Saya Membeli Slave Muda

Bab 2: Rasa Perawan

Hal pertama yang saya lakukan setelah membelinya adalah melepas one-piece-nya. Saya tidak bangga akan hal itu, tetapi ini adalah pertama kalinya saya melakukan ini. Tubuh saya tidak bisa tidak menginginkan anak-anak. Itu sebabnya saya membelinya di tempat pertama.

Aku mencoba memaksanya untuk membuatnya merasa jijik, tapi sepertinya dia tidak keberatan sama sekali. Dia pasti sudah terbiasa terlihat karena dia tidak memiliki respon khusus untuk menanggalkan pakaian. Apa yang mengejutkan saya, bagaimanapun, adalah bahwa dia tidak mengenakan pakaian dalam.

Seperti yang diharapkan, tangkapan kecilnya sempurna, tidak menunjukkan ketidakmurnian. Mungkin karena kekurangan gizi, sepertinya tidak ada rambut yang tumbuh di sekitarnya. Dengan lembut menelusuri vaginanya mengirimkan sensasi lembut yang luar biasa melalui jari-jariku.

Di sekitar area dadanya, ada banyak bekas luka bakar rokok, mungkin dari "pendidikannya". Meski begitu, dadanya yang masih dalam tahap awal perkembangan cukup sederhana dan hanya dengan sentuhan ringan membuat penisku kehilangan kesabaran.

Ini benar-benar pembelian terbaik yang pernah ada. Dia milikku sekarang.

"Anda sangat aneh tuan. Untuk hanya mulai memverifikasi barang Anda setelah membeli. Orang Jepang benar-benar orang yang baik hati. Saya akan mengandalkan perlindungan Anda lagi. "

Setelah mengatakan itu, Gomena bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan.

Sementara itu, bau keringat dan sabun yang keluar dari gadis itu memabukkanku. Aku ingin tahu apakah tidak apa-apa untuk menciumnya. Dia tidak akan menggigitku?

"...Orang cabul."

Menjadi hanya kami berdua, satu-satunya kata yang dia gumamkan untuk memperingati kesempatan itu adalah "cabul." Mulai besok, dia akan menatapku dengan mata penuh cemoohan. Itu sudah mengirimkan getaran ke tulang belakangku.

Tidak lagi bisa menahan, aku menempelkan bibirku ke bibirnya. Sambil memaksakan diri ke arahnya dan mencoba memutar lidahku ke mulutnya, dia dengan putus asa mencoba mendorongku menjauh menggunakan tangannya.

Mengejar lidah kecilnya yang mati-matian berusaha melarikan diri adalah kegembiraan tertinggi. Awalnya, saya takut dia akan mencoba menggigit saya, tetapi dia tidak memberikan tanda-tanda akan melakukannya. Alasan mengapa dia menjadi begitu pemalu mungkin karena dia memahami posisinya.

Bagaimanapun, matanya setelah berciuman sangat mengagumkan. Saya memutuskan saat itu juga untuk menciumnya secara paksa jika dia melakukan sesuatu yang buruk di masa depan.

Air liurnya agak manis dan licin seperti sirup khusus.