sayang sama mama, Rai gak pernah peduliin mama, udah ya mama capek, mama mau istirahat" ujar mama yang mengomel panjang lebar lalu mematikan sambungan telponnya, membuat Raihan terkekeh, mamanya itu sangat ajaib, setiap hari menelpon Raihan tapi isinya omelan dan selalu bilang Raihan tidak menyayanginya, apakah ini faktor usia? Hahahaha
Raihan kemudian menghentikan pekerjaannya lalu membalikkan badannya ke arah kaca besar yang menampilkan gedung pencakar langit itu.
Hari sudah mulai senja, seperti biasa, Raihan akan menghabiskan waktunya memandang langit indah berwarna orange itu hingga matahari terbenam dan langit berubah gelap.
Sudah menjadi kebiasaan Raihan semenjak hari itu, saat senyum hangat dan indah wanita cantik yang dulunya dijodohkan dengannya.
Entahlah, Raihan tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya, hanya saja senyum itu membuatnya damai.
Raihan jadi teringat jika 2 bulan lagi terapinya sudah selesai, Raihan entah kenapa merasa sudah nyaman dan tenang disini, dia merasa bimbang untuk pulang ke Indonesia, dia juga tidak memiliki alasan untuk pulang.
Atau mungkin sebenarnya ada? Entahlah berbicara tentang hal itu, Raihan teringat ketika dulu seseorang memintanya untuk menjadikannya alasan untuk pulang.
Sampai saat ini Raihan masih bertanya pada dirinya, apakah dia sudah punya alasan untuk kembali?
----------------------------***-------------------------
📍Jakarta, Indonesia
Langkah kaki tegas namun anggun itu membawa wanita cantik itu menuju ruangan sang CEO yang merupakan papanya sendiri. Walaupun dia merupakan putri seorang pemilik perusahaan ini, tapi wanita cantik itu tidak mau diperlakukan spesial, dia sangat profesional dan bertanggung jawab.
Tok
Tok
Tok"Masuk" ujar suara diseberang sana yang mempersilahkan Sonya untuk masuk.
"Oh Sonya duduklah" ujar papanya membuat Sonya tersenyum lalu berjalan dan duduk di sofa di ruangan sang papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET
RomanceSUNSET merupakan cerita kedua dari cerita My Choice. Perjalanan cinta Raihan dan Sonya yang bisa dibilang tidak biasa, mereka yang awalnya di jodohkan, tidak jadi melangsungkan pernikahan karena Raihan menolak keras keinginan orang tuanya hingga me...