07

12 2 0
                                    

••• BAGIAN 7 •••

~○~

"Udah bangun?"

Mataku mengerjap dengan cepat, bagaimana bisa aku malah ikut berbaring di bankar rumah sakit? Padahal seingatku, Mas Linggar mengabari kalau Dika sadar tadi.

"Kok aku disini, Mbak?" Tanyaku pada Mbak Gita yang duduk di sebelahku.

"Kamu pingsan di taksi."

"Hah? Kok aneh?"

"Ya Mbak nggak tahu, orang kam____"

"Oh iya, Dika!"

"Disini dulu."

"Aku mau ketemu Dika, Mbak. Dika pasti udah nunggu Reisha dari tadi."

"Ini buat kamu."

"Apaan? Radio? Eh? Apa sih ini?"

"Rekaman, hadiah dari Dika."

"Oh ya?" Tanyaku dengan senyum berbinar. Ternyata Dika masih ingat denganku, tidak sabar rasanya Aku menemui Dika

Aku langsung bangkit dan berlari ke ruangan dimana Dika di rawat. Dengan keadaan pintu yang tertutup rapat, Aku mengintip dari balik kaca kecil di pintu kamar. Dokter dan beberapa Suster, Mas Linggar dan Elisa berdiri mengelilingi Dika. Ada apa?

Brak

Aku membuka pintu itu dengan tidak santainya. Langkahku semakin cepat, menyingkirkan tangan Mas Linggar yang menggenggam erat tangan Dika.

"Dika, ini aku Reisha."

"Dika?"

"Tangan kamu dinginnya kebangetan."

"Eh, Dok. Kenapa alat medisnya di lepas semua?"

"Suster, Dika sembuh?"

"Dika, kamu kasih rekaman apa buat Aku?"

"Kamu bikin puisi?"

"Atau bikin narasi yang romantis?"

"Oh, pasti kamu deg-degan kan? Sampe sedingin ini tangannya."

"Dik, Dika. Ayo ngomong sama Reisha. Reisha kangen banget sama Dika. Dika udah sadar kan? Ayo cerita sama Reisha. Dika?"

"Dika tidur lagi?"

"Dok, Dika dikasih obat tidur lagi?"

"Mas Linggar? El? Dika tadi bilang apa?"

"Dika masih malu ya buat ngomong sama Reisha?"

"Dika."

"Dika!"

"Dika ngomong!" Ucapku panik. Kuusap tangannya yang sangat dingin.

"Dika kedinginan ya? Tangan kamu dingin banget, bibir kamu makin pucat."

"Ini radio, eh apa ini namanya? Udah ada di tangan Reisha. Mau Dika aja yang puter, Reisha yang dengerin____"

Thank You, My Boy (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang