Present 12

258 21 7
                                    

"Ren, gue tau lu khawatir sama Shuhua."

"Tapi omongan lu kelewatan banget ke Ningning."

Chenle menegur Renjun yang memang salah. Ia mengerti kekhawatirannya , tapi tak seharusnya Renjun berbicara seperti tadi.

"Ah, gitu ya? Duh sorry banget ya le...

"Sorry gue udah negur  s a h a b a t   lu itu yang kayak bocah"

Renjun menjawab dengan nada tengilnya. Memang, berbicara dengan Renjun saat ia emosi adalah hal yang sia-sia. 

Setelah itu Renjun kembali ke waiting room Dream dan bergabung dengan yang lainnya. Chenle hanya mengikutinya dari belakang.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Ningning yang melihat Renjun kembali, hanya berusaha mengalihkan pandangannya, berusaha menghindari tatapan tajam Renjun.

"Psstt , gimana?" , Tanya Ningning kepada Chenle dengan suara kecilnya. Tentunya setelah melihat Renjun yang sudah masuk ke ruangan.

Chenle hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. 

"Percuma. Fokus dulu sama job. Lu jangan mikirin Renjun dulu." jawabnya.

Kini Ningning hanya bisa berharap.

.

.

◆◇◆◇◆◇◆◇

One , two , three and four...

.

Sekali lagi.

"Powernya."

.

.

Jarum jam  sudah menunjukkan angka 8 malam, sementara mereka belum merampungkan latihan hari ini.

Musik yang diputar berulang kali, keringat yang terus mengalir dan membasahi baju mereka.

.

"Ningning tolong fokus ya! Ketukannya diperhatikan"

"Kalau kacau terus, latihan kita gak selesai-selesai Ning."

Seru sang guru kepada Ningning. Ia memperhatikan Ningning yang menari dengan ketukan yang salah.

"Istirahat 30 menit ya, setelah itu sekali lagi terus beres."

Ke-empat member mengangguk-anggukan kepalanya.

.

.

.

Karina menyadari Ningning yang akhir-akhir ini sering melamun. "Ni anak pasti ada sesuatu", gumamnya di dalam hati.

"Ning, temenin aku ke kamar mandi dong" Ajak Karina kepadanya.

"MINJEONG MAU IKUT!" Winter berusaha ikut namun dilarang oleh Giselle.

Giselle nampaknya mengerti apa yang akan dilakukan Karina.

.

.

.

"Ning, maaf aku ikut campur. Tapi maaf banget , kamu lagi ada masalah ya,Ning?" Tanya Karina dengan nada hati-hati.

Ningning menghela nafasnya, sepertinya ia sudah terlalu jelas untuk menyembunyikannya.

"Maaf ya kak Karin, Ningning belum bisa bedain urusan pekerjaan sama urusan pribadi."

Karina hanya tersenyum , "Gapapa kok! Wajar aja, namanya juga manusia kan?", Ningning mengangguk setuju.

" Ning, inget ya? Kalau kamu butuh tempat cerita atau butuh pendapat, kita semua ada buat kamu. Kalau kamu mau cerita pribadi ke aku juga ga masalah , oke?"

Past Present Future - Renjun x NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang