46

4.5K 237 32
                                    

Assalamualaikum

*

*

*

Happy Reading

Kali ini Afifah, Bian, Ansel, Rio dan Iza sedang berada di café milik Bian, sekedar ngumpul. Bian, Ansel dan Rio berada di satu meja, sementara Afifah dan Iza berada di meja lain. Sengaja misah memang, karena para lelaki sibuk bermain Hp yang di miringkan.

Afifah dan Iza sudah sangat akrab sekarang. "Za, nanti sahabat aku yang dari Jogja mau nyusul kesini loh," ujar Afifah dengan sangat gembira.

"Wahhh boleh kenalin ke aku ngga?" Tanya Iza takkaalah antusias.

"Boleh banget dong, dia bilang sih lagi perjalanan kesini, bentar lagi mungkin sampai," ucap Afifah.

"Dari Jogja langsung ke sini?" bingung Amara.

"Ngga sih, katanya dia udah satu hari menginap di rumah Mbaknya," sahut Afifah.

Mereka melanjutkan mengobrol tentang apa saja yang bisa di obrolin. "Assalamualaikum huh diluar pansanya minta ampun!" ucap seseorang yang baru saja datang siapa lagi kalau bukan Amara.

"Wa'alaikumsalam," sahut Afifah dan Iza bersamaan, sementara para lelaki masih fokus dengan Hp masing-masing.

"Amara, ayo duduk. Kamu mau minum apa? Sama makan apa? Gratis kok tenang aja," ucap Afifah antusias.

Amara duduk. "Minumnya apa aja lah, aku ngga kepengin makan Fah udah kenyang di rumah Mbak udah makan banyak banget tadi. Ini siapa Fah?" Tanya Amara kepada Afifah.

"Astafirullah sampai lupa ngenalin. Iza ini sahabat aku yang tadi aku ceritain namanya Amara. Nah Amara ini Iza sahabat aku juga istrinya Ka Rio. Kamu pasti tau lah yang mana Ka Rio, kan sama Ka Bian sama Ka Ansel udah kenal, nah itu sisanya Ka Rio," tunjuk Afifah kepada lelaki yang sedang asik dengan dunianya sendiri.

Amara dan Iza saling berjabat tangan dan mengucapkan namanya masing-masing. "Salam kenal Iza, aku sahabatnya Afifah, kalau kamu mau kamu juga bisa jadi sahabat aku hehe," tawar Amara.

"Wah akum au, mau banget malah salam kenal juga Amara," sahut Iza antusias.

"Aku pesenin minum dulu ya Ra, bentar," Afifah berlalu ke meja kasir untuk memesankan Amara minuman juga meminta cemilan yang tersedia. Semenjak café Bian menambahkan menu baru pelanggan semakin ramai.

"Ini minumnya dan ada sedikit cemilan hehe," ucap Afifah menata makananya ke atas meja.

"Ngrepotin aja," ucap Amara.

"Enga lah. Ini kamu sengaja datang ke Jakarta buat jenguk keponakan apa ada perihal lain?" Tanya Afifah penasaran.

"Ya jenguk keponakan sama mau ngasih ini," Amara mengeluarka sesuatu dari dalam tas.

"Undangan? Amara dan Ali? Maksudnya kamu nikah?!" ucap Afifah dengan keras dan membuat para pengunjung memperhatikan Afifah dan ketiga lelaki yang mendengarnya pun menghentikan aktifitasnya.

Merasa di perhatikan Afifah segera meminta maaf.

"Afifah malu-malu in," gerutu Amara.

Bian menghampiri Afifah, setelah kejadian itu bian menjadi agak beda kepada Afifah. Lebih perhatian. "Kenapa teriak-triak?" Tanya Bian dengan mengusap puncak kepala Afifah.

"Maaf, ini Amara bikin kaget masa tiba-tiba ngasih undangan pernikahan," adu Afifah kepda Bian.

"What?!" pekik Ansel yang sanagt kaget tentunya, sebenarnya semua juga kaget tapikan ya tau sendiri Ansel kan suka sama Amara. "Kok bisa?"

Muslimah With BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang