#Leucaspis

147 10 54
                                    

Menteri Pertahanan dan Menteri Pertanahan Kerajaan Leucaspis sedang bersimpuh dan menunduk di hadapan Yang Mulia Johnny, pemegang takhta tertinggi, raja kerajaan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menteri Pertahanan dan Menteri Pertanahan Kerajaan Leucaspis sedang bersimpuh dan menunduk di hadapan Yang Mulia Johnny, pemegang takhta tertinggi, raja kerajaan ini. Ketiga kalinya dalam satu bulan ini mereka memberikan kabar perihal gejolak di perbatasan timur kerajaan yang terjadi karena perebutan lahan gandum antara penduduk asli dan pendatang.

"Bangunlah. Aku tidak mengatakan kalian berdosa atas konflik yang terjadi." Raja Johnny menatap dua menterinya yang tidak berani mengangkat wajah di hadapannya.
"Ayolah Menteri Choi dan Menteri Park."

Kedua menteri itu lantas berdiri mengikuti titah Sang Raja. "Maafkan kami Yang Mulia atas konflik berkepanjangan ini."

Johnny hanya tersenyum lalu mengangkat tangannya agar sekretaris kerajaannya mendekat. "Aku rasa kau perlu memanggil dokter kerajaan untuk meluruskan dahi mereka yang berkerut. Aku takut itu akan menjadi penyakit."

Sang sekretaris menarik garis tipis, ikut tersenyum saat sang Raja membuat lelucon. Rajanya ini memang tidak bisa bersikap kaku sepanjang waktu walaupun sedang mengurusi masalah kerajaan, kecuali saat keadaan benar-benar genting dan membutuhkan pengendalian yang ketat. Sangat berbeda dengan mendiang raja terdahulu yang hampir tidak pernah dilihatnya tersenyum. "Akan hamba sampaikan kepada dokter kerajaan atas permintaan Yang Mulia ini." Katanya lalu kembali menyingkir ke sisi Sang Raja.

Johnny membuka perkamen yang ada di mejanya. Ia menyisir sejenak, setelah semalaman mendalami perihal ini, untuk memberikan pendapat. "Menurutku akan lebih bijak kalau kita mengurus terlebih dahulu surat-persuratan untuk kepemilikan lahan warga terdahulu dengan mengusut bukti yang ada. Lalu baru kita urus kependudukan warga baru dan lahannya agar adil untuk semua."

Sekretaris Kim mencatat semua yang telah dikatakan rajanya.
Sedangkan kedua menteri yang berdiri di depan sang raja mengangguk patuh.

"Bagaimana menurut kalian?"

"Hamba akan menghubungi Menteri Kependudukan dan melaksanakan perintah Yang Mulia Raja." Menteri Park kembali menundukkan kepalanya memberi hormat.

"Kalau begitu aku rasa rapat kita bisa kita akhiri sampai di sini. Terima kasih telah mrmbantuku mengurus rakyat Leucaspis. Aku mohon bantuan untuk seterusnya kepada kalian semua." Johnny tersenyum lalu mempersilahkan kedua menterinya keluar dari ruang kerja.

Kini di dalam ruangan itu hanya ada dirinya dan sekretaris andalannya.

"Tolong jangan ingatkan aku soal jadwalku selanjutnya Jungwoo. Percayalah aku sudah lelah hari ini." Johnny meletakkan kepalanya di atas meja kerjanya menghindari tatapan mata Jungwoo yang bersiap akan menyebutkan serentetan jadwal kerjanya.

"Mohon ampuni hamba Yang Mulia, karena hamba akan tetap mengingatkan bahwa sore ini akan ada rapat dengan perwakilan dari Kerajaan Trathuil." Jungwoo sedikit tersenyum melihat rajanya mengeluh seperti anak kecil.

Mereka memang sudah lama bersama. Jungwoo tumbuh besar dengan memperhatikan pertumbuhan sang raja sejak masih kecil. Di saat Jungwoo harus selalu berada di samping Ayahnya untuk bersiap menjadi pengganti tangan kanan raja, sang raja muda saat itupun juga tengah dipersiapkan untuk menjadi pengganti raja terdahulu. Bedanya, Jungwoo muda tidak pernah terlihat mengeluh walau ia harus melalui pendidikan yang berat dan banyak. Ia hanya akan menangis sendirian di kamarnya jika benar-benar merasa tertekan. Tapi Johnny muda saat itu sering sekali melarikan diri di tengah pelajaran hingga seluruh penjaga kebingungan mencari Johnny muda yang pandai bersembunyi.

SELCOUTH [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang