Berbaikan

419 46 2
                                    

" Hyungie!" Teriak Jeongin saat dia melihat Changbin mulai membuka matanya.

" Tuan muda Bin, anda sudah siuman?" Pengasuh Mo terharu.

" Hyungiee..hyungieee.." Jeongin menggoyang-goyang tangan Changbin.

" Siapa yang membawa ku kerumah sakit?"

" Mama!" Jawab Jeongin tegas.

" Mama?" Changbin bingung.

" Guru tuan muda Bin dan tuan besar yang membawa tuan muda kemari."

" Owh rupanya wanita yang aku lihat samar-samar itu guru Kim, padahal ku pikir__"

" Yoo, ponakan ku tersayang, bagaimana bisa jadi seperti ini?" Hyunjin datang dengan buket bunga dan beberapa hadiah.

" Samchon, kapan kau kembali dari Australi?"

" Aku terbang secepat kilat saat mendengar kabar kalau ponakan ku tersayang hampir mengakhiri hidupnya sendiri. Itu buruk sekali, Bin! Apa yang membuat mu sampai begitu? Apa kau bertengkar lagi dengan papa mu?" Changbin hanya terdiam.

" Yah sudah ku duga. Papa mu itu memang sifat nya keras, apa lagi semenjak kematian kakak ipar. Sifat nya itu makin menjadi-jadi."

" Mama!"

" Iya si kecil, kakak ipar ku ya mama mu.."

" Mama!" Jeongin menunjuk kearah pintu.

" Permisi," Seungmin dan Felix datang menjenguk Changbin.

" Mama... Mama..." Jeongin berlari dan menarik Seungmin masuk.

" Bu guru Kim?"

" Changbin bagaimana kondisi mu?"

" Aku masih belum bisa merasakan legang kiriku,"

" Kalau kau ada masalah seharusnya kau cerita pada ibu, jangan melakukan hal berbahaya yang nanti nya malah akan kau selali, ya..." Seungmin membelai lembut rambut Changbin.

" Khmm!" Hyunjin mulai mendekati Seungmin.

" Bu guru cantik perkenalkan aku Hyunjin, kakak sepupu Changbin."

" Bohong bu, dia samchon ku!" Sela Changbin. Hyunjin melotot kearah Changbin. Seungmin tersenyum tipis.

" Huuwwaaahh hyungiiee.." Jeongin menangis kencang.

" Felix, In kenapa?" Tanya Seungmin.

" In tadi menyuruh ku memakan tangan nya,aku bilang aku tidak mau tapi dia memaksa ma... Jadi aku makan saja," Felix menjelaskan dengan polos.

" Ya ampun Felix...."

" Hahaha apa kalian tidak punya mainan lagi selain memakan satu sama lain? Memang kalian zombie?" Hyunjin tertawa lepas.

" Lix hyung, akal!" Jeongin pout.

" Mama lix tidak nakal..."

" Iya sayang, ampun deh jadi berisik begini. Changbin, ibu bawakan sup ayam untuk mu. Makan lah selagi hangat, ibu pulang dulu."

" Iya bu, terimaksih untuk makanannya dan untuk kemarin."

" Felix bilang dadah pada hyung!"

" Dadah hyung!"

" Pada In?"

" Wekk!" Felix memeletkan lidah nya. Mata Jeongin berkaca-kaca.

" Sudah jangan cengen kan kau yang mulai." Hyunjin berusaha menenangkan Jeongin.

" Anda pulang naik apa? Mau saya antar?"

" Tidak terimakasih,"

Seungmin berpapasan dengan Chan di depan pintu. Tanpa menyapa nya Seungmin langsung nyelonong pergi. Hyunjin merasa ada yang aneh dengan sikap ke duanya. Di tambah lagi Jeongin yang seakan tidak peduli dengan kedatangan ayah nya.

" Hey, kecil! Kenapa kau tidak menyambut papa mu seheboh tadi?" Hyunjin memandangi Jeongin. Jeongin tidak menjawab dia hanya memiringkan kepalanya.

" Aku pasti sudah gila karena mengajak bicara bocah kecil." Gumam Hyunjin.

" Jangan menanyakan hal yang tidak-tidak pada anakku!" Tegur Chan.

" Tidak aku hanya aneh kenapa si kecil tidak heboh saat kau datang, sementara saat si cantik tadi datang dia langsung heboh dan memanggilnya "Mama"."

Chan juga menyadari sejak awal pertemuannya dengan Seungmin, Jeongin dengan begitu lugas nya menyebut mama padanya. Padahal tidak ada yg mengajarinya menyebut nama itu.

" Tentu saja akan seperti itu, papa kan memang tidak pernah ada waktu untuk kami. Mungkin punya anak atau tidak saja dia lupa." Changbin masih kesal dengan papa nya.

" Aahh..ku mau beli minuman. Hey, kecil ikut samchon yuk, kita beli ice cream!" Hyunjin menggendong Jeongin.

" Ciimmm!!" Jeongin terlihat sangat senang. Mereka pun meninggal kan Chan dan Changbin berduaan.

" Kau masih marah?" Changbi membuang muka.

" Jangan lakukan itu lagi! Kau pikir papa akan bahagia kalau kalian pergi? Bahkan kalian pun ingin meninggalkan papa seperi mama kalian." Chan terlihat sedih.

" Papa! Bin minta maaf.." Changbin melemah. Di kecupnya dahi Changbin dan mengelus lembut rambut anak nya tersebut.

" Maaf, selama ini papa sudah egois. Pap kira hanya papa yang terluka karena kepergian mamamu, tanpa memperdulikan bagaimana perasaanmu dan Jeongin. Papa mengaku salah."

" Bin juga minta maaf pa, karena selalu berkata kasar dan tidak mendengarkan papa," Mereka berdua berpelukan. Hyunjin mengamati dari balik pintu dan tersenyum lega.

Setelah berbaikan Changbin merengek pada papa nya untuk di suapi makan.

" Kau makan apa?" Tanya Chan lembut.

" Itu saja pa, sepertinya enak!" Changbin menunjuk makanan yang tadi di berikan oleh Seungmin.

" Hyunjin yang bawa ya?"

" Bukan, itu dari bu guru Kim." Chan terdiam sesaat.

Saat Chan membuka tutup nya, wangi masakan itu menyerbak memenuhi ruangan.

" Nyaamm..!" Bahkan si kecil Jeongin pun ikut merasa lapar.

" Nyamm! Nyamm!" Jeongin menarik pelan celana papa nya sambil menunjuk mulutnya.

" Adik jangan! Itu punya Bin hyung!" Memdengar perkataan Changbin mata Jeongin pun berkaca-kaca.

" Hey kalian masa mau bertengkar hanya karena masalah makanan," Sambung Hyunjin.

" Samchon dan papa juga kan sering berebut makanan!"

" Sudah-sudah, papa suapi ya! Hyung dulu baru In,"

" Nyam!" Baru saja di suapi si kecil sudah mengkode lagi.

" Ah papa! Nanti habis sama adik!" Rengek Changbin.

" Changbin jangan bicara dengan mulut penuh!" Omel Chan.

__+--+__

[ GS ] Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang