bab 8

194 12 3
                                    

Thanaerng

Thana duduk termenung di tepi jendela kamarnya. Ditatapnya rembulan yang dikelilingi taburan bintang. Semilir angin membelai rambut panjangnya. Pikirannya melanglangbuana ke setiap kejadian yang telah ia lewati bersama sahabatnya, Thiti.

Thana masih ingat bagaimana ia menemukan dua orang asing suka ngaret yang sekarang menjadi sahabatnya. Seiring berjalannya waktu, Thana semakin mengenal masing-masing karakter sahabatnya. Yang satu nggak pernah berhenti nyanyi, hiperaktif, dan sangat peduli pada hubungan asmara orang lain. Yang satu lagi lebih kalem, kadang polos, lucu, tapi tetap menyebalkan. Sampai suatu hari Thiti mengundang mereka berdua untuk makan malam di rumahnya karena sedang merayakan pesta ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya. Entah kenapa mereka berdua diundang tapi saat itu Thana senang saja. Selepas makan, James harus pulang duluan karena harus menjemput bebebnya yang beres les malam-malam. Tinggal Thana yang masih menunggu kakaknya menjemput di rumah Thiti. Akhirnya Thana menghabiskan waktu berbincang bersama Thiti di halaman belakang sambil stargazing. Mereka membicarakan banyak sekali dari mengapa semut selalu salaman setiap bertemu teman-temannya, sampai pro kontra keberadaan UFO. Thana tidak pernah berbicara sebanyak ini dengan orang lain. Apalagi yang mereka bicarakan kebanyakan tidak penting. Tapi Thiti selalu merespon dengan antusias dan itu membuat Thana menerima tambahan endorfin. Ada satu hal yang bikin Thana geregetan dari Thiti. Thiti suka ketiduran. Saat mereka sudah mulai kehabisan topik, Thiti ketiduran dalam posisi duduk. Dan ini sempet bikin Thana sebel. 

Walaupun sahabatnya bukan hanya Thiti, bagi Thana Thiti lah yang lebih mengerti dirinya dari pada teman-temannya yang lain termasuk James. Thiti yang selalu ingat ulang tahun Thana duluan, Thiti yang selalu nemenin Thana jajan kalau Thana ketinggalan jajan sama mereka berdua, Thiti yang selalu first like postingan Thana di instagram, Thiti yang selalu ngajak balik bareng, Thiti yang selalu ngelarang dia buat mabal bimbel, dan Thiti juga yang selalu punya waktu 24 jam untuknya. Thana sebenarnya merasa tidak enak sempat mengabaikan Thiti belakangan ini hanya karena kejadian waktu See Scape manggung. Thana kaget sekaligus bingung saat itu. Thana tidak pernah berpikir kalau Thiti akan melakukan itu karena Thana tahu betul siapa itu Thiti. Thana pernah menguping pembicaraan Thiti, James, dan teman-teman sekelasnya tentang cewek. Semua menceritakan pengalaman percintaannya kecuali Thiti. Lalu terjadilah percakapan ini:

Oabnithi: Asli Thi lo belom pernah pacaran? Gebet-gebet gitu?

Thiti: ya suka selewat-selewat mah sering tapi nggak yang bener-bener kepikiran untuk dipacarin

Pea: aslinaaa brayy? emang gak pernah ada yang ngedeketin lo gitu? atau temen deket cewek?

James: dulu yang deketin banyak kayak laler tapi gak pernah ngerespon nih si arjuna. baru sekarang doang punya temen cewek.

Oabnithi: lah iya ntu si Thana, lu gak suka gitu tiap hari bareng terus kayak sepatu?

Thiti: haha gak lah, buat gue kalau temenan ya temenan aja nggak usah ada cinta cintaan, yang ada ntar rusak persahabatan lo, kan ribet!

James: ah sok ide lo, kebanyakan teori!

Pea: terus lo pengennya yang gimana dong, Thi?

Thiti: yaaa itu sih urusan nanti aja, gue juga masih belom kepikiran, punya Jems aja udah kayak punya pacar haha

James: banciiiiiiiii!

Thana merasa ada yang meledak dari dalam tubuhnya saat itu. Thana tidak tahu kalau selama ini ternyata perasaan itu sudah menggunung. Dan begitu mendengar langsung dari mulut Thiti, Thana ingin tenggelam saja dalam lahar yang panas. Tapi tidak, Thana harus tetap menghargai persahabatan mereka yang sudah selama ini. Thiti benar, dan Thana tidak seharusnya menumpuk perasaan itu terus-terusan. Thana harus membuang jauh-jauh perasaan aneh yang mengharapkan balasan lebih dari Thiti, sahabatnya. 

