Halo!
Welcome and welcome back di cerita DISEASE AL-NA!!!
Jangan lupa vote komen dan share cerita ini biar makin banyak yang tau!!
Happy reading!!
•••
Setelah puas bermain dengan Naira dan mengetahui hasil check up gadis itu baik Alva memutuskan untuk mengantar Naira pulang ke rumahnya sebab ini sudah malam sedangkan besok mereka harus sekolah.
Hari ini sangat melelahkan tapi sangat menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersama sahabatnya itu. Senyum keduanya tidak pernah luntur bahkan sampai membuat satpam komplek rumah Naira pun keheranan.
"Gua balik duluan ya, lo hari-hari dirumah kabarin gua kalau om Ravel udah balik," tutur Alva perhatian.
"Iya, santai aja kali, ada bibi sama Abang disini gak perlu khawatir," jawaban Naira tenang.
"Gak bisa gua, gua harus memastikan Nainai gua aman," balas Alva bercanda.
"Lebay, udah sana pulang, nanti mami sama Zoza nyariin lo," Usir Naira bercanda.
"Yaudah deh karena gua udah di usir gua pamit ya, inget kalau ada apa-apa kabarin gua," pesan Alva kepada sahabatnya itu.
"Iya Alva," jawab Naira malas. Alva tertawa lalu mengusap pelan rambut Naira hingga sedikit berantakan.
"ISH, rambut gua!!" Naira menghentakkan kakinya kesal, sedangkan sang pelaku hanya tertawa.
"Bye Nai, see uu!!!"
•••
Naira membuka pintu rumahnya, sambutan hangat dari sang bibi dia dapatkan, berupa pelukan yang hangat meski tak sehangat pelukan sang ibu. "Gimana hasil check up nya tadi? Bagus?" Tanya bibi penasaran.
"Alhamdulillah bi, memuaskan," jawab Naira dengan senyum ceria.
"Alhamdulillah, dipertahankan terus ya hasil check up nya? Jangan sampai drop lagi," ujar bibi pengertian.
"SIAP!" Naira mengangkat tangannya lalu meletakkan di pinggiran alis tebalnya, layaknya orang yang sedang hormat.
"Bagus, udah makan belum?" Tanya Bibi lagi.
"Udah bi, tadi di traktir Alva makan," jawab Naira lalu menyandarkan kepalanya ke bibi.
"Bi, kira-kira mama lagi apa ya disana? Nai, kangen mama."
•••
Alva berbohong, dia tidak langsung kembali ke rumahnya melainkan menuju rumah sahabatnya yang lain, Adel. Alva mematikan mesin motornya saat sudah sampai gerbang rumah gadis itu. Disana Adel berjongkok menangis ketakutan.
Alva segera turun dan menuntun gadis itu untuk duduk di taman seberang rumah. Menenangkan Adel yang paling utama saat ini, gadis itu masih sesenggukan dengan keadaan yang sangat berantakan.
"Udah bisa cerita?" Tanya Alva saat Adel sudah mulai tenang.
"Lo kenapa lama?" Tanya Adel setelah tenang.
"Maaf, gua pergi sama Naira tadi dan gua udah janji untuk gak angkat telpon siapapun kecuali penting," jawab Alva tenang, mencoba agar Adel mengerti posisinya.
Adek berdecih gadis itu menatap sinis Alva yang kini juga menatapnya. "Naira lebih penting?"
"Jelas dia penting, dia sahabat gua," jawab Alva lugas. "Terus gua apa Al? Gua juga butuh lo gak cuma Naira!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DISEASE AL-NA [NEW VERSION]
Novela JuvenilIni kisah tentang sepasang anak manusia yang sama-sama menjabat sebagai ketua dari dua organisasi besar di sekolah MPK dan OSIS. Alva dan Naira yang merupakan teman kecil yang sudah lama tidak bertemu, lalu di pertemukan kembali disebuah rumah saki...