16. Awal baru

491 67 7
                                    


♡ Happy Reading ♡

"Terkadang ada hal menyenangkan yang tidak disadari"

{}-{}-{}

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.

Seira berjalan perlahan membuka tirai, dan langsung di suguhi pemandangan sunrise yang begitu indah. Namun wajah gadis itu masih tampak datar, tanpa ekspresi. Kemudian ia beralih menatap sekeliling kamar yang sekarang sudah menjadi tempat tinggalnya ini. Ia menghela napas berat, ia akan menetap disini sebagai seorang istri. Bayangkan saja, seorang istri karakter utama novel. Sulit dipercaya, namun benar terjadi.

Bagi Seira, tinggal di penthouse milik Regan adalah hal yang-

"Luar biasa!!!" Raut wajah Seira berubah gembira dalam seperkian detik. Sejenak menyingkirkan beban pikiran tentang rencananya untuk keluar dari dunia novel ini. Entah ini nyata atau tidak, tapi Seira merasa seolah diberi kehidupan baru lagi.

Seira menjatuhkan diri di kasur king size sembari tertawa pongah. Andai saja ia bisa mengajak keluarganya ke dunia novel ini ia bersumpah tidak akan keberatan jika terkurung selamanya dalam novel. Disini ia tidak perlu mencemaskan masa depannya akan seperti apa, ia punya segalanya di tempat ini.

Tubuh Seira berguling-guling ke samping dan karena tidak sadar dengan posisinya yang sudah di ujung, ia akhirnya terjatuh ke bawah. Hingga menimbulkan bunyi cukup keras. Seira memekik samar, namun tidak terlalu fokus pada rasa sakit di punggungnya akibat benturan jatuh dari kasur.

Fokusnya diambil alih oleh sebuah lukisan yang berada di langit-langit kamar. Ia baru tahu itu adalah sebuah lukisan setelah melihat jelas dari posisinya sekarang. Kemarin saat masuk ia tidak begitu memperhatikan karena terlihat seperti langit-langit kamar yang diberi warna elegan. Tapi ternyata bukan.

Itu adalah lukisan.

Lukisan yang menampilkan seorang wanita yang sedang...menangis? Hah? Dalam sekejap suasana horror menghampiri Seira yang meski mulai meinding tetapi tetap menatap lukisan itu. Rasa penasaran dan takjubnya lebih mendominasi saat ini. Wanita di lukisan itu menangis, dengan tangan memegang sebuah buku. Ah, Seira langsung mengambil kesimpulan bahwa wanita itu menangis setelah membaca buku di genggamannya?

"Apa yang terjadi?"

Seira mendongak masih dengan posisi berbaring, ke arah pintu kamar yang dibuka oleh seseorang. Bersamaan dengan itu muncul sosok Regan yang memegang kenop pintu. Pria itu mengenakan kaos putih dengan celana training, rambutnya setengah basah. Melihat pemandangan itu membuat Seira tanpa sadar menahan napas. Tampan sekali pemeran utama novel ini. Ini sama saja dengan cuci mata di pagi hari.

"Apa yang kau lakukan disitu?" Regan memutar bola mata dan bersandar pada dinding. "Kau terjatuh?"

Mendengar suara dingin sekaligus ketus itu membuat Seira ingin membatalkan rasa terpesonanya tadi. Yah, pria itu mempunyai fisik yang sempurna, tapi tidak dengan sifatnya.

"Regan, jangan sembarang memasuki kamarku!" Seira bangkit duduk, menatap kesal Regan.

"Kenapa?"

"Bagaimana jika aku sedang berganti pakaian tadi?"

"Kenapa?"

"Kenapa?" Seira meninggikan suara, tidak menyangka pertanyaan remeh seperti itu akan keluar dari mulut Regan. Sialan. "Kau bertanya kenapa?"

Regan terlihat mengernyit, sebelum memutuskan melenggang pergi dari kamar Seira. Pria itu berjalan santai tanpa menutup pintu meninggalkan Seira yang hanya bisa mengelus dada meredakan amarah. Rasanya selalu kesal saat bersama pria itu. Dia bahkan tidak menanggapi perkataan Seira lagi dan berlalu begitu saja mengabaikannya.

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang