01

39 4 26
                                    

••• BAGIAN 01 •••

~○~

Langit semakin gelap, udara yang tidak bersahabat ini terus saja menusuk sampai ke tulang. Menggores kembali kenangan dua tahun lalu bersama seseorang yang sampai sekarang masih utuh singgah di hatiku.

"Kamu dimana?"

Seperti tidak ada kalimat lain. Mulut, otak, dan hatiku masih untuk dirinya. Aku ingin tahu keadaannya, apakah dia baik baik saja? Aku juga penasaran dia dimana? dia sedang apa? dan dengan siapa?

Sesetia itu aku menunggu kabar darinya. Bayangkan saja, aku menunggunya sudah dua tahun terakhir ini. Dia pernah berjanji akan kembali ke tempat ini, disini, dan aku juga sudah berjanji untuk menunggunya.

Tapi apa aku terlalu bodoh? Mempercayai ego dan hati, padahal semesta saja tidak merestui.

"Reisha, lihat ke belakang. Aku ada disini."

Aku tersentak kaget. Dengan cepat aku menoleh, mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Tidak ada siapa-siapa.

"Ah, cuma perasaanku saja."

"Aku disini."

Lagi lagi suara berat itu terdengar di telingaku. Tapi siapa? Tidak ada seorangpun di taman sore ini, kecuali anak kecil dan orang tuanya yang sedang bersiap untuk pulang. Sisanya, pedagang kaki lima dan tentunya Aku.

Kuraih ponsel dari dalam saku celana, mengambil airphone untuk menyumpal kedua lubang telingaku. Musik kesukaanku sudah mengalun merdu. Tatapanku beralih pada bangku di samping yang masih kosong. Kumasukan kedua tanganku kedalam saku jaket tebal yang menyelimuti tubuh ringkihku. Dengan badan yang kusandarkan, kuhirup udara dengan rakus.

"Aku rindu."

Satu tetes air mata membelai pipiku. Sakit rasanya menunggu kabar dari seseorang yang berharga di hidup kita tanpa kepastian.

Kubuka tas milikku dan mengeluarkan sebuah buku juga bolpoint. Kurasa menulis akan mengurangi rasa sakit ini. Semoga saja.

11 Oktober 2021

Hai, mylemon

Hariku hampa, kamu dimana? Operasimu lancar? Kapan kamu akan menepati janjimu? Aku sudah merindukanmu sejak lama? Apa kamu pikir dua tahun itu singkat? Tidak, sangat lama bagiku.

Asal kamu tahu, setiap sore aku sudah stand by di sini, di taman ini, tempat dimana kamu berjanji akan kembali dengan membawa kabar gembira. Sore itu tepat pukul empat, aku masih mengingatnya.

Thank You, My Boy (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang