Part 7 - spesial

2.7K 255 20
                                    

"Koko!! Hentikan! Ini geli ahh koko! Sakitttttt!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Koko!! Hentikan! Ini geli ahh koko! Sakitttttt!"

"Mana? Coba sini koko lihat? Eh, kenapa ada warnanya? Airnya juga berwarna.. Sakit sekali ya?"

Lelaki yang baru saja masuk ke dalam bilik kamar mandi berdominasi pink itu di buat membelalak ketika melihat dua bocah pada bak mandi yang sudah bermandikan air berwarna merah. Sontak gerakan kakinya ia bawa mendekat dan membawa tubuh gadis mungil itu pada dekapannya yang sebelumnya ia sempatkan mengambil handuk

"Eca! Ambil kapas!"Pengasuh Eca yang mendengar perintah sang majikan pun tergopoh dengan kotak p3k di tangannya.

"Ayah kenapa di beri ini? Kata bunda kalau tidak sakit tidak perlu pakai ini. Inikan tidak sakit" Gerakan tangan ayah melambat namun masih terus menghentikan darah yang terus keluar pada lubang hidung Bibin.

"Tidak sakit? Kenapa merah? Serius tidak sakit?" Bibin mengangguk menatap sang koko yang bertanya.

Selesai dengan P3K pengasuh Eca keluar dari sana. Kemudian di susul Bibin dalam gendongan sang ayah juga koko mengikuti di belakang.

"Koko coba liat!" Seperti melupakan apa yang terjadi di kamar mandi kedua bocah itu kini asik dengan gadget sang ayah yang entah di dapatkannya dimana.

Sang ayah yang melihat hal ini hanya bisa menghela lalu melonggarkan dasinya. Pengasuh Eca berjalan pada ranjang pink berisikan dua bocah asuhnya.

"Ayo Eca pakaikan bajunya" Bibin menyikirkan gadget sang ayah lalu merentangkan tangannya ingin di gendong Eca.

"Ayo dengan ayah. Pakai baju di kamar" Bibin kemudian mengalihkan rentangan tangannya pada sang ayah. Membuat sang ayah tersenyum haru.

Sebelum membawa Bibin pergi, ayah lebih dulu mengelus rambut koko sebagai pamitnya dan berkata pada Eca untuk istirahat karena jam kerjanya juga sudah selesai.

"Ayah! Ayah!" Sang ayah berdeham menjawab si kecil dalam balutan handuk juga selimut yang kini berada dalam gendongannya.

"Tau tidak. Tadi Bibin dan Eca memakai kutek kuku di tangan. Lihat—yah hilang" Bibin menunduk kecewa begitu pergelangan tangan yang dikeluarkannya pada dekapan tebal sang ayah ternyata tak lagi ada warna di kukunya.

Menatap ekspresi sedih itu ayah tersenyum. Lalu mencium kecupan pada putrinya.

"Besok kita beli yang tidak bisa hilang ya? Bersama bunda nanti Bibin dan bunda bisa pilih suka-suka"

"Benarkah? Tapi besok libur, kata bunda ayah harus istirahat" Mendengar itu ayah tertawa kembali mencium pipi gembul si putri kali ini lebih banyak.

"Memangnya kenapa? Kan hanya sekali tidak sering benarkan? Huem?"
Bibin mengangguk seperti berbicara pada dirinya.

Sesampainya di kamar milik ayah buntalan besar dalam dekapan itu diturunkan. Dan kini mulai mendekat pada dua bantal yang di sandarkan pada tengah-tengah kasur.

Our Little StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang