4.

436 48 5
                                    

Bugh...!!

Frederic tak bisa menahan dirinya untuk tidak memukul Edward sepupu brengseknya. Bagaimana tidak?

Pria itu tidak merasa bersalah sama sekali dengan perbuatannya. Bahkan Edward dengan bangganya berkata telah memberikan hadiah seorang perawan kepada Frederic.

Apa dia pikir semua pria seperti dirinya? Hoby memasuki lubang wanita mana saja? Cih... Menjijikkan!

Awalnya memang Frederic marah karena ia berfikir harus melepas perjakanya untuk seorang jalang. Namun kini ia marah karena ternyata dirinyalah yang sudah menyakiti seorang gadis perawan.

Ah sial!!!

Dan kemarahannya ia lampiaskan dengan pukulan tepat ke rahang Edward.

"Ayolah... Sesekali nikmatilah hidupmu. Apa kau tidak jemu dengan hidupmu yang sangat tertata? Kau sudah 29 tahun. Dan masih perjaka?  Oh... Sungguh kasihan gadis-gadis diluar sana yang mengantri padamu...." Ejek Edward sambil mengelap darah disudut bibirnya.

"Kau memang brengsek,  Edward! Aku tak akan memaafkanmu kali ini! "
Ucap Frederic sebelum melangkah pergi meninggalkan sepupunya yang bengong tak percaya.

Edward masih bingung,  bagaimana ada pria menyesal setelah menikmati malam panas dengan seorang gadis perawan yang sangat cantik?  Bukankah itu anugerah yang harusnya disyukuri?

Akh... Sial!  Apa dirinya salah perhitungan? Pikir Edward tak percaya.

----------------

Seorang executif muda baru duduk dengan pandangan menerawang keluar gedung. Pandangannya kosong namun pikirannya sangat penuh. Ia baru berada di kantornya dilantai 30. Sebuah lantai tertinggi tempatnya memimpin perusahaan.

Dialah Frederic.

Perusahaannya bergerak dibidang properti dan memiliki anak cabang di 4 negara Eropa dan Amerika. Ia juga memiliki 3 hotel berbintang didalam kota yang harus diurusnya. Melelahkan memang.

Belum lagi ketugasannya sebagai putra mahkota yang harus diselesaikannya secara diam-diam dibelakang layar. Karena keberadaannya sebagai putra mahkota tak ingin dikenali oleh khalayak ramai. Ia tak ingin hidupnya semakin terbatasi. Maka satu yang dipintanya kepada kerajaan saat dirinya dinobatkan. Ia tak ingin foto putra mahkota tersebar dimanapun.

Ini pula cara kerajaan melindungi sang putra mahkota calon raja mereka dimasa depan. Kerajaan tak mengijinkan media manapun mengekspose foto sang putra mahkota. Mereka hanya tahu,  Frederic adalah seorang eksekutif muda yang mapan dan tampan. Bukan sebagai putra mahkota.

Heh...

Frederic menghela nafas berat. Seberat dirinya melupakan hal buruk yang tadi malam dilakukannya. Menghentak dengan kasar seorang gadis perawan.

Akh... Ini benar-benar membuatnya frustasi.

Ia diserang rasa bersalah yang amat sangat. Juga diserang rasa penasaran akan kondisi gadis itu sekarang.

Bibbbb...!

Frederic menekan tombol merah di samping aiphone. Sedetik kemudian masuklah Brush,  asistennya.

"Hubungi pihak bea cukai. Bekukan ijin masuk barang antik dari China milik Edward. Pastikan barang itu tidak merapat di pelabuhan !"
Perintah Frederic begitu Brush sudah dihadapannya.

Tentu saja,  Frederic bisa melakukan apa saja dengan kuasanya. Kali ini ia benar-benar marah dengan Edward.

Lima belas menit kemudian...

Didalam ruang kerjanya Edward baru memarahi staffnya yang dianggap tidak becus. Pembekuan yang tiba-tiba oleh pihak bea cukai dianggap karena kelalaian staffnya dalam mengurus perijinan. Dan ini benar-benar membuatnya frustasi.

Bagaimana tidak?

Lukisan dari Cina karya Qi Baishi seharga US$ 141 juta (1,91 trilyun rupiah) yang baru dimenangkannya dalam pelelangan tidak bisa masuk di pelabuhan. Padahal lukisan ini akan menjadi ikon di acara pameran yang diadakan oleh perusahaanya minggu ini.

"Pencekalan dilakukan atas perintah putra mahkota, tuan. Pihaknya menuduh ini sebagai karya palsu dan bajakan. "
Lapor salah satu anak buah Edward.

Ah.. Shitttttt. !!!
Edward mengumpat penuh frustasi.
Jadi Frederic benar-benar marah?

Drrtttt.... Drrtttt

Kini ia harus menunduk dan merajuk pada Frederic. Ah... Benar-benar sial!!!

Diseberang telpon....

Frederic masih diam memandangi handphone nya yang berbunyi. Tertera nama Edward disana. Ia tersenyum smirk sebelum mengangkat handphone miliknya.

Pria itu tak akan bisa lolos darinya.

"Baik... Aku salah. Aku minta maaf,  Eric. Tolonglah.. Lukisan itu sangat penting bagi perusahaanku!" Suara Edward dari seberang penuh frustasi.

Begitulah perasaanku kemarin. Pikir Frederic. Ia hanya ingin menyadarkan sepupunya bahwa masalah yang kita anggap ringan belum tentu ringan pula bagi orang lain.

Dan inilah caranya bernegosiasi dengan Edward. Pria itu tak mau bekerjasama jika tidak ditekan. Kemarin Frederic sudah bertanya baik-baik pada Edward tentang identitas gadis yang tidur dengannya. Namun Edward tak mau memberikan informasi sama sekali. Dan ini benar-benar membuat Frederic kesal.

Ia hanya ingin tahu kondisi gadis itu. Apa ia baik-baik saja?

"Berikan identitas gadis itu... "
Ucap Frederic datar namun penuh penekanan.

Aish.... Benar-benar!
Edward tak habis pikir mengapa sepupunya jadi begitu terobsesi dengan gadis itu. Dan sayangnya dirinya sudah berjanji pada Rebecca bahwa ia tak akan membuka identitas Aireeen.

"Kalau begitu jangan pernah berharap lukisan itu sampai ditanganmu!" ancam Frederic saat dirasa Edward masih tak berniat memberikan informasi itu.

Akhhh..... Ini membuat Edward frustasi. Ia bingung antara menepati janji atau menyelamatkan bisnisnya.

Namun akhirnya....

"Dia bekerja disalah satu hotelmu sebagai office girl....." ucap Edward kemudian.

Kini terbit senyum penuh kemenangan dibibir tipis Frederic.

===========Bakal ketemu nggak ya kira-kira? Vote dulu yukkkk😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===========
Bakal ketemu nggak ya kira-kira?
Vote dulu yukkkk😘

Crown Prince (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang