"Jadi, ngapain lo ngajak gue kemari?" tanya James sambil mengambil tempat duduk di bawah pohon.
James dan Thiti kini berada di taman yang cukup sepi karena hujan baru saja selesai mengguyur seisi kota. Thiti merasa tidak pernah merasa kepalanya seberat ini sampai-sampai dia membutuhkan James di waktu yang kurang tepat.
"Gue bingung, gue baru aja bikin Thana nggak enak hati." jawab Thiti.
"Really? Kalian udah ketemuan lagi?"
Thiti mengangguk, "bahkan gue nembak dia, tapi nggak dia jawab."
James sontak terbangun dari posisinya dan segera menghadap sahabatnya.
"WHAT???!!! Jadi selama ini... dugaan gue bener?! Hamdalah, ternyata sobat gue normal!"
"Jeeeeeeemmmsss, serius dong, gue lagi gundah gulana lo malah bercanda."
James kembali ke tempat duduknya.
"Sori sori, bro. Jadi apa yang mau lo curhatin?"
"Ya itu, gue harus gimana sekarang kalau dia terus nyuekin gue? gue udah minta maaf tapi dia read doang, gue jadi tambah nggak enak. gue takut yang selama ini gue takutin kejadian."
"Lo takut dia gamau temenan sama kita lagi?"
"Iya."
James menepuk bahu sahabatnya.
"Sob, dulu gue pernah bilang untuk terus ikutin kata hati lo. gue nggak nyuruh lo ngebatasin diri lo sendiri. kalau hati kecil lo bilang suka, jangan lo hindarin karena hati kecil lo nggak pernah salah. nah sekarang yang sangat mengganggu kepala dan perasaan lo adalah lo takut kalau lo nggak bisa tetep jadi Thiti yang selalu ada buat dia kalau kalian jadian di masa depan kan? Jadi orang kok kalah sama bayangan sih? Jalanin aja belom."
Perkataan James seakan menenggelamkan Thiti ke dalam sumur tak berdasar. Thiti baru menyadari kalau selama ini rasa khawatirnya timbul karena bayangannya sendiri, yang belum tentu akan terjadi. James memang jagoan dalam urusan asmara seperti ini. Seharusnya yang dipanggil 'Arjuna' itu James.
"Oh ya, tapi lo juga nggak salah dengan mencoba memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Memang cinta itu deritanya tiada akhir." tambah James.
"Lo kok malah bikin gue tambah galau sih? tadi aja ngebela-belain gue, sekarang lo jatuhin gue lagi, lo ini orientasinya mau kemana sih?!"
James terkekeh tak berhenti. Iya juga ya barusan dia ngomong apa. Relationship Master juga manusia yang pernah merasakan galau.
"Sori sori, gak maksud hehe. Balik lagi serius. Jadi kalau menurut gue kalau dari lo nya aja udah yakin dengan pacaran bisa merusak persahabatan yaaa udah lo nggak usah ngarep bisa jadi lebih dari sahabat sama Thana. Mindset lo yang udah begitu susah diubah. Tapi toh rasa sayang kan nggak harus dilambangkan dengan pacaran. Well, setidaknya untuk saat ini. Nggak tahu kan kalau ternyata di masa depan lo jodoh sama Thana."
"James... that was sweet!" Thiti menunjukkan ekspresi puppy eyes gitu ke James saking tersentuhnya.
"Banciiiiiiiii, looo!"
"Jemmmsss, seriuuuus, gue nggak nyangka banget bisa denger kata-kata itu dari mulut lo, nggak sia-sia gue punya temen kayak lo dari orok!"
Saking sumringahnya Thiti memeluk sahabatnya erat.
"Thanks, ya, James."
"Anytime, buddy!"
"Doain gue ya."
"Biar?"
"Jodoh sama Thana."
"Hahaha."
Thiti melepas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Re-Upload] A Whispered Song
FanfictionIni fanfic pertama bangetbangetnya aku di wattpad hahah waktu itu di-unpublished karena kaget part terakhirnya ilang. Sampe sekarang gak nemu haha terus yaudah pengen dipublish lagi aja. ----------------------------------------------------- Sahabata...