5.

428 54 3
                                    

Aireen berjalan tergesa menuju hotel setelah turun dari bus. Ia berkali mengumpat kesal dalam hati. Bagaimana tidak? 

Pagi tadi jelas-jelas manajer menginjinkannya untuk cuti sakit hari ini. Karena dirinya memang benar-benar sakit. Kepalanya pening dan tubuhnya tak bertenaga. Tapi tiba-tiba ia mendapat telpon harus segera ke hotel karena ada inspeksi mendadak dari atasan.

Dan resiko jika dia tidak datang segera maka akan ada pemecatan pegawai katanya.

Heh...
Apa pemilik hotel ini tidak punya hati sama sekali???

Bahkan manajer berpesan agar ia sudah di hotel dalam waktu 20 menit. Dapat dibayangkan bagaimana perjuangannya untuk bisa tepat waktu sampai disana. Karena jarak dari rumah ke hotel sekitar 15 km. Dan biasanya ia tempuh dalam waktu 25 menit.

Tidak hanya itu masalah Aireen.

Gadis itu juga harus berusaha keras mencari cara untuk menutupi noda merah yang menghiasi hampir diseluruh lehernya. Noda merah maroon bekas gigitan pria buas semalam. Dan itu sangat terlihat kontras menempel dikulitnya yang putih. Tak mungkin ia memamerkan itu pada seisi hotel,  atau rahasianya akan terbongkar.

Maka... Memakai syal merupakan cara yang terbesit dipikirannya saat ini. Toh dia memang sakit,  memakai syal akan membuat orang mengira dirinya terkena demam. Walau syal itu sangat tidak matching dengan seragam office girlnya. Benar-benar membuat dirinya terlihat aneh.

Aireen masih terengah saat akhirnya sampai di lobi hotel. Tampaknya sidak baru saja selesai. Para pekerja sudah kembali ke posisinya masing-masing. Ia berhenti menetralkan nafasnya sebelum pergi keruangan manajer.

Apa aku terlambat? Pikir Aireen cemas.

--------------------
Frederic terlihat kecewa dengan pencariannya. Ini adalah hotel terakhir yang dikunjunginya. Dan ia tak menemukan gadis itu.

Walau dirinya semalam tak bisa melihat dengan jelas wajah sang gadis. Namun ia akan tahu jika bertemu dengannya lagi. Ada sesuatu yang menggantung dilehernya dan bersinar terang dikegelapan. Sebuah kalung dengan liontin kecil berwarna pink.

"Tuan... Ada satu office girl yang ijin sakit hari ini. Tapi tadi sudah dipanggil manager dan sekarang baru menghadapnya..." Lapor Brush saat dirinya sudah berada didepan Frederic yang memang berniat menghubunginya.

Ada raut lega diwajah Frederic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada raut lega diwajah Frederic. Semoga ia gadis yang dicarinya.

"Cepat suruh dia kesini!"
Perintah cepat Frederic. Dan Brush langsung meninggalkan ruangan itu.

Frederic masih menatap keluar jendela saat seseorang memasuki ruangannya. Ia tahu, pasti gadis office girl itu yang datang. Dan ia masih belum ingin membalikkan badan sampai terdengar satu suara.

"Aireen menghadap, tuan... "

Frederic sedikit terhenyak.

Ia terkejut mendengar nama itu disebut. Ya... Itu seperti nama gadis yang menolongnya dua minggu lalu. Apa mereka orang yang sama?

Frederic membalikkan badannya pelan.....dan...

DEG!

Mereka saling menatap dan sama-sama terkejut. Frederic terkejut ternyata memang dia Aireen yang sama.

Sementara Aireen terkejut karena tidak mengira bahwa pria yang ditolongnya tempo hari ternyata atasannya. Wah... Dunia memang kecil.

Frederic masih menelan ludahnya kaku saat ia memaksakan senyumnya. Ada ketakutan dalam dirinya jika ternyata gadis didepannya adalah gadis yang disakitinya semalam. Karena ia pernah berhutang budi pada gadis itu. Dan ia pernah berusaha mencarinya lagi saat dirinya baru saja sembuh. Ternyata harus dipertemukan dengan cara seperti ini?

"Hari ini sangat panas,  mengapa engkau memakai syal?" Tanya Frederic kaku.

"Saya baru ijin sakit hari ini... "
Jawab Aireen menunduk. Ia tak mau terlihat bebohong.

Aireen sangat terkejut saat tiba-tiba telapak tangan Freferic sudah berada dikeningnya.

"Kau sama sekali tidak demam..."

Frederic merasa bersalah saat mengatakan itu. Namun ia butuh alasan agar gadis itu mau membuka syalnya.

" Bukalah syal mu. Itu sangat tidak matching dengan seragam hotel kita. "
Lanjut Frederic datar namun terlihat syarat perintah. Membuat Aireen mengumpat dalam hati.
Apa pria ini tidak punya hati? Bukankah aku pernah menolongnya?

Aireen masih diam mematung. Ia tahu betul perkataan dari boss nya adalah perintah. Namun ia masih enggan melakukannya. Jika ia membuka syalnya,  sama saja ia membuka aibnya.

Berkali Aireen menelan salivanya berat. Ia tak berani beradu pandang dengan pria didepannya. Pria tampan yang sempat membuatnya terpesona. Namun kini tidak lagi. Ia merasa sudah tak layak memiliki rasa itu dengan pria manapun. Ia sudah melakukan kesalahan. Dan kini dengan berat hati ia harus menunjukkan kesalahan yang semalam dilakukannya.

Dengan pelan Aireen berusaha melepas syal yang melingkar dilehernya. Kepalanya masih menunduk. Ia ingin menangis. Sebab dirinya merasa seperti ditelanjangi.

Frederic masih menunggu....

Ia benar-benar berharap gadis semalam bukanlah Aireen. Namun....

Bercak-bercak merah  beserta liontin pink yang melingkar dileher Aireen jelas menunjukkan bahwa mereka adalah gadis yang sama....

Ada sesal dan bahagia di raut wajah Frederic. Ia menyesal karena semalam telah menyakiti gadis itu. Noda merah itu jelas bekat gigitan nafsunya semalam. Dan sungguh ia malu melihat jejak kebuasannya disana.

Namun ia bahagia sekaligus lega. Karena telah melepas perjakanya dengan Aireen. Gadis yang diam-diam sudah memikatnya kala pertama bertemu.

Frederic masih membeku. Ia masih memandangi leher gadis itu. Dan ia tak tahu apa yang harus dikatakannya. Jika dirinya jujur,  apa Aireen mau memaafkannya?

Sementara Aireen masih merasa tak nyaman dengan pandangan Frederic di lehernya. Ia tahu,  pria itu pasti memandangnya murahan. Dan itu membuatnya tersenyum miris dalam hati. Namun ia tak ingin mengatakan apapun. Biarlah hanya dirinya dan Tuhan yang tahu mengapa ia melakukan itu. Maka ketika Frederic memperbolehkannya keluar,  Aireen langsung pergi secepatnya dari ruangan itu.

Kini dirinya sudah berada di depan kaca wastafel. Ia menumpahkan air mata yang ditahannya sejak tadi. Air mata kesal karena harus berangkat saat dirinya benar-benar baru ingin istirahat dirumah. Dan air mata sedih ketika ia harus menunjukkan kelemahannya dihadapan pria itu. Ia benar-benar sudah tidak punya muka sekarang. Tampaknya ia memang harus menutup rapat hasratnya untuk menyukai pria manapun mulai sekarang.

===========
Temen2 untuk ceritaku yang ini mungkin agak slow update ya...
Jangan lupa Vote and Coment . Makacih... 😘

Crown Prince (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang