bab 4

184 12 3
                                    

Thiti dan James bermain futsal bersama Gunn, Peach, dan Michael sebelum masuk kelas. Utang yang kemarin belum selesai katanya. Setelah selesai mereka ngobrol di pinggir lapangan sambil minum-minum aqua.

"Kemarin kenapa si Thana, Thi?" tanya Peach.

"Ada yang isengin nempel tulisan di punggungnya."

"Siapa yang nempelin? Nggak bener banget!" tambah Gunn ikutan kesel.

"Belom tau aku juga kak, dia nggak mau cerita."

"Perasaan Thana nggak pernah bikin onar atau aneh-aneh, kok tiba-tiba ada haters nya." kata Michael.

Thiti hanya mengangkat bahunya tidak tahu. Tiba-tiba datang Bee menghampiri mereka.

"Hai, Peach, nanti sore kosong nggak?" tanya Bee.

"Uh? Kenapa?" 

"Hari ini gue ulang tahun, gue mau traktir lo!" serunya senang.

Peach dan yang lainnya hanya saling bertukar pandang. 

"Gue nggak diajak?" tanya Gunn.

"Sori yee ini mah buat Kak Peach aja."

"Hmm, beda deh artis sekolah!" keluh Gunn.

"Sabar aja ya, dunia memang berpihak pada orang ganteng." hibur Michael pada Gunn.

"Lah emang gue nggak?"

"Duh, gimana ya..." jawab Michael pusing. Jawaban Michael membuat kepalanya digetok oleh Gunn.

"Liat ntar deh." Peach menjawab pertanyaan Bee.

"Ditunggu banget loh, Kaaaak!" 

"By the way, Bee bukannya sekelas sama Thana?" tanya Peach pada Thiti.

Thiti mengangguk, "ya memang kenapa, Kak?"

"Bee lo tau nggak kemarin ada yang ngerjain Thana? Lo kan sekelas siapa tau tau."

Wajah Bee langsung berubah muram. Pertanyaan Peach seperti petir yang menyambarnya di siang bolong.

"Oiya? Aku kemarin pulang cepet jadi nggak tau." jawabnya.

TEEEEEEEEEET. 

Bel pelajaran mulai berbunyi.

Sebelum masuk kelas, Thiti menghampiri kelas Thana terlebih dahulu. Dia hanya ingin melihat keadaan Thana. Saat Thiti melewati kelas 11 IPA-3, Thiti melihat Bee dan gengnya sedang tertawa terbahak-bahak. Bukan tawa yang biasa, tapi mereka tertawa sambil menunjuk-tunjuk Thana yanng duduk di depan. Thana sendiri tidak menyadari kalau Bee seperti itu. Hmmm, ini sih nggak beres.

***

"Lo kenapa sih belakangan ini kayaknya lagi ada yang dipikirin?" tanya James sambil ngambil piring siomay.

"Nggak ada kok." jawab Thiti sambil menusuk siomay.

"Heh, Bang, jangan bohong lo, kita udah temenan dari orok masih mau ngeles juga."

Thiti menarik nafas dan menghembuskannya keras.

"Lo lagi jatuh cinta?" tanya James.

"Nggak tau nih gue kayaknya insecure sama UAS ntar."

"Belajar lah, masih lama juga!"

"Gimana See Scape?" Thiti mengalihkan topik.

"Kak Gunn mau kok coverin Abuse The Youth... eh btw, si Tha mana?"

Thiti menggelengkan kepala sambil ngunyah siomay.

Lalu Thiti melihat Thana sedang jajan seblak sama Nicha, teman sebangkunya. Saat mereka selesai jajan mereka dicegat oleh Bee dan kawan-kawan. Mereka lalu pergi dari kantin bersama. Ini sih janggal banget untuk Thiti. Thana pernah bilang kalau Bee nggak pernah ngomong baik sama Thana maupun Nicha. Tapi tiba-tiba sejak kejadian kemarin, Bee jadi terlihat sering ngomong sama Thana. Ah, mungkin hanya perasaan doang.

Thiti ke perpus setelah dari kantin. Dia numpang nge-wifi di komputer perpus buat kepo lagunya Abuse The Youth request-an Thana ke James.

Youtube search: Abuse The Youth - Whisper Song

Wah, enak juga ya. Cari lirik yang udah di-translate ah.

The song I keep only in my heart 
That has been empty, how many more times must it beg?
How many melodies pass by?

I have only one life
Standing alone on this chaotic world
Until you showed up and changed things


Hmm.

"Woy!"

"ASTAGA KUCING HAMIL KEJEPIT!" teriak Thiti.

"Kok lo latahan gitu sih, Thi?" tanya Thana.

"Sssssshhhh!" seru ibu perpus.

"Eh, Tha-Thana." sambil berbisik.

"Hayoloh lagi ngapain sendirian di perpus? Tumben banget, Bang."

"Hehe iya nih lagi ngeyutup aja."

Thana melihat monitor dan langsung semangat.

"Oh my god, this song!" serunya tanpa suara.

Thana langsung mengambil kursi duduk di sebelah Thiti. Mereka berdua lalu mendengarkan lagu itu pelan-pelan bersama.

I have only one life
Standing alone on this chaotic world
Until you showed up and changed things

Thana menyenandungkan bagian reff secara lypsynch. Thiti pelan-pelan bermain air drum mengikuti irama.

A gentle voice that just we can hear
That you still have my voice
That I'm still waiting for you to be by my side
However long it'll be
The stars will fade away, but I'm here
Let it be like a guiding light when we both look at the sky

Thiti dan Thana saling melemparkan senyum ketika mata mereka bertemu. Thiti tidak begitu yakin apa yang sedang menyelimuti perasaannya saat ini. Yang Thiti tahu, dia hanya ingin momen ini tidak berakhir walaupun lagu itu akan berakhir. Tidak ingin juga bel masuk kelas berbunyi. Thiti tidak tahu perasaan apa ini tapi Thiti tidak ingin mengakhirinya.

 "Apa lo cengar-cengir? behel lo tuh silau!" Kata Thana sambil terkekeh kecil.

Thiti jadi ikut terkekeh kecil. Ya, walaupun momennya jadi nggak seperti yang dibayangkan, Thiti nggak kecewa. Thiti benar-benar bahagia dekat Thana untuk ke yang sekian kalinya.

[Re-Upload] A Whispered SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang