Papa

495 49 2
                                    

Sesuai janji Seungmin mengajak Felix ke hotel yang sudah di tentukan. Saat sampai disana Felix langsung berlari ke arah Minho dan Han yang sudah menunggu mereka di depan pintu lobby hotel.

" PAAPAAA!!" Teriak Felix kegirangan sambil memeluk Minho.

" Apa kabar sayang? Anak papa sudah besar ya sekarang." Minho memeluk dan mencium anak kesayangan nya tersebut.

" Tidak apa-apa kan Felix kami bawa kedalam?" Tanya Han.

" Terserah saja, jika tidak merepotkan dirimu."

" Aku tidak masalah karena Minho oppa yang akan menjaganya." Han acuh.

" Felix mau kan ikut papa dan mama Han ke acara ulang tahun?"

" Ulang tahun, pa? Lix mau!"

" Ya sudah kalau begitu, ayo masuk! Oya dadah dulu sama mama!"

" Mama tidak ikut?"

" Tidak sayang, kan ada mama Han. Felix main dengan papa dan mama Han dulu hari ini ya," Bujuk Minho.

" Ndak!" Felix melepaskan genggaman tangan Minho dan berlari memeluk Seungmin.

" Lix mau sama mama Lix, itu bukan mama Lix!"

" Felix, kamu kan bilang kalau kamu kangen sama papa. Sekarang papa sudah dateng masa Felix malah ngambek."

" Ndak! Papa sonoh! Lix mau sama mama aja!"

" Haaahh... Sayang aku masuk duluan ya! Kalau kau sudah selesai segera temui aku." Han melenggang pergi.

" Felix... Anak mama jangan ngambek sayang. Papa kan sudah menunggu buat main sama Felix hari ini, kamu jangan nakal dong," Seungmin menasehati anaknya.

" Ndak!" Felix masih bersikukuh dengan prinsipnya.

" Dia memang seperti itu kalau sudah marah, aku tidak bisa apa-apa. Maaf ya,"

" Aku yang harusnya minta maaf karena tidak bisa mengajak mu ikut bergabung dalam pesta." Minho menatap Seungmin.

" Ya sudah, kalau Felix tidak mau ikut papa sekarang, tapi besok Felix harus mau ya papa ajak mancing."

" Sama tante itu?"

" Tidak, kita mancing berdua. Cuma ada Felix dan papa, ya? Mau?" Felix mengangguk gembira.

" Baiklah kalau begitu kami pulang dulu,"

" Tunggu, aku akan menelpon supirku untuk mengantarkan kalian pulang."

" Tidak perlu,"

" Seungmin-ah, aku mohon..."

" Ya sudah."

Tak lama supir keluarga Lee datang,Seungmin dan Felix masuk ke mobil.

" Baiklah jagoan papa, sampai ketemu besok. Dah sayang..."

" Dah papaa..." Minho memandangi mereka sampai mobil itu menghilang dari pandangan nya.

Tak disangka Jeongin yang juga hadir di sana bersama Chan dan Changbin memperhatikan Seungmin dan Felix dari tadi.

" Mama!" Bisik nya.

Ulang tahun perusahaan Lee berlangsung meriah seperti sebelum-sebelumnya. Yang berbeda kali ini hanya kehadiran Chan sebagai kolega Minho bersama anak-anaknya dan Sana kekasih nya.

Han melirik tajam ke arah Sana yang terihat menawan dengan balutan gaun merah muda.

" Pd-nim terimakasih anda sudah datang, silahkan." Sambut Minho.

" Anak-anak yang lucu," Puji Han.

" Iya terimakasih." Jawab Chan dingin.

Acara yang berlangsung lama membuat Jeongin rewel hingga tak sengaja menumpahkan soup ke gaun Sana, kemudian Changbin yang tak sengaja tergelincir menarik kalung berlian milik Sana hingga berliannya tercerai berai.Semua tamu undangan pun mulai riuh membicarakan mereka.

