XLIV. Tak Bisa Memiliki

799 123 71
                                    




📙
Haaaay!

📙Haaaay!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Ruang tengah kediaman Lee malam ini tampak sedikit tegang karena Jeno sedang mengadakan test kosakata bahasa Inggris untuk Jisung.


Ada kata yang terlupa, ada kata yang keliru, dan ada kata yang salah pengejaannya.


Beberapa kali terdengar desisan marah, sesekali ditimpali oleh lirikam tajam, tetapi bisa Jaemin lihat kalau Jisung sedang berusaha dengan sungguh-sungguh dan Jeno tengah berupaya untuk mengontrol emosinya.


"Rumah?" tanya Jeno.


"House​," jawab Jisung.


"Lainnya?"


"Home."


Bagi beberapa orang, apa yang dilakukan Jeno ini sedikit berlebihan. Tetapi bagi Jeno dan Jaeminnya, tidak ada kata terlalu awal pun terlambat untuk belajar.


"Coba Kakak sebutkan tujuh warna pelangi," pinta Jeno lagi.


Si Sulung yang sudah sampai di enam tahun usianya itu terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab sambil mengangkat jarinya satu persatu.


Sementara ketegangan berlangsung di sekeliling Kakak dan Pipinya, Haejin sedari tadi sibuk sendiri bermain dengan adiknya dan Dokkie.


"Cung~ opo, mwaaaa..." Ia lagi-lagi memaksa Dokkie untuk mencium perut Jaemin. "Ein opo... mwaaaaaa! Hngh!"


Terdiam setelah aksi cium mencium, Haejin lalu menusuk pusar Jaemin dengan jari telunjuknya.


"Kakak..." Jaemin menangkap jari Haejin lalu merangkum wajahnya. "Kakak belajar juga, yuk," ajaknya.


Si Matahari tersenyum lalu terkekeh renyah. "Amiiiiiy~ opo!"


"Sirheo. Ppoppo sirheo," tolak Jaemin.


"Anya, em, anyak!"


Jaemin mendudukkan Haejin di pangkuannya lalu memegangi kedua tangannya dengan erat.


"Kakak Hae," panggilnya.


"Neeeeeeeh~"


"How are you, haeyaji."


"Awayiu~ hehehe..."


"I'm fine, thank you."


"Ampwiin~ ayuuu~"


Jaemin terkikik lirih. "Do you want some biscuits?"


"Bicit?"


Lagi, Jaemin terkikik mendengar penuturan Haejin. "Biscuit?"


"Bicit?"


The Chronicles of A Boy : The Living RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang