Thiti, James, dan Thana berkumpul kembali di markas See Scape menunggu See Scape latihan. Thiti dan Thana duduk sambil main hape.
"Thi gue haus lo mau minum juga nggak?" tanya Thana.
"Boleh deh."
"Gue cari minum dulu ya."
"Eh, Tha, gue juga nitip dong!" samber James.
"Iya gue juga lah!" tambah Gunn.
"Gue juga!" tambah yang lain.
"Euh, ya udah tunggu aja." kata Thana malas. Gini nih kalau jadi cewek di sarang penyamun.
Thana pergi meninggalkan hapenya bersama Thiti. Thiti jadi kepo sama kejadian yang menimpa Thana tempo hari. Thiti ambil hape Thana dan melihat chat history LINE nya. Ada pesan dari Bee. Isinya pertamanya tentang nanya tugas. Lalu semakin baru malah semakin seperti mengancam Thana.
Bee: gue udah ingetin lo jangan sok kecakepan, kalau lo masih sok deket-deket sama cowok-cowok di sekolah, gue gak segen-segen ngasih lo pelajaran lagi. Jablay lo!
Pesan itu pesan terakhir Bee yang hanya di read oleh Thana. Baru tadi malam pesannya. Berarti orang yang nempelin tulisan di punggung Thana waktu itu, dia juga dong? Dasar kampung!
Sementara itu, Thana lagi ngeresekin minuman di kantin yang sudah sepi dan hendak balik ke markas. Saat itu juga dia kedatangan Bee dan kawan-kawan.
"Mau kemana, Cantik?" tanya Bee.
Thana mulai dikelilingi oleh Bee dan kawan-kawan. Thana rasa ini tidak beres. Tapi Thana tetap terus berusaha terlihat cool. Thana ingat pesan yang dikirim Bee tadi malam.
"Uh, belanja ya? Buat siapa? Kamu kan nggak punya temen?" kata Bee.
"Inget pesan gue kemarin yang lo read doang ya, gue nggak pernah maen-maen."
Lalu Bee melayangkan tamparannya ke pipi Thana keras. Sebekas telapak memerah di pipi Thana. Thana tidak melawan. Teman-teman Bee memegang kedua lengan Thana agar Thana tidak kabur karena Bee akan melanjutkan aksinya. Satu teman Bee yang lain sengaja merekam kejadian itu.
Bee menjambak rambut Thana dan ketika dia akan menampar lagi, seseorang datang mengganggu.
"LEPASIN!" seru Thiti sambil menjauhkan tubuh Bee dari sahabatnya.
"Lo apa-apaan sih, Bee? Gue laporin lo ke kepala sekolah!" tambah Thiti.
Thiti menngambil tangan Thana dan membawanya pergi dari sana. Malas untuk berdebat lebih panjang dengan wanita sok cari sensasi macam Bee.
Mereka terus berjalan bergandengan sampai dekat markas. Thana melepaskan genggaman tangan Thiti dan berhenti.
"Thanks, Thi." kata Thana.
Thiti hanya mengangguk pelan. Thiti menatap sahabatnya itu. Thana juga menatap Thiti dengan pandangan yang sama. Rasanya Thiti ingin mendekap erat sahabatnya detik itu juga. Tapi ada sesuatu yang terlalu besar menghalangi. Thiti mengurungkan niatnya dan membiarkan Thana masuk duluan ke dalam markas.
***
Malamnya Thiti nge-LINE Thana.
Thiti: udah baikan?
Thana: hu uh mayan
Thiti: Tha, kalau ada apa-apa tuh bilang, kan ada aku sama james
Thana: Ya, Thi, sori gue gak mau nyusahin kalian aja, sori sampai lo harus nyuri-nyuri baca line gue
Thiti: namanya sahabat kalau sahabatnya lagi butuh bantuan gak akan ada yang kerasa repot
Sepercik perasaan aneh muncul setelah Thiti mengirim pesan itu pada Thana.
Thana: hihi iyaaa, thankyouuu banget babangggggg, you two are the best (kiss)
Thiti: tha...
Thana: ya?
Thiti: pernah gak sih kamu ngerasa pengen terus ngelakuin sesuatu buat seseorang walaupun kamu gatau perasaan orang itu gimana ke kamu
Read by
Satu menit, dua menit, sampai lima menit, Thana nggak balas-balas. Thiti mulai khawatir. Biasanya kalau mau pergi dulu gitu Thana suka bilang brb tapi ini nggak. Duh, salah ngomong apa ya?
Thana: mmm, pernah kali ya, tapi ya gue sih gak akan peduli sama perasaan dia gimana, selama gue seneng dan ikhlas terus itu ngebuat dia seneng juga ya gue mah baik-baik aja. good things take times.
Thiti: oh gitu ya
Thana: why? lagi berjuang buat seseorang nih, bangg? xixixi
Thiti: hahaha duh tiba-tiba pengen tidur
Thana: ih ngeleeeees!
Thana sent a sticker
Thiti sent a sticker
Thiti: kamu pernah jatuh cinta?
Thana: HAHAHA baaang kamu kenapaa malam ini? sakit yaa?
Thiti: nggak lah, cuma pengen tau aja atuh, kan jems udah pernah kutanya, sekarang kamu
Thana: hmmm
Thana: pernah sih...
Thiti: terus gimana rasanya?
Thana: mmmm
Thana: aku gatau gimana cara ngedeskripsiinnya soalnya when I do, I do
Thana: kalau ingin tau gimana rasanya mungkin lagu-lagu cinta yang selama ini kita sering denger udah bisa ngedeskripsiin dengan tepat. aku sih cuma tinggal pilih lagu yang tepat terus dengerin deh, and that's how I know if I'm in love
Thiti cukup terkesan mendapatkan jawaban dari Thana. Matanya berseri-seri, bibirnya tidak dapat berhenti tersenyum.
Thiti: cieee saking poling in lop nya sekarang ngomongnya 'aku' ya hahaha
Thana: eh, iya dong
Thana: aaaa kebawa-bawa kamu sih!
Thana: #eh
Thiti: hahahaha
Thiti sent a sticker
Thana sent a sticker
Thana: ngantuk ah bhay!
Thiti juga jadi ngantuk. Well, setidaknya malam ini Thiti bisa tidur sambil tersenyum. Hihihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Re-Upload] A Whispered Song
FanfictionIni fanfic pertama bangetbangetnya aku di wattpad hahah waktu itu di-unpublished karena kaget part terakhirnya ilang. Sampe sekarang gak nemu haha terus yaudah pengen dipublish lagi aja. ----------------------------------------------------- Sahabata...