Sana yang terpancing emosi tanpa sadar melayangkan tamparan ke pipi Changbin yang membuat tanda merah langsung menyulam keluar.

" Apa yang kau lakukan?!" Chan berusaha menahan amarahnya.

" Anak mu itu sungguh sudah sangat keterlaluan! Aku pergi!" Sana meninggal kan pesta.

" Daahh..." Ledek Han. Minho langsung memperingatkan Han untuk menjaga sikap nya.

" Saya benar-benar minta maaf. Pestanya jadi kacau karena ulah anak saya."

" Namanya juga anak-anak sulit diprediksi."

" Kalau begitu saya dan anak-anak mohon pamit!"

" Cepat sekali, acara inti nya baru akan dimulai."

" Mood si kecil sepertinya sedang tidak baik, aku takut jika dia mengacau lagi."

" Owh kalau begitu baiklah." Chan membawa anak-anak nya pergi.

Di rumah Chan marah besar pada Changbin. Ia mengambil Playstasion milik Changbin dan menghancurkan nya tepat dihadapan kedua anaknya.

" Kenapa papa lakukan ini!! Aku kan sudah minta maaf, aku tidak sengaja pa!! Jangan!!" Rengek Changbin, tapi Chan tak mau mendengar alasan apa pun dari anaknya.

" Kau harusnya bersyukur, bukan kau yang jadi seperti ini. Nilai pelajaran mu buruk, perilaku mu juga makin memburuk  belakangan ini. Apa yang sebenarnya kau ingin kan? Papa selalu menuruti apa yang kau mau dan apa hasilnya sekarang?!" Chan meneriaki anaknya.

" Kalau begitu kenapa papa tidak memarahi Jeongin? Diakan yang sudah menumpahkan sup dan membuat lantai menjadi licin. Harusnya dia juga dihukum!"

" Jeongin masih kecil, dia tidak tau apa yang dia lakukan."

" Karena dia tidak mengerti mangkanya papa tidak menghukumnya? Itu tidak adil pa, andai saja dia yang mati bukan mama!"

Plaaakk!!

Chan menampar keras Changbin. Changbin terdiam sesaat. Jeongin yang merasa bersalah menghampiri kakaknya dan menarik pelan jas milik Changbin.

" Hyungiee..." Kata Jeongin lirih.

Changbin melirik kearah Jeongin. Karena tersulut emosi Changbin mendorong Jeongin menjauh.

" CHANGBIN!!" Chan marah sejadi-jadinya.

" Bang Chan tahan!" Kakek masuk dan marah melihat perilaku anak nya tersebut.

" Apa begini caramu mendidik anakmu?! Kau lihat mata mereka, mereka memiliki beban yang berat karena kehilangan ibunya, dan kau malah bertindak seperti ini hanya karena masalah sepele. Apa yang ada dipikiranmu?"

" Changbin sudah kelewatan ayah, dia mempermalukan Sana dan keluarga Bang dalam acara penting."

" Yang mempermalukan keluarga bukan Changbin tapi kau! Nenek bawa mereka masuk,"

Changbin langsung berlari dan mengunci diri dalam kamar nya. Sementara yang termuda tubuh nya masih bergetar karena takut dengan kemarahan papa nya.

" Aku tau sulit bagimu mendidik dua orang anak tanpa bantuan seorang istri. Bukan aku yang tidak mau punya menantu lagi tapi kau yang bersikukuh dengan pilihanmu."

" Sana sangat mencintaiku ayah, tapi ayah tidak pernah setuju."

" Dia memang mencintaimu tapi tidak dengan anak-anak mu. Yang anak-anakmu butuh kan adalah sosok seorang ibu bukan seorang istri. Changbin dan Jeongin kelak akan menjadi pewaris utama perusahaan ini. Aku tidak mau jika pewaris ku di didik secara tidak bermoral seperti ini. Apa kau mengerti?!" Chan hanya diam mendengar perkataan ayahnya.

__+--+__

[ GS ] Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang