1🖤

13.3K 495 35
                                    

"Asalamu'alaikum, Afifah come beck," teriak gadis berjilbab sambil memasuki rumah berlantai dua dengan gaya minimalis.

"Wa'alaikumsakam Warahmatullahi Wabarakatuh, Afifah kebiasaan bangt deh kalua pulang sambil teriak-teriak ngga malu apa sama tetangga?" ujar lelaki paruh baya yang sedang duduk santai sambal membaca koran dan menikmati kopi.

"Eh Abi? Tumben Abi jam segini masih ada dirumah emang Abi sedang cuti?" Tanya balik Afifah sambal mendaratkan bokongnya ke sofa depan sang Abi.

"Abi sedang tidak libur, kebetulan hari ini Abi sift sore," ujar Abi sambil menekuk koran dan meletakannya di atas meja. "Afifah tolong hilangkan sifat burukmu itu nak, kalua masuk rumah itu salam aja yang benar ngga usah teriak-teriak kamu ini sudah besar," nasehat sang Abi kepada putri bungsunya.

"Iya Abi, tadi Afifah khilaf hehe," sahut Afifah sambil terkekah.

"Khilaf kok tiap hari, itu mah namanya kebiasaan Fah bukan khilaf," itu bukan suara Abi Afifah melainkan suaraaaaa.....

"ABANGGGG," teriak Afifah sambil beranjak dari sofa dan menghampiri sang kaka.

"Tuh kan teriak lagi baru juga di bilangin jangan teriak-teriak ehhh malah diulangi lagi, kalua murid-murid mu pada liat gimana coba?" nasehat sang kaka sambal membalas pelukan adiknya dengan sayang.

"Ya maaf, abisnya Abang ngagetin Afifah si hehe, kan tadi pagi waktu Afifah mau berangkat ngajar abang belum pulang dari Jogja, lah sekarang udah muncul disini kan Afifah kaget bang,"

"Iya deh Abang maafin tapi ingeet hilangin kebiasaan buruk itu Fah, lepas dong pelukannya Fah Abang pengin duduk nih pegel,"

"Ngga mau lah Afifah masih rinduuuu sama Abangku yang cerewet ini," ucap Afifah sambal mengeratkan lagi pelukannya, Abi dan seseorang yang sendari tadi memperhatikan kelakuan keduanya hanya menggeleng-geleng kepala.

"Ehem rindunya sama Abang aja nih? Sama Emba engga?" tipal seseorang yang dari tadi hanya menyaksikan drama kecil adik kaka itu.

"Embaaaa ko Afifah dari tadi ngga ngeh si kalua disitu ada Mba Wulan?" heboh Afifah dan berpindah ke pelukan wanita yang disebut 'Wulan' yang tak lain adalah kaka ipar Afifah.

"Mba kan tadi mau liat derama dulu,"

"Udah Afifah, itu Mba mu disuruh duduk," ujar sang Abi.

"Eh iya lupa, Silahhkan duduk Emba ku dan Abangku,"

Setelah mereka duduk Afifah memilih duduk di tengah, antara Abang dan kaka iparnya, halite sudah biasa bagi Taufik dan Wulan.

"Abang sama Emba sampai jam berapa dari Jogja? Trus kenapa di Jogjanya ko lama bangrt sih sampai satu minggu lebih kan Fifah kesepian di rumah sendirian, Abi juga kemarin-kemarin sibuk terus di rumah sakit," rengek Afifah kepada keluarganya.

"Namanya juga berkunjung ke rumah mertua De ya lama lah, lagian dari Jakarta ke Jogja juga kan jauh, jadi kalua ngga lama ya ngga kerasa atuh dan Abi sibuk di rumah sakit kan juga kerja membantu banyak orang," jelas Taufik kepada si bungsu sambal mengelus puncak kepalanya dengan saying.

"Betul tuh kata Abangmu, lagian kamu kan udah besar masa masih ngerengek kaya muridnya anak TK" tipal sang Abi.

"Abi sama Abang mah ngga pren lagi sama Afifah, Ayuk Mba kita kedapur aja masak!" rajuk Afifah sambil menarik tangan Wulan menuju dapur.

"Merajuk lagi," gumam Tufik yang masih dapat didengar oleh Afifah.

"Abanggg,"

Rengek Afifah yang mengundang kekehan dari keluarganya.

***


BERSAMBUNG

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG DI POJOK KIRI BAWAH YA!

SEE U

Muslimah With BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang