Pemuda bermata sipit menatap sosok yang masih terlelap di sampingnya. Sosok pemuda tampan yang wajahnya penuh dengan kedamaian. Hanya dengan menatap wajahnya saja, Jeno merasa bahwa apa yang baru saja terjadi bukanlah hal yang besar. Dia tahu bahwa Renjun pasti akan melakukan sesuatu mengetahui Jeno sudah kembali ke Korea, terlebih lagi ia sedang bersama dengan Jaemin. Tapi, dia sudah berjanji pada Jaemin bahwa ia akan selalu bersama kekasihnya dalam keadaan apapun.
Jemarinya bergerak ke arah wajah pemuda bermarga Na dan disibaknya beberapa helai rambut yang menutupi dahinya. "Jaemin-ah, I'll keep my promise."
"Tentu kau harus menepatinya Lee Jeno. Kau sudah berjanji dan kau akan dikutuk jika kau melanggarnya," suara berat Jaemin mengejutkan Jeno yang langsung saja menarik tangannya dari pipi Jaemin. Sang supermodel membuka matanya dan melemparkan senyum jahilnya pada pemuda bermata sipit yang salah tingkah.
"Kau sudah bangun?"
"Tentu," Jaemin segera duduk dan mengecup pelan bibir merah muda Jeno,"Morning kiss Jen," ucap Jaemin sambil terkekeh pelan melihat kekasihnya melongo.
"Why? Kau tak suka?" Jaemin bertanya setelah beberapa saat Jeno hanya terbengong saja.
Pemuda yang sudah beralih profesi itu cepat-cepat menggelengkan kepalanya sambil gelagapan berkata,"Ani. Tentu aku menyukainya. Tapi, apakah kau baik-baik saja melakukannya?"
"Jen, aku sudah memimpikan melakukan ini dari dulu. Memulai hari dengan morning kiss untuk jimat keberuntungan. Itu hal yang sangat romantis. Dan kau tahu? Aku sangat bahagia saat aku benar-benar bisa mewujudkan impianku itu."
"Jincha?"
Jaemin mengangguk. Senyumnya memperjelas semuanya. Jeno menarik tubuh Jaemin ke dalam pelukannya dan mengecup pelan puncak kepala sang model,"Gomawo, geurigo saranghae."
"Nado saranghae Jen."
🌼🌼🌼
"Jeno?" pemuda pendek itu bertanya lirih seolah tak percaya dengan suara yang didengarnya dari ujung telepon. Kekasihnya yang sedang mendapatkan pemeriksaan oleh dokter segera menoleh mendengarkan nama yang sudah empat tahun tidak terucap oleh siapapun.
"Jeno? Yah Lee Jeno! Apa kau tidak mau mengangkat telepon dariku? Aish Lee Jeno sialan!!" Renjun berteriak kesal seorang diri ketika mengetahui Jeno memutuskan sambungan telepon."Babe?" Lucas memanggil pelan nama kekasihnya itu dan pemuda itu menyadari bahwa ia telah berteriak-teriak saat ada dokter dan perawat di ruangan itu.
"Ah, mianhae," pemuda yang kini berambut kecoklatan itu membungkuk pelan karena malu dengan kelakukan kekanakannya. Setelah dokter dan perawat pergi meninggalkan ruangan di mana Lucas dirawat, sang empunya ruangan segera menatap kekasihnya seolah meminta penjelasan.
"Explain it! Kenapa kau menyebut dan memanggil nama Jeno barusan?" Renjun bergeming. Haruskah ia menceritakan bahwa saat ia menelepon Jaemin, bukan sang model yang mengangkat tetapi Jeno. "Huang Renjun jelaskan semuanya!" Lucas yang terkenal sangat ceria dan jarang berteriak itu akhirnya meledak dan meluapkan kekesalannya pada kekasihnya. Ia tahu maksud dan tujuan Renjun itu baik, tapi ia sudah tidak tahan melihat Jaemin menderita.
"Babe," Renjun berjalan dengan pelan ke ranjang di mana Lucas terbaring.
"Maaf karena telah berteriak padamu baby, tapi tolong katakan dengan jujur apa yang barusan kau dengar? Kenapa kau menyebut nama Jeno? Bukankah barusan kau mengatakan bahwa kau akan menelepon Jaemin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞That Should Be Mine (Nomin)🔞
FanficSeorang pemuda yang tak sadarkan diri terbaring tak berdaya di atas sebuah tempat tidur. Tubuh tanpa busananya tampak penuh luka lebam. Seprai yang awalnya menutupi seluruh permukaan tempat tidur, kini berantakan dan dipenuhi dengan bercak darah kem...