#Ascian

54 5 50
                                    

"Aku tidak suka dengan sikapmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak suka dengan sikapmu."

"Aku tidak akan meminta maaf."

Keduanya menatap wajah satu sama lain dengan sengit. Nuansa di sekitar mereka juga seperti terkena kobaran bara api yang sedang panas-panasnya.

Brak.

Suara tangan yang beradu dengan meja makan menjadi berkali-kali terdengar lebih keras karena keheningan, semua orang menahan napasnya saat sang putri berdiri dari duduknya dan meninggalkan ruang makan. Gaunnya yang mewah berkibar karena langkah kaki yang melangkah dengan penuh keanggunan kini menjadi penuh tekanan dan penuh tekad.

Saat salah seorang dayang ingin mengejar sang putri, sang raja berkata,"Biarkan dia kembali ke kamarnya."

Tidak ada yang berani bergerak di sana selain sang raja yang menyaksikan kakaknya berlalu dari ruang makan kerajaan dalam keadaan terbakar amarah. 

Keputusannya sudah bulat. Ia tidak akan membiarkan kakaknya keluar dari area kerajaan di saat keadaan genting seperti ini. Musuh bisa saja menyerang saat kita sibuk menarik napas dan berkedip dalam persiapan Konfederasi Kerajaan. Ia tidak akan membiarkan setiap kemungkinan yang membuat keluarganya dalam keadaan bahaya. Apalagi membawa kakaknya dalam Konfederasi Kerajaan. Sungguh bukan sebuah pilihan.

"Aku juga tidak suka dengan Ayah."

Alis kanan sang raja naik keheranan. Anaknya, yang bahkan kakinya saja belum bisa menyentuh tanah saat duduk di kursi, baru saja mengatakan bahwa ia tidak suka dengan ayahnya.

"Maafkan aku putriku. Suka tidak suka tapi aku tetap Ayahmu." Bibir sang raja menyunggingkan senyum.

Bibir sang putri mahkota mencebik tidak suka. Walau sedikit kesulitan tapi ia bisa turun sendiri dari kursinya yang terlalu tinggi untuk tubuh kecilnya itu. Lalu ia segera berlari meninggalkan ruang makan mengikuti jejak sang putri.

Sepertinya keputusannya tadi membuat dua wanita yang penting baginya sangat marah.

Siapa yang tidak marah saat dirinya dilarang untuk ikut berpetualang lagi dengan teman kesayangannya si penjaga kuda.

Jaehyun ikut meletakkan alat makannya. Nafsu makannya langsung surut saat ditinggalkan semua orang begini. "Antarkan makanan ke kamarnya satu jam lagi. Aku yakin ia akan kelaparan." Ucapnya setelah melihat kondisi piring anak semata wayangnya.

"Baik, Yang Mulia." Jawab para pelayan dengan segera.

Mau tidak mau ia harus tegas dan sedikit keras untuk putri kecilnya karena ia tak ingin putrinya dalam keadaan bahaya. Selama ini Jaehyun tidak pernah melarang Jaina untuk bereksplorasi semaunya, tapi seperti pemikiran awalnya, ia harus menjaga keluarganya dalam keadaan kritis sekalipun kerajaannya terkenal akan armada perang yang kuat.

Tidak ada yang meragukan kekuatan pertahanan Ascian. Strategi yang selalu efektif, dipadukan dengan pasukan yang kuat, serta kemampuan menghilang dan berdiam diri seperti sang malam menjadikannya kerajaan yang ditakuti. Seperti mendengar longlongan serigala di tengah hutan yang pekat di malam hari.

SELCOUTH [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang