• 14 •

4 1 0
                                    

“Sini, gue bantuin” Viael mengulurkan tangan ke arah Arella

Namun alih-alih menggapai tas Arella, tangannya sudah dipenuhi oleh tas-tas Kelvin dan si pemilik tas sudah melenggang masuk

“Kan katanya bantuin”

Viael hanya menggeleng dengan membawa tas-tas tersebut beserta tas Arella

Begitu Kelvin masuk, terlihat Flonight dan Flomilk bersantai. Tangannya gatal ingin mengambil kamera dan buku sketsanya atau kalau bisa langsung mengangkut mereka ke laboratorium. Tetapi di sisi lain, ia tidak ingin melakukannya terlalu cepat secara terang-terangan karena sepertinya teman-temannya tidak akan menyukai itu

“El, menurut lu si Flonight sama Flomilk gimana?”

“Gimana apanya?”

“Sifatnya, gerak-geriknya, dan lain-lain”

“Jujur gue masih gak bisa mastiin mereka itu gimana, dan sebenernya kenapa ngikut kita. Bisa aja mereka jahat terus selama ini ngikut kita karena ada maunya tapi kan ya gak boleh suudzon”

“Kalo Mr. Lievan?”

“Beliau mah baik. Bijaksana banget dan cara ngomongnya berwibawa. Gue diajarin banyak hal sampe bisa jadi kayak sekarang”

“Lu gak ngerasa ada yang aneh?”

“Mungkin maksud lu cara ngomongnya kali. Kalo belom terbiasa ya maklum, beliau emang bahasanya baku”

“Bukan, selain itu”

“Gak ada sih, normal aja dia. Mungkin lu belom terbiasa dikelilingin orang yang into supernatural things”

Ya, memang benar Kelvin dikelilingi oleh orang-orang yang berpikir logis karena lapangan pekerjaannya di bidang sains. Jika sesuatu tidak dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan manusia, maka mereka akan menganggap hal itu tidak ada

Tetapi bukan itu masalahnya. Kelvin benar-benar merasa bahwa ada sesuatu yang berbeda dari Mr. Lievan. Seseorang yang begitu misterius, yang ia sendiri entah mengapa tidak ingin berdekatan dengan orang itu

“El, lu suka sama Arella?” tanyanya yang sangat melenceng dari topik sebelumnya 

“Lah lah kok tiba-tiba? Bukanya lu?”

“Udah, jawab aja”

“Gue sama dia cuma temen. Dia juga pasti nganggap gue begitu kok”

Yang bertanya hanya mengangguk-angguk lalu pergi menghampiri Arella

“Rel, yang tadi itu lu mau kasih tau yang lain?”

“Yang werewolf itu? Iya”

“Kapan?”

“Abis ini, abis gue tata baju”

“Kalo mereka tau berarti kita harus langsung gerak dong?”

“Iya lah, misi kita kan belom selesai”

“Emm menurut gue jangan kasih tau sekarang deh, kita belom mikirin rencana apa-apa”

“Loh kenapa? Kita bisa pikirin bareng-bareng”

“Om Lievan belom balik, tunggu dia aja mendingan”

“Hmm iya sih. Ya udah deh tunggu aja, gak lama juga”

Kelvin mengangguk setuju kemudian pergi untuk menata baju dan barang-barang lainnya. Tak disadari ada seseorang di belakangnya

“Vin, ini apaan?” tanya Flomilk 

“Ohh ini fingerprint scanner, jadi kalo lu tempel telapak tangan nanti sidik jari dan garis tangan lu nampak semua”

“Wih keren banget”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UniversesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang