Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ke-360,
Apa kamu tahu? Mawar merah sebenarnya merupakan mawar putih, yang dimulai oleh Dewi cinta Yunani, Aphrodite. Pada awalnya, mawar putih suci disirami air mata sang dewi, kemudian dilumuri darah kekasihnya yang bernasib buruk, Adonis.
- Kenanga, 8 September 2021
Kamar Pasien, 13 September 2020
"Kei," kau memanggil namaku. Dan setelah ini, kata itu tidak akan terucap kembali.
Kurang dari lima menit, suaramu tidak akan berarti apa-apa. Semua hanya berlalu bagai memori. Untukmu dan untukku.
"Kei,"
Kau berkata lagi, dan aku tak kuasa menahan beban serta lelah. Tubuhku terjatuh perlahan, membaringkan kepalaku di atas perutmu yang terbaring di kasur.
Aku bergetar menahan tangis, sedangkan kau hanya terdiam.
Bagaimana bisa kau hanya terdiam?
"Kei,"
Kali ini kau mengatakan lebih.
"Kita akan baik-baik saja," tanganmu meraih punggungku. Hangat. Dingin. Tidak ada yang baik baik saja, ingin aku berkata bahwa kau naif. Bahwa kamu hidup dalam imajinasi.
"Kau akan baik-baik saja." Ucapmu lembut.
Jakarta, 8 September 2021
"Kei," tubuhku spontan menoleh.
"Hai," balasku.
Ada berbagai macam cara dan alasan manusia tertawa. Akan tetapi, manusia tertawa bukan hanya untuk bahagia.
Manusia juga tertawa untuk lukanya yang sudah lama terluap tetapi tidak usang juga.
Ketika dunia telah ramai terlelap oleh hampa, manusia ini adalah salah satu dari sedikitnya manusia yang tidak bisa tertidur.
Namanya Sally, ialah teman yang membantuku selamat dari masa-masa kasmaran anak SMA.
Seperti biasa, ia selalu tampil cantik. Aku pernah membuat daftar tentang tiga orang paling elegan yang pernah kutemui:
1. Ibu 2. Sally 3. Kamu
Dan seperti biasa, ia selalu tampil menawan.
"Kei, kamu harus berhenti menyirami bunga yang telah mati."
"Aku tahu, aku tahu."
Aku ingat betapa kamu menyukai kisah-kisah mitologi Yunani. Aku membuatkanmu taman bunga mawar, surga dunia penuh karya dewi cinta dan asmara, Aphrodite dan kekasihnya.
Mawar merah menjadi simbol cinta dan gairah yang tak ada habisnya, melambangkan tragedi besar, seperti kematian akhir.
Aku hanya... berharap bisa menunjukkannya kepadamu lebih cepat.
Merah tua telah memudar, tanaman ini perlahan layu meninggalkan semesta.
Sally bilang, aku memang bukan yang terbaik dalam hal melepaskan.
Sering kali aku bertanya, pada diriku ataupun pada dewa-dewi, mengapa secepat ini?
Kau tahu, meskipun jiwamu telah tiada, kau adalah satu satunya orang yang ingin kujaga dengan segenap jiwaku.
"Sal," ada seorang anak di kelas kita saat SD, ia bertanya, jika kuingat dengan jelas, pertanyaan yang ia maksud adalah duka dan kehilangan, mungkin seperti ini:
"mengapa selalu hal-hal terbaik yang terjadi dalam hidup kita adalah yang pertama akan diambil dari kita?"
Saat itu aku tidak peduli dengan pertanyaan itu. Omongannya adalah omong kosong anak SD. Ia sudah terkenal sok pintar dan sok tau. Pencari perhatian yang suka menjilat guru.
"Karena dewa iri dengan kita," jawab Sally.
"Mereka tidak bisa merasakan kehilangan, padahal diri menginginkan. Untuk sekali, mereka ingin istirahat. Maka dilampiaskan amarah pada kita, makhluk tanah. Mereka memetik bunga-bunga terindah. Menanam sayatan duka dalam hati."
Siapa sangka para dewa yang telah lama kita puja begitu egois.
Siapa sangka anak sok pintar yang tidak disukai seluruh kelas saat itu menjadi teman hidupku? teman yang berbagi cerita dan menjadi penasihat pribadiku.
Ia bukannya suka menjilat, ia hanya berpikir lebih luas. Namun, lagi lagi ia sendirian di dunia yang hampa.
Anak sok pintar itu memiliki namamu.
Manusia, apa kamu tahu? Kalau semesta adalah hal paling misterius.
Apapun yang terjadi di kedepannya, harus sesuai dengan kehendaknya.
Baik atau buruk, hitam atau putih, luka atau pulih, tertawa atau terisak, semesta akan terus menang.
Padahal, hati manusia rapuh.
Aku mengerti semuanya sekarang. Tapi.. kenapa rasanya begitu tidak adil?
Kenapa kamu harus menjadi bunga yang begitu indah?
