Aireen masih membeku tak percaya saat tahu bahwa pria kemarin malam adalah boss nya sendiri. Ia masih belum bisa menguasai dirinya saat tiba-tiba lampu kembali menyala. Dan ia melihat tatapan intim pria didepannya. Pria yang memiliki sejuta pesona namun seperti mawar berduri baginya.
Keindahannya mengundang semua wanita jatuh cinta. Namun sangat beresiko untuk didekati. Ia pria yang sangat kaya dan terhormat. Aireen seperti melihat langit karena harus menengadah. Namun ia memilih tertunduk.
Dan tatapan itu...
Membuatnya sakit.
Mengapa harus pria itu yang melihat bahkan yang membuat pengalaman buruk dengannya. Aireen semakin tak punya nyali bertatapan dengannya. Maka ia memilih pergi, mencari keberadaan kopernya. Dan sedikit lega saat melihat kopernya berada didekat meja bar.
Dengan langkah tergesa ia memungut dan membawa kopernya dengan kaku. Sekaku suasana diantara mereka saat ini.
Frederic tak bisa berkata-kata. Ia merasa ditolak mentah-mentah oleh gadis didepannya. Ia berharap, dengan kejujurannya setidaknya gadis itu mau membuka dirinya. Merasa lega dan bahagia karena pria itu ternyata dirinya. Namun sayang... Frederic justru melihat raut kecewa pada diri gadis itu. Perasaanya tak bersambut. Dan itu membuatnya tersenyum kecut. Baru pertama ia jatuh cinta dan langsung mendapatkan penolakan. Dan lagi-lagi gadis itu memilih pergi.
Frederic masih terpaku dikamarnya.
Ia berjalan lemas ke meja bar. Meneguk wisky dari Irlandia yang kemarin baru saja dikirimkan oleh koleganya disana. Minuman yang harusnya ia nikmati dengan menyesap sedikit demi sedikit kini ia teguk sekaligus untuk membasahi kerongkonggannya yang terasa kering. Sekering hatinya melihat gadis itu pergi.
Sementara.....
Aireen berjalan tergesa keluar dari halaman mansion besar itu. Terlihat sesekali ia mengusap air matanya. Air mata cerminan sakit dan kecewanya. Ia marah dan sakit dengan situasi ini. Ia tidak tahu penyebab kekacauan hati yang ia rasakan saat ini. Ia tidak tahu harus merasa malu, marah, atau justru senang mengetahui fakta bahwa pria yang menidurinya adalah boss nya sendiri.
Aireen marah karena harus berada pada situasi ini. Seandainya kakaknya tidak membuat masalah mungkin ia tidak harus menjual dirinya. Dan seandainya ia tidak menjual dirinya,
setidaknya.........
Walaupun dirinya gadis miskin namun ia masih bisa membanggakan dirinya didepan pria itu. Bahwa ia adalah wanita baik-baik.
Namun kini semua pupus sudah....
Tentu ia terlihat seperti gadis murahan. Gadis yang rela menjual harga diri dan kehormatannya demi sesuatu yang akhirnya tetap hilang. Apa Aireen masih punya muka berhadapan dengannya?Aireen benar-benar harus menelan semua penyesalannya yang menyesakkan dada.......
-------------------------
Hotel tampak sibuk hari ini. Akan ada rombongan tamu dari Cina yang menjalin kerjasama dengan dengan hotel tempat Aireen bekerja. Dan penandatanganan pakta kerjasama dilakukan dihotel ini.
Sebagian staff berdiri didepan hotel menyambut kedatangan rombongan yang sudah tampak di kejahuan.
Aireen dan teman-teman office girlnya berada agak jauh dari lokasi.
Namun mereka harus stanby disitu.Satu persatu pria elegan berdasi keluar dari mobil mewah mereka. Berjalan menuju ballroom yang sudah disiapkan. Dan di mobil terakhir, keluar sosok pria tampan tinggi dengan setelan jas elegan melangkah menuju pintu hotel.
Sosok yang sanggup membuat jantung Aireen berdebar seketika. Benarkah ia pria semalam? Melihatnya dari jauh membuat Aireen semakin menciut. Namun tetap saja ia tak bisa menghentikan debar jantungnya. Sementara sosok pria itu masih menjadi bahan bisikan teman-temannya karena berhasil membuat kagum seluruh wanita.
Ini sudah pukul 12.00 siang. Saatnya para staff beristirahat secara bergantian. Begitu juga Aireen. Namun sayang ia tak seberuntung temannya, karena manager menugaskannya untuk melayani tamu dikamar 309.
Aireen sudah curiga saat melihat Brush diluar kamar yang dimaksud. Apa ia harus melayani Ferderic? Dengan langkah ragu Aireen mendorong trolli makan siang ke kamar tersebut. Brush tersenyum padanya. Dan ia membukakan pintu untuk Aireen.
Langkah Aireen semakin ragu melihat sosok tinggi Frederic menghadap dinding kaca melihat pemandangan luar. Bahkan punggung pria itupun terlihat sangat menggoda untuk dilihat. Membuat dada Aireen semain berdebar hebat. Dan ia sangat membenci itu. Bagaimana ia sangat kesulitan menghentikannya?
"Makanan anda, tuan..! "
Tawar Aireen selesai mempersiapkan semuanya.Dan tanpa sadar kakinya refleks melemas saat sosok pria yang terlihat sangat elegan itu mendekat padanya.
Segera Aireen menunduk, ia tak mau pria itu melihat kenyataan ini. Bahwa dirinya menahan getar didada karena begitu terpesona dengan pria itu. Rasa yang ingin disembunyikannya rapat, namun hancur begitu saja saat pria itu tepat didepannya dan memaksanya untuk menatap karena sebuah kata perintah.
"Lihat diriku! "
Aireen tahu betul gesture kesopanan saat sedang berbicara dengan klien. Ia harus menatapnya sebagai bentuk penghormatan dan kesopanan. Maka, dengan mengumpulkan segenap keberanian akhirnya Aireen menatap balik pria bermata hazel itu.
Dan benar, aura pria itu membuatnya lumpuh seketika. Aireen tak bisa menguasai dirinya. Andai Frederic tak langsung menopang punggungnya, dipastikan Aireen sudah jatuh ke belakang. Dan sayangnya, pertolongan itu justru semakin membuat dadanya tak karuan. Detak jantungnya semakin tak terbendung tatkala menyadari dirinya berada di dekapan tangan Frederic. Ditumpuan tangan kuat pria yang hanya berjarak 5 centi darinya.
Wangi maskulin menyeruak dari tubuh yang sedikit terbuka dibagian atas pria itu. Ini semakin membius Aireen. Dan parahnya tubuh gadis itu terlihat sangat mendamba. Bahkan tanpa disadari, mata Aireen yang terlihat sayu pelan-pelan mulai menutup. Sementara bibirnya sedikit terbuka.....seakan ingin memberikan akses pria didepannya untuk segera menyentuh bibir itu........
==================
Maaf ya temen-temen...
Untuk cerita ini slow update beneran. Karena aku baru sibuk banget. Kasih bintang yuukkkk biar semangat lanjut. 🌟🌟 Makacih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince (on Going)
Romans(18+) "Jangan melihatku sebagai putra mahkota, lihatlah aku sebagai pria yang mencintaimu, maka aku akan sempurna bagimu...... " Frederic Lonkebelt. Ini adalah kisah perjuangan cinta anak manusia dari beratnya tahta yang tak pernah diinginkannya...