3 🖤

8.2K 349 5
                                    

"Halo Ma ada apa?" ucap Bian dengan sang penelevon yaitu Mamanya.

"...."

"Loh ko Bian? Emang Mama kemana?"

"...."

"Tapikan Bian masih ada kelas habis istirahat ini Ma,"

"...."

"Yaudah Bian jemput nanti, tapi Mama loh yang izinin ke sekolah Bian, soalnya bian lagi males beradu mulut sama guru-guru,"

"...."

"Loh inikan masih jam 9 Ma, biasanya kan ade pulangnya jam setengah 11?"

"...."

"Oh pulang awal,"

"...."

"Iya ini Bian langsung otw, udah ya Ma ini Oo manggil,"

Tuttt

(Oo itu Rio ya kan namanya Rio Ronaldo jadi di panggilnya Oo)

"Siapa yang telvon Yan?" tanya Ansel ketika Bian sudah kembali ke tempat duduk, tepatnya di kantin.

"Mama gue, nih ntar tolong bayarin makanan gue," ujar Bian sambil meletakan uang di atas meja kantin.

"Emang lo mau kemana?" tanya Rio.

"Gue mau cabut, jemput adek gue di sekolah,"

"Lah lo bolos dong?"

"Ngga udah di izinin sama Mama, Gue cabut ya bay," ucap Bian dan segera meninggalkan kantin.

"Woii Bian kampret gue ikutan," teriak Rio tapi tidak di hiraukan oleh Bian.

Kringggggg

"Asem udah bel aja, ngga jadi bolos dah," gerutu Rio.

"Yaudah lah kita masuk aja ke kelas, lagian jam ini kita pelajaran olah raga, bisa caper lah di lapangan pamerin otot coyy," ucap Ansel sambil memamerkan otot di tanganya.

"Asiapppp"

***

Roda mengelinding menyusuri jalanan yang agak senggang, dikarnakan bukan masih jam kerja, jadi tidak ada kemacetan. Matahari sudah mulai naik dan sudah mulai panas.

Bian mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, untuk menjemput adik kesayanganya yang bernama Inara Kalea Baskara. Biasa dipanggil Lea, umurnya baru menginjak lima tahun dan sekarang menduduki bangku Taman Kanak-kanak.

Takterasa Bian sudah dekat dengan sekolah adiknya. Dari kejauhan Bian dapat melihat seorang perempuan sedang membopong adiknya dan berusaha lari dari lima laki-laki yang kelihatanya sedang mengejar perempuan yang sedang menggendong Lea.

Tanpa banyak tingkah Bian segara menghampiri mereka.

Lea yang melihat abangnya segera berteriak.

"ABANG TOLONGIN LEA SAMA BU GURU!" teriak Lea yang kelihatan sangat ketakutan dengan situasi saat ini.

"Ada apa ini kenapa kalian mengejar mereka?" tanya Bian santai.

"Sebenarnya kita ngga ada urusan sama ibu guru ini, tapi dia yang mencari urusan sama kita sok jadi pahlawan buat ngelindungin bocah dalam gendonganya!" ujar salah satu dari kelima lelaki, yang bertubuh besar dan mengerikan.

"Saya cuma ngelindungin murid saya dari kalian yang mau menculiknya!" ujar guru itu dengan tegas.

"Apa jadi kalian mau menculik adik saya?!" bentak Bian keada kelima penculik gadungan itu.

"Ooh jadi lo kakanya? anak dari tuan Baskara?" tanya seorang dengan tersenyum meremehkan.

"Iya gue kakanya bang*at!" emosi Bian dan langsung memberi bogeman ke orang tadi.

"Serang!" teriak preman bertubuh besar.

Dan terjadilah keributan di tempat itu.

Tidak ada orang yang menolong, karena tempat itu lumayan sepi, mungkin karena sekolah Lea terletak agak jauh dari keramaian.

Memanfaatkan situasi itu, ibu guru yang tadi membopong Lea dengan segera menghubungi kantor polisi terdekat.

Lea sangat ketakutan dalam gendongan ibu gurunya.

Disana Bian di keroyok olieh kelima preman itu, terlihat sudah kewalahan dan wajah yang tadinya tampan sekarang sudah babak belur akibat dari keroyokan itu.

Tidak masalah bagi Bian, meski wajahnya sudah babak belur tapi dia tetap berusaha sekuat tenaga untuk melindungi adiknya.

Ya begitulah Bian akan sangat melindungi orang yang di sayang.

***

BERSAMBUNG

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah ya!

See U!

Muslimah With BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang