2.19 ° takut

2.3K 205 14
                                    

1 bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 bulan kemudian.

pagi ini Naven berada di dapur sedang memasak makanan ringan, sebenarnya sarapan sudah siap, tapi dia ingin memakan makanan lagi, karna perutnya terasa lapar.

mengingat usia kandungannya yang sudah mulai mendekati bulan nya, Naven sekarang jadi lebih banyak makan, pipinya juga mulai menjadi chubby, dan Jason sangat suka akan hal itu, walaupun kehamilan kali ini membuat Naven selalu merasakan sakit dibagian perutnya.

"Jian, Jean jangan lari lari sayangg," ucap Naven yang mendengar Jian dan Jean berlari lari di belakang tanpa menoleh ke arah belakang.

beberapa menit kemudian Naven selesai memasak dia tersenyum dan berniat membawa masakannya di meja makan.

bruk!

"awh, siapa yang mainan sabun disini," ucap Naven sembari melihat ke arah sekitar, Naven terpeleset, dan untung saja kakinya dapat menahan tubuhnya.

"mass, shh," teriak Naven.

"kenapa dek?" tanya Jason dan berlari ke dapur saat mendengar teriakkan istrinya itu, "astaga kamu kenapa sayang???!" Jason membantu Naven untuk berdiri dan memapahnya.

"kaya nya si kembar mainan sabun mas, aku kepeleset tadi," ungkap Naven.

"astaga, tapi kamu gapapa kan? perut kamu? ada yang luka?? sakit? kita ke dokter ya?" panik Jason.

"sstt, aku gapapa mas, cuma kaya nya kaki aku terkilir sedikit, anterin aku ke kamar ya?" Jason menganggukkan kepalanya dan langsung menggendong istrinya itu ke kamar dan menidurkan nya di kamar.

"kalo ada yang sakit bilang dek, saya panggilin dokter ya? atau tukang pijit? jangan diem aja sayang, aku gamau kalian kenapa napa, aku suruh bibi buat bersihin dapur nanti," celoteh Jason.

"astaga mas.. aku gapapa, cuma kaki aku aja terkilir kaya nya, perut aku juga gapapa, baik baik aja, cuma nyeri dikit aja, biasa mungkin dedek kaget," ungkapnya.

"sama aja dek, saya panggilin dokter ya?" Naven menggelengkan kepalanya lalu menggenggam tangan Jason dan tersenyum.

"gausah se panik itu mas.. aku beneran gapapa, sini deh boboan samping aku," titah Naven.

Jason pun menurut dan mencoba untuk tenang, dia mendekap tubuh Naven dengan sangat erat, dia sangat takut istrinya itu kenapa napa.

"lain kali hati hati dek," lirih Jason.

"astaga mas.. gausah nangiss, aku gapapa, jangan nangis ih," Naven menghapus air mata Jason lalu mengecup pipi nya "cup cup, aku gapapa,"

"ya gimana ga nangis coba! coba bayangin aja kalo gaada saya tadi, kamu mau manggil siapa? bibi lagi ada di belakang ga bakal denger, si kembar juga ga mungkin bisa mapah kamu," tangis Jason malah semakin menjadi, kini dia menangis di dada milik istrinya, sangat menggemaskan.

"iya mas iya.. aku bakal lebih hati hati lagi nanti, udah  ya jangan nangis? malu tuh sama dedek, dia juga ga kenapa kenapa kok, mas yang nangis si, udah cup cup cup," Naven mempuk² pipi suaminya itu pelan dan menenangkannya.

"lain kali hati hati," ucap Jason sekali lagi.

"iya mas iya.. aku hati hati, orang akunya gak kenapa kenapa juga, udah ya?" Jason menganggukkan kepalanya.

tidak lama setelah itu bell rumah berbunyi, Jason pun memilih untuk membuka pintu dan lihat siapa yang datang pagi pagi begini.

"loh paket? oh iya," ternyata itu kurir paket, Naven bilang katanya dia memesan beberapa perlengkapan bayi, karna sudah mau masuk bulannya untuk dia melahirkan sebentar lagi, Naven sedikit demi sedikit membeli perlengkapan bayi.

"siapa mas?" tanya Naven saat melihat Jason kembali ke kamar.

"paket dek, peralatan bayi," Naven mengangguk anggukkan kepalanya.

"pinggang aku pegel banget mas," keluh nya.

"mau mas pijitin?"

"boleh.. ga keberatan kan?"

"nggak sama sekali, sini,"

Naven pun duduk dan membelakangi Jason, sedangkan Jason mulai memijat pelan pinggang Naven.

"mas.. aku takut.." ucap Naven tiba tiba.

"loh takut kenapa sayang?"

Naven menghela nafas nya kasar lalu kembali membalikkan tubuh nya untuk menghadap suaminya lagi.

"aku takut mas.. persalinan nanti pasti sakit," ungakapnya.

Jason tersenyum lalu mendekat ke arah Naven "sini peluk mas," katanya, Naven hanya menurut, dia pun menggeser badannya dan memeluk suaminya itu dengan sangat erat dan nyaman.

Jason mengarahkan tangan nya untuk mengusap perut buncit milik istrinya yang kini sudah mulai ada pergerakan pergerakan kencang dari sang bayi dan itu terkadang membuat perut Naven terasa keram.

"mas ada disini, di samping adek, jadi.. kalo adek sakit, adek bolehh mukul mas, nyakar mas bahkan gigit mas, salurin rasa sakit adek ke mas pas persalinan nanti ya? gausah takut, mas selalu sama adek, selalu genggam tangan adek," Jelas Jason sembari meraih tangan Naven untuk di genggam sangat erat.

"iya mas.. tapi tetep aja aku.. aku takut," ungkapnya.

Jason tersenyum, dia tau bagaimana perasaan istrinya sekarang, rasa takutnya pasti melanda, tapi Jason harus terlihat tenang untuk menenangkan istrinya itu.

"kamu mau anak kita lahir kedunia kan?" ucap Jason.

Naven beralih menatap Jason lalu menganggukkan kepalanya perlahan, pertanyaan macam apa itu? tentu saja Naven mau anaknya itu lahir dengan sehat dan sempurna.

"nah.. makanya itu, kamu harus ngerasain sakit dulu biar dedek nya bisa keluar," kata Jason sembari mendekap tubuh Naven.

Naven mengeratkan pelukan pada leher Jason karna dia merasakan perutnya sangat keram, mungkin akibat memikirkan hal takut, makanya itu berimbas pada bayi.

"kenapa dek?"

"sebentar mas.. p-perut aku keram," ungkapnya sembari mengatur nafas nya perlahan dan tenang.

"tuhkan.. jangan banyak mikir ya? kasian dedek nya, kasian kamu juga jadi keseringan keram perutnya," Naven menganggukkan kepalanya masih mengatur nafas nya, perutnya benar benar keram.

"sakit mas," ungkapnya.

"jangan jangan kamu mau ngelahirin dek??!" cetus Jason.

plak!

Naven menggeplak kepala Jason,sang empu hanya meringis pelan "jangan ngada ngada kamu mas! belum bulannya," omel Naven setelahnya dia pun mengatur nafas kembali.

"ya kan kali aja gitu.. yaudah kamu istirahat gih, jangan cape cape, aku gamau kamu gini terus," katanya dan perlahan membaringkan Naven di kasur lalu menarik selimutnya.

"iya bawel,"

"saya mau nyuruh bibi untuk bersihin dapur dulu, nanti kalo kamu kepleset lagi kan berabe, lagian itu bisa bisanya si kembar mainan sabun, gimana ceritanya si," gerutu Jason sembari meninggalkan kamar.

Sedangkan Naven hanya terkekeh mendengar suaminya itu menggerutu sedari tadi, ntah kenapa sangat menggemaskan saat Jason terlihat khawatir akan keadaan Naven, Naven sangat suka akan hal ini, ntah kenapa.

"mas kenapa lucu banget si?" monolog Naven sendiri saat Jason sudah benar benar hilang dari pandangan Naven.

Naven pun memilih untuk tidur kembali dan perlahan memejamkan matanya.

TBC
author pengen Naven nya lahiran normal gapapa ya? :) yang gak suka bisa skip aja okay? sekian.

[✔] Loving You | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang