Sore ini Thiti sudah berada di markas See Scape. Thiti sengaja datang sambil nemenin James yang lagi nunggu Kak Gunn dan teman-teman James yang lain.
"Jems, jatuh cinta itu gimana rasanya sih?" tanya Thiti tiba-tiba.
James yang lagi asik main hape mendadak keselek.
"Lo nanya begitu ke gue?" James malah balik nanya.
"Y-ya... iya kan barusan." jawab Thiti polos.
"Aduh, kasian banget temen gue dari orok nggak pernah jatuh cinta." kata James sambil ngakak.
"Ih, kasih tau aja atuh, perasaan kamu selama ini ke Pear tuh gimana?"
James berdehem, kembali serius. Untuk urusan yang satu ini, James nggak pernah main-main. "Yang gue rasain selama gue sama Pear sih, rasanya bahagia terus. Nggak pengen gue jauh-jauh dari dia. Dan yang pasti saat gue jalan sama Pear dunia ini seperti milik kita berdua."
Mendengar penjelasan James, Thiti jadi mese-mesem sendiri.
"Astaga, lo kenapeeee?!" seru James sambil mengibaskan tangannya ke wajah Thiti.
"Hehe, gitu ya."
"Lo ngelamunin apa sih? Jangan-jangan..."
"Jangan-jangan apa?"
"Lo... gay... ya?"
"Astaghfirullah, nggak lah, James!"
"Hamdalah, gue kira lo mesem-mesem ngebayangin cowok yang lo taksir."
"Ngasal, anjay!" Thiti menjitak kepala James.
"Jadi, Abang ini lagi jatuh cinta?" tanya James mengembalikan topik.
"Hah? Hahaha, nggak lah."
"Lah itu kenapa nanya-nanya gimana rasanya jatuh cinta?"
"Pengen tau aja." jawab Thiti singkat.
James mendadak iba pada sahabatnya ini. Dari dulu, Thiti memang tidak pernah kelihatan ngedeketin cewek. Padahal cewek yang ngedeketin Thiti terbilang cukup banyak dari pada cewek yang ngedeketin James. Tapi entahlah apa yang ada di pikiran Bang Thiti ini. James pun tidak mengerti.
"Ya, Thi, gue ngerti. Take your time aja. Asal pas lo ngerasa udah nemu yang pas jangan lo sia-sia-in." nasihat James sambil menepuk bahu Thiti.
Thiti mengangguk sambil membalas menepuk bahu James.
"Thanks, mate."
Gunn dan teman-teman James yang lain sudah datang. Mereka langsung memulai latihan perdana bersama See Scape. Sementara Thiti menonton sahabatnya teriak-teriak nge-scream di mic sambil sesekali merekamnya buat arsip.
Sedang asik-asik menikmati performa See Scape, tiba-tiba ada yang ngagetin Thiti dari belakang.
"Duarr!"
"ASTAGA KUCING HAMIL KESERUDUK KEBO OHEMJI!!!" seru Thiti.
"Thi, ini gue!" kata Thana menyadarkan sahabatnya.
"Ya ampun, Thana, kaget banget, kayak setan sih tetiba datang ngagetin!"
James yang melihat kejadian itu jadi berhenti nyanyi dan mengambil waktu untuk menertawai kedua sahabatnya.
"Ehm, jangan ngeganggu konsentrasi temen-temen disini ya." Kata Kak Gunn tegas.
Thana dan Thiti jadi deg-degan salah tingkah.
"Maaf, Kak, tadi saya kaget, nggak lagi-lagi kok, Kak, suer!" balas Thiti.
"Iya, Kak, maaf tadi saya juga yang salah, lain kali nggak akan saya ngagetin kayak anak kecil lagi." tambah Thana.
Gunn jadi terkekeh melihat kelakuan dua juniornya yang polos.
"Haha, lucu banget sih kalian," kata Gunn, "gue nggak galak kok cuma negesin aja ke kalian, kalian jangan kayak lagi ngadepin naga gitu dong."
Thiti dan Thana tersenyum pada Gunn. See Scape pun kembali latihan dengan tenang. Sementara Thiti dan Thana kembali menonton dengan tenang.
***
Selepas latihan, Thiti, James, dan Thana pergi nongkrong bersama. Mereka pergi ke kafe dekat sekolah mereka yang mana kafe ini memang sudah jadi tempat nongkrong anak-anak sekolah mereka. Tapi berhubung sudah terlalu sore, kafe itu sudah sepi dari invasi anak-anak sekolah mereka.
"Gue seneng banget nih bisa jadi bagian See Scape secara resmi, gaes!" kata James.
"Selamat ya, bro! Ikut bangga nih." balas Thiti.
"Yap, asal kalau mau manggung jangan lupa free pass buat kita berdua." kata Thana.
"Haha, itu sih, kecil, Tha," kata James sambil menjentikkan jarinya, "kalian mau request lagu nggak buat kita coverin?"
"Gue gue!" seru Thana antusias sampai-sampai gelas capuccino-nya hampir tumpah.
"Santai keles, Bu..." kata Thiti.
"Gue lagi suka Abuse The Youth, yang A Whispered Song, plis coverin lagu ituuu!" Thana memelas.
"Haha, sabar-sabar, nanti gue bilang Kak Gunn," kata James lalu menyeruput mojito green tea nya, "kalau lo mau request apa?"
Thiti yang lagi bengong sambil gigit-gigit sedotan kaget. "Uh?"
"Tha, liat deh, ini anak dari tadi siang bengong mulu kerjaannya udah kayak kesambet dah!"
"Lo lagi banyak utang ya, Bang?" tanya Thana.
"Uh-um, nggak lah, gila ajaa!" jawab Thiti, "aku lagi mikir aja mau request lagu apa."
"Hmm, ngeles lo." kata James.
"Jangan-jangan Si Bang lagi poling in lop? Ya nggak, Jems?"
Dugaan Thana lagi-lagi seperti pisau yang ditancapkan tepat ke dada Thiti. Thiti jadi nggak tenang. Mau pura-pura minum, tapi minumannya udah abis. Mau gigitin sedotan tapi sedotannya udah bolong. Sebenarnya, aku kenapaaaaaaaa?
"Deuh, arjuna udah dewasa sekarang." ejek James.
Thana tertawa kecil melihat kelakuan Thiti yang menurutnya menggemaskan. Thiti malah terpana melihat Thana yang tertawa dengan imut. Padahal Thiti udah biasa melihat Thana ketawa, bahkan yang lebih membahana dari pada itu. Tapi entah mengapa saat ini rasanya tawa Thana berbeda. Ya, ada yang berbeda dari Thana. Entah apa. Namun sesuatu itu mampu membius Thiti dan menjadikan ia remaja yang senang melamun belakangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Re-Upload] A Whispered Song
FanfictionIni fanfic pertama bangetbangetnya aku di wattpad hahah waktu itu di-unpublished karena kaget part terakhirnya ilang. Sampe sekarang gak nemu haha terus yaudah pengen dipublish lagi aja. ----------------------------------------------------- Sahabata...