XXVI. Seperti Yang Dulu

691 132 107
                                    




📙
-terima kasih banyak sudah menemukan kami dan memberikan banyak cinta di sini ❤-









"Hae yeppoooooo! Hae yeppodaaaaa! Hae gwiyomiiiiiiiik!"


Jaemin hanya bisa menghela nafas panjang setelah selama kurang lebih satu jam ia mendengarkan nyanyian Jisung yang melengking itu.


Sudah berulang kali ia memintanya untuk berhenti karena sudah jadwalnya Haejin dan Jisung untuk tidur siang. Tetapi semua permintaan dan bujuk rayunya itu selalu dibalas dengan kalimat sakti milik Lee Jisung seorang.


Ya, apa lagi kalau bukan, "Silheo... eum... silheo..."


Dan sepertinya si Kecil pun senang diajak bermain dengan Kakaknya itu. Dia sedari tadi ikut tertawa kecil dan sesekali menyahut gemas.


"Haejina yeppo~ Kaka ganteng~ eey..."


Jaemin kembali mendesah seraya melirik jam dinding. "Sudah dulu mainnya, ya... sekarang waktunya bobo siang."


"Kaka libul sekola eey~"


"Apa hubungannya sama libur sekolah? Justru itu Kakak harus bobo siang."


"Hae amu bobo siang ama Mimi ndeee?"


"Eum. Kakak juga bobo siang sama Mimi."


"Uh... Kaka amu main ama Edam aja, ya Miii~"


"Haaa... sini Mimi bilangin." Jaemin menarik Jisung mendekat. "Hujan," tunjuknya keluar jendela.


Jisung merengut masam. "Masa tiap Kaka amu main ama Edam pasti ujan, dih."


"Itu tandanya Kakak harus bobo siang."


Tanpa banyak bicara lagi, Jaemin bangkit berdiri dengan Haejin di dalam gendongannya. "Ayo, bobo siang dulu, Kak. Nanti sore kita ke rumah Omi."


"Ama Pipi ndeee?"


"Iya, sama Pipi."


"Nunggu Pipi pulang kerja ndeee?"


"Iya, tunggu Pipi pulang kerja." Jaemin menyiapkan kasur kecil milik Haejin di atas ranjang lalu menutup tirai jendela. "Kakak ayo naik. Kalau tidak mau tidur siang nanti Mimi tidak ajak ke rumah Omi."


Secepat kilat, Jisung lekas menggosok-gosokkan kedua kakinya di tepi ranjang terlebih dahulu sebelum akhirnya ia merebahkan diri.


"Haeee~ yeppo~" bisik Jisung seraya mengecupi pipi Adiknya itu dengan gemas berulang kali.


"Kalau dicium seperti itu, Hae-nya tidak bisa bobo, Kak."


"Mimi bilang aja mau diciom juga, eeyy~"


Jaemin menyerah.


"Bobo siang," pinta Jaemin seraya membuat Jisung merebahkan diri dengan benar dan menggosok punggungnya, seperti yang selalu Jeno lakukan.


"Miii~"


Oh astaga... sepertinya baru dua detik Jaemin bisa menikmati keheningan dan berpikir kalau Jisung akhirnya bisa dikendalikan.


"Hm... apa, Kak?"


"Hae kalo popop belum bisa bilang ndeee?"


"Adek belum bisa bicara, nanti kalau sudah bisa pasti bilang kalau mau poop sama pipis."


The Chronicles of A Boy : The Living RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang