Mereka terus berlari semalaman, tidak ada waktu untuk istirahat karena mereka dapat menyerang kapan saja. Satu hari cukup agar mereka sampai ke tempat tujuan, tapi mereka benar-benar perlu istirahat, apabila mereka beristirahat 3 jam untuk tidur dan makan, mereka dapat sampai ke Cidad de Vida pada sore hari.
"Its better kalau kita stop sebentar by the river" kata Blaide yang sadar bahwa Tiago sudah mulai lelah, kira-kira pukul 4 pagi, "we can rest for three hours, dan lanjut lagi ke Cidad, kita udah lari lumayan lama, dan gak ada tanda-tanda mereka."
"Bisa gak sih ngomongnya biasa aja... kamu campur gitu otakku sakit" kata Uisa sambil menguap, Uisa sangat mengantuk sampai-sampai ia hampir terjatuh dari Tiago, tetapi Blaide terus menjaga agar Uisa tidak terjatuh. Uisa mungkin tidak sadar, tapi ia menaruh kepalanya di punggung pemuda itu.
"Iya, bagusan kita istirahat, Uisa juga udah kecapean, udah mulai ngomong yang seharusnya dia gak ngomong, HAHA, maaf ya Blaide," kata Nancy di atas serigala itu, tanpa khawatir.
"Nggak, nggak, aku yang maaf, aku memang gak terlalu bisa bahasa ibu kita"**
** Author: aku gak bilang Bahasa Indonesia, soalnya mereka bukan pakek Bahasa Indo, tapi Bahasa asing (alienic) yang aku sendiri gak bisa, hehe. tapi masa iyakan aku isi script dengan bahasa yang aku sendiri gak bisa. ya begitulah. mari kita lanjut.
Akhirnya mereka berhenti ke dekat sungai, sungainya mengalir dengan lembut, dan rumput-rumput yang segar memenuhi semua tanah. Sungai membelah hutan, dan mereka beristirahat di kaki pohon. Blaide menurunkan Uisa yang tertidur dengan lelap, dan menaruhnya dengan tenang.
Nancy turun dari serigala itu dengan hati-hati, serigala itu terlihat sangat familiar, karena benar saja serigala itu adalah anak serigala yang dia selamatkan minggu lalu, dan badannya sudah sangat besar. Serigala itu sekarang memiliki warna campuran dari coklat dan krem, bulunya sangat panjang dan kasar, namun sangat hangat dan membuat nyaman, bagian lehernya adalah bagian yang paling banyak bulunya, dan ekornya panjang. Serigala itu duduk, dan melihat ke mata Nancy dengan penuh kepercayaan.
"Kayaknya aku kenal kamu, kamu serigala itu kan?" Nancy mengelus kepalanya sampai ke lehernya dengan berhati-hati, namun serigala itu menyukainya, serigala itu berbaring ke tanah, dan terlihat sangat mengantuk, "terima kasih sudah datang dan menyelamatkanku," mata Nancy mulai memberat, Nancy turun dan mengelus serigala itu dengan perlahan kembali, "aku nggak tau keadaan papa sekarang bagaimana, dan aku tau papa gak bakal senang aku pelihara serigala, tapi, makasih udah datang menyelamatkan aku, aku gak tau namamu juga apa, tapi aku bakal kasi nama buat kamu ya..." lanjut Nancy, "Pastel, nama kamu Pastel, papaku walaupun adalah orang yang sangat besar dan kuat, papa paling suka warna pastel, haha" Nancy tertawa kecil mencoba untuk memberi semangat kepada dirinya sendiri. Dan akhirnya Nancy tertidur di atas badan Pastel, Blaide sebenarnya ingin menaruh Uisa tidur bersama Nancy saja di pohon, tapi setelah dia lihat bahwa Nancy tidak tidur di kaki pohon, dia menghela nafas, dan membiarkan Uisa bersandar padanya, berdua, di kaki pohon. Tiago pun juga tertidur.
Pagi mulai menyongsong, dan mereka semua tertidur lelap, suara sungai yang mengalir mulai terdengar sibuk, air sungai mengalir lebih deras, ikan-ikan berenang dengan riang, menyapa satu dengan yang lain, katak menghentikan nyanyiannya dan bermain kesana-kemari. Tidak ada yang mengganggu tidur ketiga pemuda itu, beserta kedua hewan mereka.
"GAWAT !!" teriak Uisa saat tersadar," ini udah sore," tapi yang lainnya masih tertidur lelap, Uisa melihat Blaide di sampingnya, dan langsung membangunkan Blaide, ia menggoyangkan Blaide sekuat tenaga, sampai Blaide terjatuh, tapi tidak terbangun--Blaide, Uisa, Pastel, dan Tiago sama sekali tidak sadarkan diri. Uisa yang sadar akan hal itu, langsung mengambil spekulasi, bahwa mereka bisa saja di mantrai oleh peri, elf, atau makhluk lain yang mempunyai kemampuan sihir. Uisa langsung mencari sumber dari sihir itu, dia berlari ke arah sungai, menemukan liontin hijau, dan memecahkannya. Cahaya hijau langsung keluar dari liontin itu, seperti ada dorongan besar melawan ke semua arah. Uisa langsung membangunkan teman-temannya, dan menyuruh agar mereka semua bergegas, tanpa memberitahu apa yang dia ketahui.
"Ayok semuanya, kita langsung berangkat, kita tidur kelamaan, kita harus cepat pergi," kata Uisa saat membangunkan mereka semua.
"hah? lima menit lagi pa" sahut Nancy yang masih mengantuk, ia pun memeluk Pastel lebih kencang sebab Nancy kira itu adalah bantal peluknya, Pastel yang merasa tidak nyaman langsung berdiri, dan membuat Nancy terbentuk ke tanah dan membuatnya tersadar. Blaide sudah siap menunggangi Tiago, dan Pastel sudah siap untuk berlari, mereka semua dalam keadaan lapar, tapi apa yang dapat mereka buat?
"Ayok kita berangkat lagi, kali ini, kita harus langsung sampai ke sana," kata Uisa terengah-engah.
"Hm," lanjut Nancy, "kita harus bisa, ayo Pastel, kita mulai"
dan mereka pun melanjutkan perjalanan mereka, ke Cidad de Vida.
KAMU SEDANG MEMBACA
Things We Won't Understand
FantasíaNancy, seorang gadis dalam pelarian, mencoba mengerti tentang dunia ini.