Setelah kejadian itu, Thana terus-terusan mengurung diri di kamar mencari pelarian untuk perasaannya. Sampai akhirnya saat sedang youtube-an Thana menemukan lagu yang menarik perhatiannya yaitu Abuse The Youth - A Song of A Whisper.

I have only one life
Standing alone in this chaotic world
Until you showed up and changed things 

Setelah berhari-hari 'melarikan diri' dari perasaannya, Thana menganggap dirinya telah benar-benar menghilangkan perasaan aneh kepada Thiti. Namun ternyata Thiti datang dengan menanyakan hal yang tabu bagi Thana. 

"pernah nggak sih kamu ngerasa pengen terus ngelakuin sesuatu buat seseorang walaupun kamu nggak tahu perasaan orang itu gimana ke kamu?"

Saat itu Thana benar-benar tidak ingin menjawab pertanyaan Thiti karena apa yang ditanyakan Thiti adalah perasaan yang sedang dirasa oleh Thana kepadanya. Pikiran Thana melayang kemana-mana untuk bisa menjawab pertanyaan Thiti agar tidak terlalu kelihatan kalau dia juga sedang merasakan hal yang seperti itu. Tapi itu artinya, Thiti sedang jatuh cinta. Kalau benar Thiti sedang jatuh cinta, Thana ingin tahu siapa cewek beruntung itu. Thana semakin kacau sampai akhirnya dia sadar kalau dia sudah membiarkan Thiti menunggu jawabannya cukup lama.

Thana sadar kalau dia bukan siapa-siapa bagi Thiti. Hanya sahabat, tidak lebih. Mereka adalah sahabat yang selalu saling ada setiap dibutuhkan, sahabat yang selalu saling mewarnai hari mereka masing-masing, dan sahabat yang selalu berusaha saling menyelamatkan dari bahaya. Thana juga tidak ingin persahabatan mereka bertiga rusak.

Lalu tibalah hari dimana Thiti mendobrak semua pintu yang telah dibangun Thana untuk melindungi perasaannya terhadap Thiti. Thiti menggenggam Thana saat James dan teman-teman See Scape menyanyikan lagu kesukaannya. Thana tidak sanggup menolak, tapi Thana juga tidak ingin menerimanya. Matanya berkaca-kaca saat itu dan dia tidak ingin Thiti melihatnya. Thana tidak ingin momen itu berakhir, tapi Thana juga tidak ingin terus begitu karena Thana tidak tahu apa maksudnya Thiti. Jangan-jangan Thiti hanya bercanda atau punya arti yang berbeda dari persepsi Thana atas tindakannya itu. Maka Thana mencoba melepaskan genggaman itu pelan-pelan, dia tidak ingin ada orang lain yang melihat itu. Tapi terlambat, begitu Thana berhasil melepaskan genggaman Thiti, James yang di panggung sedang bernyanyi sambil memandang mereka dengan sumringah. 

"Aku pengen jadi lebih dari sahabat, boleh?"

Sekarang Thana seperti kembali ke keadaan itu. Keadaan dimana ia ingin membuang semuanya tanpa sisa. Tapi kali ini berbeda. Kali ini dia tahu kalau perasaannya selama ini sebenarnya berbalas. Thana merasa penuh sekaligus merasa hampa. Thana ingin menempati tempat yang lebih spesial di hidup Thiti. Thana juga ingin menempatkan Thiti di tempat yang paling spesial di hidupnya. Tapi... perkataan Thiti di kelas bersama James dkk waktu itu masih menghantuinya. Thana tidak ingin persahabatan mereka bertiga hancur. 

LINE!

Thiti: Tha, maaf kalau tadi aku bilang yang nggak2

Thiti: kamu nggak usah jawab pertanyaannya kalau memang kamu nggak mau. sori kalau aku lancang. aku nggak maksa kok, Tha. from the bottom of my heart, i'm sorry.

Thiti: please, jangan ngilang2 lagi, aku jadi kayak orang gila kalau kamu ilang

Thana tidak sanggup membalas pesan itu. Tanggul air matanya tiba-tiba jebol. Jemarinya pun terasa kaku.

Thi, maafin gue, gue bukannya nggak suka, tapi gue udah sayang sama lo, dan gue nggak mau merusak ini semua.

[Re-Upload] A Whispered SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang