Felix sudah dijemput oleh Minho dan keduanya pergi memancing. Seungmin bersiap-siap untuk pergi kekediaman keluarga Bang untuk mengajar les anak sulung mereka.
Tak berapa lama Seungmin datang dan langsung di persilahkan masuk dan duduk diruang tamu.
" Mama!" Teriakan itu sontak membuat Seungmin kaget.
" Mama.. mama..mama..." Jeongin menghampiri nya dengan wajah gemas.
" Adik kau..."
" Ah ternyata benar nyonya ya, pantas tuan muda langsung berlari," Sapa Babysiter Mo.
" Mama cini... Ain in..." In terus tersenyum sambil memandangi Seungmin.
" Tante kesini untuk mengajar les, yang sepertinya itu hyung mu. Nama nya Changbin."
" Khan, hyungiee.." Jeongin menggelengkan kepala.
" Lix hyungieee..."
" Felix? Hahaha... Jadi hyung In adalah Felix?" Seungmin terkekeh mendengar pengakuan Jeongin. Jeongin mengangguk, senyum lebar tergambar di wajah nya.
" Guru Kim anda sudah datang?" Sapa Nenek.
" Iya nyonya,"
" Pengasuh Mo, tolong panggilkan tuan Bin! Bilang gurunya sudah menunggu!"
" Saya sudah panggil tapi tuan muda tidak menjawab. Makanan yang saya berikan tadi pagi pun di depan pintu masih belum di sentuh."
" Kalau begitu biar aku saja yang memanggilnya,"
" Tidak perlu,bu... Kalau lapar anak itu pasti keluar sendiri." Chan menghalangi ibunya.
" Tapi nak, dari semalam Changbin tidak keluar kamar. Dia bahkan belum makan, ini sudah jam berapa? Nanti kalau sakit bagaimana?"
" Dia bukan anak kecil lagi! Biar kan dia mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri!"
" Maaf jika saya ikut campur, tapi sebesar apa pun seorang anak. Mereka tetaplah hanya anak-anak. Mereka membutuhkan bimbingan dari orang tuanya untuk menujukan mana yang baik dan yang salah. Jika anda seabai ini bagaimana anda bisa tau kalau dia memilih yang terbaik untuk hidup nya?" Kakek mengamati dari jauh keributan yang terjadi.
" Nyoya jika di ijin kan biar aku saja yang memanggil Changbin."
" Silahkan guru Kim, dengan senang hati,"
"Siapa dia? cantik, lembut dan beradab, yang seperti ini lah seharusnya pendamping anakku, agar cucu ku tidak terlantar." Gumam kakek dalam hati.
Tokk tokk
" Changbin-ah, ini guru Kim. Bisa kita bicara sebentar?" Tak ada jawaban apapun dari dalam kamar.
" Changbin-ah.."
" Nona Mo, sudah sejak kapan Changbin mengurung dirinya?"
" Itu sejak pulang dari pesta sekitar jam 7 malam."
Seungmin melihat layar handphonenya yang menunjukan pukul 05:15.
" Artinya hampir 22 jam dia belum keluar kamar? Apa tidak ada kunci duplikat atau semacam nya?"
" Tidak, tuan sulung paling tidak suka jika ada yang masuk tanpa ijin kekamarnya."
" Kalau begitu kita dobrak saja pintunya!"
" Tidak bisa!" Sahut Chan.
" Kau pikir kau itu siapa? Datang-datang langsung merusak fasilitas rumah kami? Lagi pula pimtu itu di buat dari kayu khusus, 5 orang pun tidak akan bisa mendobrak pintu itu."
"Bisa-bisa nya dengan tenang kau menyobongkan kekayaan mu sementara kau tidak tau bagaimana keadaan putra mu di dalam sana! Lebih penting mana aset dirumah ini atau putramu?!" Seungmin menatap mata Chan tajam.
" Aku hanya ingin memberi tahu mu kalau usaha mu akan sia-sia itu saja. Dan soal Changbin dia putra ku, aku nengenalnya dengan baik. Dia baik-baik saja."
" Seorang anak terkurung dalam kamar selama 22 jam dan kau sebagai orang tua tidak khawatir? Aku tidak percaya! Kau ini manusia atau monster!" Seungmin sangat kesal pada Chan.
" Baiklah, kalau kau masih penasaran. Kau bisa cek melalui balkon kamar ku, itu langsung terhubung dengan kamar Changbin. Silahkan lewat sini."
Seungmin mengecek dari pintu kaca kamar Changbin. Seungmin melihat seseorang tergeltak disana. Tanpa pikir panjang Seungmin langsung menghancurkan pintu kaca itu dengan vas bunga yang ada di balkon.
Pecahan kaca yang tersisa di pintu pun menyayat tangan putih itu saat berusaha meraih kunci dari luar.
" CHANGBIN!!" Seungmin langsung memangku Changbin yang tergeletak dengan nadi kiri nya yang terluka.
" Kenapa berdiri saja! Cepat bantu aku!" Chan bergegas membopong tubuh anak nya itu kemobil dan melarikan nya ke rumah sakit.
Dirumah sakit Changbin langsung mendapatkan tindakan. Seungmin menatap penuh amarah ke Chan.
" Kau juga terluka, sebaik nya kau obati lukamu.." Chan perhatian pada Seungmin.
" Tidak usah sok peduli pada orang lain. Kalau aku tidak datang apa yang akan terjadi pada Changbin? Kau itu ayah macam apa!"
" Jangan menghujat ku seolah-olah kau tau bagimana sulit nya menjadi single parent."
" Aku tau! Aku membesarkan putra ku sendirian. Aku tau karena aku juga punya seorang anak. Tapi aku berusaha sebaik mungkin untuk meluangkan waktu untuk nya. Untuk mendengar cerita nya, walaupun itu hanya berisi hal-hal konyol. Anak itu sangat rapuh, mereka butuh orang yang bisa melindungi mereka, yang bisa mereka jadikan sandaran. Saat anak tak bisa menemukan ketenangan nya dirumah lalu dia harus kemana?" Seungmin menitikkan air mata.
" Aku harap anda bisa bersikap lebih baik pada anak anda. Aku permisi." Seungmin hampir pergi saat nenek, kakaek dan Jeongin datang.
" Mama!" Chan terkejut mendengar anak bungsu nya memanggil "mama" ke Seungmin.
Seungmin mengelap air mata nya, dia mengelus pipi chubby Jeongin dan pergi tanpa berkata-kata.
__+--+__
![](https://img.wattpad.com/cover/286364547-288-k603526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] Need You
Fiksi Penggemar[ ChanMin AREA ] [ 21+ ] Merindukan sosok yang tak pernah ku lihat, tapi aku bisa merasakan ketulusan nya lewat dirimu... Mama.. Bijak sebelum membaca, Book ini mengandung unsur dewasa grade 25+ Bagi yang belum cukup umur silahkan skip saja. Sekian...