• 11 •

15 3 4
                                    

“Vin, lu masih suka Arella ya?”

Kelvin hanya diam dan merangkul Viael, melangkahkan kakinya lebih cepat agar mereka menyusul yang lain

“Kok lu diem? Kalo diem berarti iya” kata Viael

“Kenapa gitu?” sahut Kelvin

“Ya kalo enggak tinggal bilang aja”

“Kenapa sih tuh yang di belakang?” tanya Arella risih

“Gak, gapapa” jawab mereka keduanya bersamaan

Selama perjalanan pun terkadang Viael menanyakan lagi pertanyaan yang sama

“Masih kan?” tanya Viael lagi

“Apaan sih masih masih, gak jelas lu”

“Masih gak?”

“Lu sekali lagi bilang masih masih gue jadiin bahan percobaan di lab ya”

Sesampainya di rumah Viael, semuanya tergelempang di ruang tengah. Hari yang menyenangkan namun melelahkan

“Udah malem, ayo pada balik” usir sang tuan rumah

Flomilk mendelik dengan tidak suka, “Ngusir kita lu?”

“Gue mah gak usah kemana-mana, orang gue tinggal sini” ujar Flonight santai

“Yeh ngadi-ngadi, lu juga keluar. Balik balik”

“Ayolah, El. Kita di sini ya. Gue mager banget pulang, jauh. Besok pagi aja” kata Arella

“Iya, El. Elah semalem doang, entar pagi kita checkout” sambar Kelvin yang tiba-tiba sudah ada di dapur mengaduk minuman

“Lu kata rumah gue hotel” kata Viael

“Ini kan tempat serbaguna. Jadi rumah bisa, tempat racik ramuan bisa, hotel bisa. Praktek dukun juga bisa kali” tutur Kelvin

“Ngawur lu, Vin. Gue ni witch baek-baek ye”

Mr. Lievan beranjak, “Sudahlah, tidak baik memaksa tuan rumah untuk menerima tamu mendadak. Arella, ayo pulang”

“Ngok ngokk”

Yang diajak bicara sudah berada di alam mimpi, membuat Mr. Lievan menggelengkan kepala. Tadinya ia ingin kembali ke rumahnya karena merasa tidak enak menumpang di rumah salah satu muridnya itu, akan tetapi meninggalkan anak-anak sendirian di rumah angker ini membuatnya tak tega

“Dih si bapak udah dibilangin kita udah gede” celetuk Kelvin

Karena sebagian dari mereka sudah tertidur hanya-yang-perempuan, yang lainnya memutuskan untuk menyusul. Tak perlu waktu lama untuk membuat semuanya terlelap. Hari yang melelahkan membuat mereka terpejam sekejap walaupun dengan posisi yang aneh

Ada yang tergeletak di lantai, setengah badan di sofa dan sisanya di lantai, bahkan ada yang di kolong meja ruang tamu karena tertendang. Namun yang lebih aneh adalah Mr. Lievan yang tidur dalam posisi duduk tegak, menyilangkan tangannya dan menutup mata begitu saja

Hanya Viael dan Kelvin yang tertidur dalam posisi normal, tetapi berhimpitan di sofa yang sama. Viael membalikkan badannya menghadap Kelvin dan dengan tidak sadar melingkarkan tangannya di dada temannya itu, membuat Kelvin terbangun kaget

“Anying homo”

Viael yang ikut terbangun menarik tangannya, “Lu tadi pagi juga ya”

“Nih ya gara-gara lu gue gak tidur. Gue kalo sekali kebangun, gak bakal bisa balik tidur” tutur Kelvin

“Ya udah”

Viael beranjak ke halaman rumahnya dan duduk di salah satu kursi, disusul Kelvin

“Btw, gue gak suka Arella ya”

UniversesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang