#Reflet

59 6 39
                                    

"Sudah kau selesaikan pengembangan untuk penawar racunnya?" Raja Reflet menyugar rambutnya yang lembut ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah kau selesaikan pengembangan untuk penawar racunnya?" Raja Reflet menyugar rambutnya yang lembut ke belakang. 

Sang peneliti menyerahkan perkamen berwarna biru ke hadapan sang raja dan kembali mundur ke tempat ia berdiri tadi. "Hamba masih dalam tahap 2, Yang Mulia. Racun terbaru ini rupanya agak sedikit susah untuk diekstrak menjadi penawarnya."

Dahi sang raja berkerut. "Sudah dua bulan kau meneliti ini Dokter Park." 

"Hamba mohon maaf telah membuat Yang Mulia Raja menanti dengan begitu lama." Dokter Park membungkukkan badannya. 

"Bagaimana dengan pengembangan obat luka luar untuk para prajurit?" sang Raja mengambil perkamen lain dan membukanya.

"Kami sudah melakukan uji coba pada para kuda yang terluka saat latihan dan efeknya sudah menunjukkan kemajuan kesembuhan yang pesat, Yang Mulia. Hamba rasa obat ini siap diujicobakan pada para prajurit." 

Kun menganggukan kepalanya yang kini berhiaskan mahkota emas setelah tadi ia lepas sementara. Ia menyuruh sekretarisnya untuk mengambil perkamen yang telah ia setujui dan menyuruh Dokter Park untuk kembali pada kegiatannya. Ia tidak ingin terlalu lama menahan orang sibuk itu dalam ruang kerjanya karena Reflet membutuhkannya.

"Yang Mulia." Doyoung menyerahkan perkamen lain dengan warna ungu yang elegan. "Ada surat datang dari Trathuil."

Kun menjentikkan jarinya. "Ah sudah saatnya rupanya." Dia membuka perkamen itu antusias. "Apa saja kiranya kali ini yang disiapkan oleh Leucaspis dan Ascian?" Sudut bibirnya tertarik tipis. 

 "Apa hamba harus mengirim seseorang, Yang Mulia?"

Kun mengangkat tangannya. "Tidak perlu. Cukup senjatai pasukan kita seperti biasanya. Aku kurang suka terlihat ikut-ikutan." 

"Baik, Yang Mulia." Doyoung kembali ke posisinya. Lalu mencatat hal apa saja yang akan ia lakukan nanti sesuai titah sang raja. 

Rajanya tampak berpikir dengan dahi berkerut dan kedua tangan menopang dagu. Mahkotanya tampak berkilauan dengan dukungan sorot alami sinar matahari yang masuk melalui celah hiasan langit-langit.
Kun menimbang dengan serius. Dalam pertemuan kali ini kerajaannya pasti akan masuk ke dalam pokok bahasan mengenai setiap pengembangan medis yang ada. Dia harus mencari cara bagaimana agar ia dapat melindungi harta berharga mereka dari kerajaan lain. Cukup dengan membisniskan beberapa obat dan racun saja, lalu menyimpan racun mematikan serta obat mujarab untuk mereka sendiri.
Tapi bagaimana caranya mencegah rumor keluar disaat negaranya yang kecil terhimpit diantara penguasa tanah Leucaspis dan sang malam Ascian yang jauh lebih handal dalam memasukkan mata-mata?

Buku-buku tangan Kun ikut memutih menunjukkan tekanan yang ia rasakan.

"Yang Mulia." Doyoung yang mereasa khawatir menarik kembali rajanya dari ruang berpikirnya sendiri.

Kun berdiri dari kursinya. "Aku akan menjenguk Ibunda Ratu. Katakan pada Menteri Dalam dan Luar negeri untuk menemuiku setelah makan malam."

"Hamba laksanakan, Yang Mulia." Doyoung menunduk dengan tangan di dada sampai Kun benar-benar meninggalkan ruang kerjanya.

SELCOUTH [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang