susu kotak - 9

647 191 16
                                    

Yedam berjalan kearah tembok belakang sekolah dengan langkah yang terseok-seok. Padahal baru kemarin kakinya terasa lebih baik, tetapi hari ini kakinya terasa sakit lagi karena ia paksakan untuk berjalan.

Ia sampai ditempat itu tepat waktu, tangan mungilnya menggenggam erat susu kotak rasa cokelat seperti yang 'dia' instruksikan kemarin.

Seseorang yang terlihat familiar berdiri membelakanginya. Sungguh, sepertinya Yedam mengenali pemilik punggung dihadapannya ini.

"Hai..?" sapa Yedam ragu-ragu.

Pemuda dihadapannya berbalik, membuat Yedam seketika membeku.

"Lo..."

"Iya, ini gue. Lo inget gue kan?"

Ingatan Yedam terlempar pada saat dirinya mengantarkan kue pada tetangga barunya kemudian kejadian kemarin yang menyebabkan jantungnya berdebar kencang.

"Lo mungkin ingetnya kita baru ketemu beberapa hari yang lalu. Tapi kita pernah ketemu sebelum itu." ujarnya menjelaskan kemudian meraih susu kotak cokelat ditangan Yedam.

"Inget gak? Waktu bulan mei kita makan bareng dikantin terus susu kita ketuker."

Yedam berusaha mengingat kapan ia pernah bertemu pemuda ini dibulan mei.

"Ah, lo.. Doyoung?" tanya Yedam ragu-ragu, seingatnya saat itu rambut Doyoung dicat warna merah. Saat ini rambut Doyoung sudah berwarna cokelat membuat Yedam susah mengenalinya.

"Lo inget? Gue kira enggak."

"Gue susah ngingetin lo, soalnya warna rambut lo.. beda." ujar Yedam sambil menunjuk rambut Doyoung.

"Rambut gue? Hngg, gue bosen warna merah jadi gue ganti jadi cokelat. Menurut lo gimana?" tanya Doyoung sambil mengusap-ngusap rambutnya.

"Bagus sih, tapi gue lebih suka liat rambut lo warna merah." jawab Yedam sambil memilin-milin tali tasnya, entahlah ia merasa gugup karena ditatap intens oleh Doyoung.

"Suka doang? Enggak sayang sama gue?"

tbc.

susu kotak | dodam ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang