• 10 •

9 3 0
                                    

“Oke, jadi kita mau ke taman hiburan yang man–“ tanya Arella yang kalimatnya terpotong

“DUFANNNN!!”

Kelvin dan Viael langsung menjawab sebelum pertanyaan selesai. Sepertinya mereka sangat ingin Dufan, tidak yang lain

“Haha ya sudah, tujuan kita ke sana kalau begitu” ujar Mr. Lievan

“Kita pagi aja yuk perginya, biar bisa main yang lama. Kumpulnya di rumah Viael ya” usul Arella

Akhirnya mereka kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk istirahat dan mempersiapkan perlengkapan untuk rekreasi besok. Rasanya aneh dan menyenangkan. Entah apa yang aneh, namun tak usah dipedulikan. Yang terpenting adalah mereka mendapat satu hari penuh untuk bersama

Keesokan harinya…

Pintu Viael diketuk sedikit keras, sang pemilik pun bergegas membukanya agar ketukan itu lekas berhenti. Dibalik pintu itu terlihat seorang lelaki berdiri dengan senyum yang sangat lebar

“Vin, itu ada bel anjir”

“Oh iya ya. Bentar, gue pencet dulu”

Ding dong

“Anjay bunyi” kemudian berlalu begitu saja mendahului si tuan rumah

“Lu dateng pagi banget dah”

“Karena Dufan sudah menunggu kita. Ayo”

“Sabar woi, yang lain belom dateng”

“Cepetan lu mandi dulu”

“Iya, iya”

Viael melenggang ke kamar mandinya dan langsung terdengar suara air bergemericik. Kelvin mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, memandangi toples permen yang ada di depannya dan tanpa ragu membuka beberapa bungkus dan dalam sekejap dimasukkannya sekaligus ke dalam mulut

Merasa sudah tidak ada lagi aktivitas yang bisa dilakukan, ia berusaha mencari kesibukan lain. Akhirnya ia membuka ranselnya.

Layaknya anak sekolah dasar yang hendak pergi tamasya, ranselnya dipenuhi banyak barang. Salah satunya yang wajib ada, buku sketsanya. Terlihat tubuh peri yang langsing dengan sayap tajam yang indah, ditatapnya sketsa itu lekat-lekat.

Tidak ada yang tahu apa yang ada di pikirannya, matanya kosong

Tok tok tok

Hening

Tok tok tok

TOK TOK TOK

Kelvin segera memasukkan kembali bukunya dan membuka pintu, sudah pasti itu teman-temannya

“Ada bel woi” tunjuknya sambil memencet-mencet tombol bel tersebut

Seisi rumah terdengar suara bel itu sampai Viael terbirit keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk melingkari pinggangnya. Berimajinasilah sesuka hati, karena kemungkinan yang kau imajinasikan adalah benar. Tubuh yang tinggi kekar, kulit yang mulus, dengan rambut sedikit ikal yang basah. Apakah imajinasimu benar?

“Weh ketok aja nap–“

“Anjay nge-gym di mana lu?” tanya Kelvin menyeringai sambil mengusap perut Viael

“Anying homo”

Viael menepis tangan Kelvin dan segera berbalik badan untuk pergi ke kamarnya. Ketiga perempuan yang menyaksikan apa yang barusan terjadi sekarang sedikit memerah wajahnya

“Apaan? Demen lu pada ngeliat gue ngusep perut cowo?”

“K-kagak”

Setelah momen canggung tersebut, semua sudah siap. Mereka keluar rumah menuju mobil dengan Mr. Lievan yang mengemudi.

UniversesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang