Permintaan sulit Jeongin

407 40 0
                                    

Mereka menghabiskan seharian di rumah keluarga Kim dan pulang dengan gembira. Kakek dan nenek dapat bernafas lega sekarang.

Sementara itu di kantor Hyunjin mengalami kesulitan karena harus bekerja sama dengan sang mantan kekasih yaitu Han.

Saat Chan mengambil cuti, Minho juga. Alhasil Han dan Hyunjin sering bertemu beberapa hari ini.

Pagi hari,

" Kapan kau kembali?" Han mencoba menyapa.

" Maaf nyonya Lee, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Hyunjin pura-pura lupa ingatan.

Siang hari,

" Wakil PD-nim, mau makan siang bersama? Aku tau lestoran daging yang enak sekitar sini."

" Maaf aku vegetarian!"

Malam hari,

" Wakil PD-nim, mobil ku mogok. Bisa kah aku menumpang mobilmu?"

" Maaf aku bawa motor, dengan gaun anda dan heels tinggi itu aku rasa anda bisa kesulitan nyonya Lee, jadi aku permisi..."

Di rumah, Chan sudah selesai memandikan Jeongin dan bersiap untuk tidur.

" Papa!" Changbin datang dengan membawa selimut dan boneka Dwaekki kesayangannya.

" Kau ini kenapa?"

" Aku mau tidur dengan adik dan papa,"

" Baiklah sini!" Changbin tidur di samping Jeongin.

" Ja, baiklah anak-anak saat nya kita tidur!" Chan bersiap mematikan lampu.

" Papa!" Panggil Jeongin.

" Iya sayang?"

" In au punya dede! In tapan punya dede?!" Chan terdiam. Changbin langsung pura-pura tidur.

" Jeongin-ah, punya adik itu tidak semudah yang kau pikirkan sayang,"

" Minta tama mama!" Chan lagi-lagi syok mendengar perkataan anak bungsu(?) nya.

" Papa... Mama tatih In dede... In au dadi hyung!" Jeongin misuh-misuh.

" Iya, iya, nanti papa minta ya sama mama adek buat Jeongin ya... Sekarang kamu tidur dulu..."

" Hmm.." Jeongin menuruti kata-kata Chan dan langsung tidur pulas. Semetara itu Chan di buat pusing bukan main dengan permintaan Jeongin.








Rutinitas Chan agak berubah, sebelum pergi kekantor dia harus mengantarkan Changbin dan Jeongin kesekolah dulu.

" Anak-anak cepat! Nanti papa terlambat. Papa ada meeting dengan klien penting hari ini!" Teriak Chan.

" Chan kalau kau tidak sempat, wakil kan saja pada adikmu." Nenek angkat bicara.

" Meeting dengan direksi perusahaan Lee kan? Aku tidak mau!" Hyunjin sewot.

" Loh kenapa? Kan kasihan hyung mu harus mengurusi anak-anak nya."

" Begini saja, aku yang mengantarkan anak-anak. Hyung pergi meeting saja. Siapa tau aku bertemu bu guru Changbin yang cantik itu kan," Nenek menendang kaki Hyunjin.

" Aku tidak akan mengijikan kau membawa anak-anak ku dengan menggunakan motor mu itu! Resiko nya sangat tinggi!"

" Resikonya tinggi untuk anak-anak apa untuk calon ibu anak-anak..." Chan melirik tajam ke arah Hyunjin.

" Papa kita sudah siap!"

" Papa..."

" Ya sudah ayo kita berangkat!" Tiba-tiba Jeongin menarik lengan baju Chan.

" Ada apa lagi sayang?"

" Papa inta dede tama mama ya!" Jeongin mengingatkan janji papa nya semalam. Hyunjin dan Nenek yang mendengar perkataan Jeongin terkejut.

" Sayang, minta adiknya nanti aja ya. Jeongin sekolah dulu..."

" Aku juga mau punya adik baru pa, cuma bertiga kan ga seru!" Tambah Changbin.

Anak gue pada kesambet apaan sih pagi-pagi -Chan.

" Bin, kamu ga salah hitung? Kan cuma ada kamu sama Jeongin?" Hyunjin heran.

" Lix hyung!" Sahut Jeongin cepat.

" Lix... Lix.. ahh..  Felix!"

" Lix hyung!" Jeongin tersenyum seolah mengiya kan samchon nya.

" Ayo anak-anak, nanti kita semua bisa telat!" Chan menggendong Jeongin, Changbin dan pengasuh Mo mengikuti di belakang.

" Semangat minta adik nya ya!" Teriak Hyunjin.

Kalau ga inget adek gue, gue lelepin juga lu Haje -Chan.

[ GS ] Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang