-warning-
🔞🔞🔞
Part kali ini mengandung mature content, jadi yang masih di bawah umur di mohon kebijaksanaan dalam memilih bacaan sesuai umur, di skip aja part ini bagi yang tidak tahan membacaa adegan dalam part ini.
____
Jimin tidak main-main dengan ucapannya yang mengatakan ia menginginkan Danhee sebagai hadiahnya di ulang tahunnya yang kedua puluh enam ini.Membawa gadis itu ke kamar yang pernah ia rusak pintunya, suasana di dalam kamar Danhee masih sama seperti pertama kali ia melihatnya.
Dalam gendongan wajah Danhee terlihat memerah yang di sembunyikan ke pundak Jimin, sekarang ia sadar apa maksud dari perkataan Jimin yang menginginkannya sebagai hadiah pria itu. Anehnya Danhee mengatakan apapun untuk menolak--- terlihat pasrah, pun ada keinginan menyenangkan Jimin di hari spesial pria itu dan Danhee pikir mungkin dengan cara menuruti keinginan Jimin akan menyenangkan pria itu.
Jimin menginginkannya maka Danhee mencoba menerimanya.
Dengan hati-hati Jimin menurunkan Danhee ke kasur lalu ia menyusul dengan menindih tubuh sang gadis, tidak benar-bebar menindih karena Jimin menumpu tubuhnya dengan satu tangan. Tangannya yang satu membelai wajah Danhee menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah.
Mengunci tatapan sang gadis sedangkan tangannya mulai turun membuka satu persatu kancing piyama yang di kenakan Danhee saat ini.
"Kau gugup?" Jimin bertanya menyadari tubuh Danhee yang kaku.
Danhee mengangguk pelan membuat Jimin tersenyum. "Aku tidak akan menyakitimu, percayalah." tangannya yang berhasil melepas semua kancing piyama Danhee terangkat mengusap pipi gembil gadisnya, lalu menurunkan wajah memulai sentuhan dengan sebuah ciuman.
Jujur saja Jimin sangat pandai dalam hal ciuman bahkan gadis selugu Danhee bisa di buat hanyut dalam hitungan detik, membalas setiap lumatannya. Kedua tangan Danhee juga sudah mengalung sempurna di leher Jimin.
Seperti kata Jimin, ia berusaha percaya pada pria itu.
Ciuman Jimin turun ke leher memberi hisapan yang meninggalkan jejak kemerahan di sana membuat sang empunya menggigit bibir menahan lenguhan. Ciuman Jimin terus turun sampai pada pertengahan dada.
Tangannya menelusup ke balik punggung Danhee guna melepas kaitan bra sang gadis.
Ctik.
Begitu berhasil melepasnya Jimin membuangnya ke sembarang arah lalu di jauhkan wajahnya dan kini ia bisa dapat melihat tubuh atas Danhee yang terbaring pasrah di bawahnya tengah menatapnya sayu.
Merasa malu Danhee mencoba menutup dadanya dengan kedua tangan, namun Jimin segera menahannya. "Jangan menghalangi pemandangan indahku." kata Jimin yang menekan kedua tangan Danhee ke sisi kepala, kemudian wajahnya turun ke dada Danhee memberi kecupan pada salah satunya sebelum melumatnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Secret of The Past (Hiatus)
Fiksi PenggemarBerpusat dari tragedi masalalu yang belum terselesaikan membuat Park Jimin berambisi untuk mengungkap pelaku yang menewaskan Ayahnya dalam kecelakaan dan Ibunya yang harus terabring di rumah sakit bertahun-tahun lamanya. Sampai suatu hari Jimin ber...