8. Unspoken Day

9 4 0
                                    

28 Oktober 2019

Hentakan sepatu pantofel pasukan pengibar bendera terdengar bergertakan ketika memasuki lapangan upacara. Setelah banjaran pasukan melewati barisan peserta lalu menghentikan langkah membentuk formasi mengelilingi tiang besi, tiga pasukan yang telah menerima bendera dari pembawa baki kemudian melangkah mendekati tiang bendera. Kepakan kain merah putih dihempaskan, diikuti oleh pasukan pengibar bendera yang dengan sigap menyatakan bahwa Sang Merah Putih telah siap untuk dikibarkan. Dengan suara lantang pemimpin pasukan menginstruksikan pemberian hormat dari seluruh peserta upacara. Akhirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya dapat dinyanyikan secara seksama dengan khidmat. Tepat pada hari ini ikrar Sumpah Pemuda diperingati. Karena itu petugasnya diberikan khusus kepada anggota Paskibra. Kesigapan mereka pada upacara kali ini tidak kalah bagusnya dibandingkan dengan upacara yang dilaksanakan sebelumnya pada peringatan hari 17-an. Dalam menjalankan tugas, sikap patriotisme mereka memang tidak memudar dan patut diacungi jempol.

Jadwal acara hari ini hanya sebatas pengibaran bendera untuk memperingati ikrar Sumpah Pemuda. Karena itu kegiatan belajar mengajar masih tetap dilakukan. Sementara guru pengajar Biologi pergi meninggalkan ruang kelas karena suatu kesibukan, kegiatan penghuni kelas 10 IPA 2 digantikan dengan pemberian tugas mengerjakan tujuh soal berisikan pertanyaan seputar pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk menjawab ketujuh pertanyaan itu dapat ditemukan dari dalam buku ajar yang sempat dibagikan satu buku untuk dua siswa. Kalau boleh jujur, pemberian tugas seperti itu sebenarnya adalah pengalihan yang diperuntukkan agar mereka punya ringkasan materi untuk dipelajari, atau setidaknya tertulis di dalam buku catatan masing-masing. Sekiranya itu cukup bermanfaat andaikata mereka bisa belajar dan lebih memahami dengan cara seperti itu.

"Kalau fungsi Nitrogen pada tumbuhan itu sebagai komponen struktur protein sama asam nukleat dan enzim, berarti Kalium sebagai penyusun klorofil?" jelas Fitri sekaligus bertanya untuk memastikan.

"Fungsi Kalium masih keliru. Penyusun klorofil itu tugas dari Magnesium. Sementara kalo Kalium fungsinya sebagai pengatur keseimbangan ion di dalam sel." jelas Herlina. Untuk seorang gadis yang banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku, Herlina cukup tahu banyak kalau cuma sekedar materi pelajaran sekolah.

"Ribet banget, ah. Mana bisa aku hafal semuanya. Emang kamu tahu itu dari mana?"

"Ada loh, di halaman 76."

"Heh? Jadi ini perbedaan dari aku yang mager baca buku."

"Bukan cuman membaca, Fitri. Memahami apa yang kamu baca juga penting loh."

"Iya deh, iya."

Fitri bangun dari bangku untuk menggeliatkan tubuhnya yang terasa sedikit pegal karena kelamaan pada posisi membungkuk menulis. Di saat yang sama pandangannya teralihkan ke belakang, mengarah ke meja tempat duduk Alika. Fitri mulai menyadari sesuatu. Itu tentang kedekatan Alika dan Herlina yang sering terlihat akhir-akhir ini. Banyak yang mengatakan kalau teman sebangkunya itu begitu dekat dengan orang lugu seperti Alika. Itu bahkan seperti sudah menjadi topik pembicaraan orang-orang sekolah hingga saat ini.

"Ngomong-ngomong, Herlina. Kamu kayak dekat banget sama Alika. Ada apa nih kira-kira?" bisik Fitri tiba-tiba setelah kembali pada posisi duduk di bangku.

"Nggak ada apa-apa." jawab Herlina tanpa mengalihkan pandangan. Ia tidak ingin digubris karena ingin tetap fokus menulis salinan dari buku.

"Soalnya banyak yang suka ngomongin kalian berdua. Ada yang bilang kalau kalian berdua itu pacaran. Teman-teman osis juga sudah tahu loh."

Mendengar itu akhirnya membuat Herlina mengangkat wajah. Ia spontan menjawab. "Selain kamu, mereka semua juga keliru. Terus kalau iya memangnya kenapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ify. (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang