XXXVII. Cobalah Untuk Mengerti

746 127 59
                                    




📙
(sorry for the late update)









"Mulai besok, Kakak bobo di kamar sendiri, oke?"


Jisung berhenti mengunyah sarapannya seraya menatap Pipinya yang baru saja ber-statement dengan tegas itu.


"Nanti sore Pipi sama Mimi beresin kamarnya Kakak, terus pasang kasur, terus nanti pajang kartu Power Rangers-nya di tembok."


Jisung masih terdiam, tetap menatap Jeno dengan tatapan penuh pertanyaan.


"Kakak mau pasang seprai yang mana? Yang Spongebob atau yang biru?" tanya Jeno.


"Wae?" Jisung balik bertanya. "Kakak amsi amu bobo ama Mimi, eeeyy..." tolaknya mentah-mentah.


Jeno dan Jaemin saling bertukar tatap.


"Kakak sudah besar atau belum?" tanya Jaemin.


Jisung mengangguk mantap.


"Kalau begitu, sudah saatnya Kakak bobo sendiri. Tempat tidurnya Mimi sama Pipi sudah sempit karena Kakak sudah besar." Jaemin mencoba menjelaskan sesederhana mungkin, tetapi sepertinya si Jagoan Neon tetap menolak ide pindah kamar itu.


"Hae neun?" tanya Jisung. "Hae bobo ama Kakak juga, ndeee?"


"Aniya, Hae bobonya tidak pindah," sambar Jeno.


"Waeyo?"


Jeno dan Jaemin kembali bertukar tatapan. Mereka akui kalau cukup sulit menjelaskan tentang hal ini kepada si Sulung.


Yah, selain karena Jisung sudah cukup besar untuk tidur sendiri, sekarang ada seseorang lagi yang ikut tidur di kamar tidur utama selain mereka berempat. Dengan Jisung yang masih aktif meskipun dalam keadaan tidur, Jeno mencoba meminimalisir, mencegah, terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan (re: menendang atau menindih, perut Miminya saat tidur).


"Tapi Mimi bobo ama Kaka dulu, terus kalo Kaka udah bobo nanti Mimi pindah, ndee?"


Jaemin mengulas senyum manis. "Iya, Sayangku. Nanti kalau mau bobo Mimi temani dulu."


"Amiiiih! Mam!" Haejin menyela kegiatan Jaemin yang tengah membelai surai Kakaknya itu karena mulutnya sudah kosong. "Amiiiih! Amam!"


Si Matahari yang kini berusia 15 bulan itu melambai-lambaikan tangannya; meminta Jaemin untuk cepat-cepat memasukkan suapannya ke dalam mulut.


"Aigoo! Aigoo! Mamamnya enak, eum?" goda Jaemin. "Mata genitnya mana?"


Haejina mengerjap genit sambil memiringkan kepalanya ke kiri, membuat Jeno dan Jisung mencicit gemas karenanya.


"Pipi," ajar Jaemin.


"Pipiiiiii..." ulang Haejin.


"Kakak."


"Kaaaaa..."


"Haejina."


"Enaaaaa!"


Jaemin terkekeh gemas, begitu juga dengan Jeno. Sementara Jisung tengah mengambil ancang-ancang untuk mencium Adiknya itu dengan gemas.


The Chronicles of A Boy : The Living RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang