Jaemin Eomma POV
Hari ini aku datang pagi-pagi sekali ke apartemen anakku di Seoul karena aku sangat merindukannya. Aku mendengar kabar baik darinya yang mengatakan bahwa ia akan menjadi salah satu model utama dalam sebuah event besar. Aku sangat bersyukur mengetahui bahwa karier anakku di dunia modelling berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Bagaimanapun, mana ada orangtua yang tidak senang saat anaknya sukses.
Tapi, apa yang kutemui pagi ini sangat mengejutkanku. Aku tahu, anakku bisa dikatakan sedikit cantik, hm, tapi mungkin sangat sedikit ya? Tapi jujur, aku tak pernah mengira bahwa ia gay. Saat aku sampai dan melihat apartemennya sedikit berantakan oleh pecahan vas bunga, aku langsung pergi ke kamarnya, berniat untuk memarahinya. Namun, semuanya kuurungkan saat melihat anakku tidur bersama seorang pemuda lain. Mereka berdua terlelap dengan posisi yang sangat romantis. Kepala anakku bersandar pada lengan dan bahu pemuda itu sedangkan tangannya terkulai di atas dada bidang pemuda berkulit pucat itu. Oh, betapa romantisnya. Persis seperti apa yang sering terjadi di dalam film.
Hm, sayangnya bukan hanya itu saja yang mengejutkanku. Mereka berdua bertelanjang dada. Dan apakah aku boleh menebak? Apakah mereka berdua telanjang? Apakah mereka telah melakukan sex semalam? Aish, aku sangat penasaran. Bagaimana tidak? Di sekujur leher dan dada anakku, aku sempat melihat banyak sekali hickey di sana. Tidak mungkin kan kalau mereka melewatkan malam tanpa terjadi apapun? Aigoo, kenapa aku jadi pervert seperti ini.
Walaupun masih shock dengan kejadian tadi, beruntunglah kesadaranku segera kembali. Aku keluar dari kamar sambil menutup wajahku yang memerah karena malu. Kudengar anakku berteriak tak lama setelah aku keluar. Apakah dia juga malu? Malu bahwa ibunya mengetahui hubungannya dengan kekasihnya? Aish anak itu.
End of Jaemin eomma POV
🎬🎬🎬
Jaemin melotot horor saat melihat Jeno tidur di sampingnya dalam keadaan telanjang dada dan tangannya yang melingkar manis di pinggangnya. Dan karena teriakannya itulah, pemuda bermata sipit itu balik menatapnya dengan tatapan yang menyuruhnya diam sebelum akhirnya tangan pemuda itu membekap mulutnya. Ditariknya pemuda imut yang ada di hadapannya ke dadanya sambil berbisik pelan,"Berhentilah berteriak. Jangan katakan apapun pada ibumu tentang apa yang telah kulakukan padamu."
Tangan Jaemin berusaha membuka bekapan itu, namun gagal karena Jeno jauh lebih kuat darinya. Tapi, beberapa saat kemudian model berkulit pucat itu melepaskan tangan yang menutupi mulut Jaemin itu, kemudian diciumnya pundak serta leher pemuda yang ada di dekapannya itu membuat Jaemin sedikit mendesah.
"Jeno-ya, hentikan!" dia mencoba berkata dengan lirihnya takut kalau Jeno akan melakukan hal yang lebih.
"Wae? You don't like it?" Jeno kembali menggigit kecil pundak Jaemin.
"Please, eomma ada di sini. Jebal hentikan!" pintanya.
"Geurae, just this once," Jeno melepaskan pelukannya di tubuh Jaemin dan beranjak menuju kamar mandi.
Setelah keduanya mandi dan berjalan keluar dari kamar, mereka menemukan ibu Jaemin sedang menyiapkan sarapan di dapur. Kelihatannya perempuan setengah baya itu telah membersihkan ruang tengah yang semalam penuh dengan pecahan kaca akibat amukan Jeno.
Perempuan dengan rambut pendek berombak itu segera menatap kedua model yang berjalan ke arahnya. Jaemin mengenakan sweater lengan panjang yang menutupi lehernya sedangkan Jeno memakai kaos yang diambilnya dari lemari pakaian di kamar Jaemin.
"Eoh, kenapa kalian sudah keluar?" sambil terus mengaduk-aduk kuah kimchi jjigae di dalam panci, Jaemin eomma berkata.
"Eomma, kenapa datang kemari?" Jaemin segera saja memeluk ibunya dari belakang. Dia sangat merindukan ibunya. Terutama setelah ia menerima perlakuan tidak senonoh dari Jeno yang membuatnya hampir gila. Ia sangat ingin mengadukan semua yang ia alami. Ia ingin ada orang yang bisa memberinya perkataan menenangkan, tapi rasanya itu semua sudah tidak mungkin terjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/284023814-288-k482830.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞That Should Be Mine (Nomin)🔞
FanficSeorang pemuda yang tak sadarkan diri terbaring tak berdaya di atas sebuah tempat tidur. Tubuh tanpa busananya tampak penuh luka lebam. Seprai yang awalnya menutupi seluruh permukaan tempat tidur, kini berantakan dan dipenuhi dengan bercak darah kem...