"Kamu nggak pernah bener bener minta maaf, harusnya kalau memang nggak tulus nggak usah, aku capek denger omong kosong terus,"
_____________________________________________________
Nata berjalan di koridor sekolahnya, dengan membawa setumpukan buku-buku di tangannya. Dia di perintahkan untuk membawa buku tersebut ke perpustakaan, itu hukuman untuknya karena tidak mengerjakan tugas.
"Aelah emang ya, orang cantik tu banyak banget ujiannya,"
"Gapapa Nat, semua ini memang sudah ditakdirkan untukmu,"
"Tapi nggak gini juga anjing. Dikira nggak ribet apa bawa buku sebanyak ini,"
Dari tadi Nata memang tak berhenti untuk berceloteh, padahal dia hanya membawa buku yang tak seberat dosanya.
Tanpa di sadari sedari tadi Alfa memperhatikan Nata dari kejauhan, dia terkekeh kecil melihat tingkah Nata.
"Nata,"
Seruan keras dari seseorang berhasil membuat Nata, menengok ke belakang. Senyumnya mengembang seketika saat melihat siapa yang tengah melambai-lambai ke arahnya.
"Al_"
"Semangat Nata, saya yakin kamu bisa menghadapai semuanya. Kamu kan kuat, masa bawa buku segitu aja nggak bisa. Ayo Nat lanjutkan perjuangmu," luntur sudah senyuman Nata, ia berfikir bahwa Rafa akan membantunya tapi? Ah sudahlah. Laki-laki emang nggak pernah peka.
"Perjuangan pala kau," seru Nata.
Dengan sisa kekehannya Rafa berjalan kembali masuk kedalam kelas, setelah tadi ia baru saja keluar dali dalam toilet.
Drt drt
Dering ponsel milik Nata berbunyi. Dia bingung ingin meletakkan buku-buku ini dimana. Hingga lewatlah pertolongan yang dari tadi ia nantikan.
"Eh Bu Ratna, bentar dong. Saya boleh minta tolong nggak?" Tanya Nata kepada seorang guru perempuan di sampingnya.
"Minta tolong apa Nata? Saya harus segera sampai di kelas," tanyanya tergesa-gesa sambil membenarkan letak kacamatanya.
"Ini Bu pegangin bukunya bentar, saya mau ngangkat telfon," tanpa menunggu jawaban dari guru tersebut Nata langsung meletakkan buku-buku tersebut ke kedua tangan guru tersebut.
"Ha? Iya iya nanti aku kesana,"
"Tapi nggak papa kan?"
"Pasti, pasti aku kesana kok. Tolong jagain sebentar ya,"
"Hm makasih,"
Tanpa memperdulikan Bu Ratna yang tengah kesusahan membawa buku-bukunya, Nata berlari meninggalkan Bu Ratna dengan segala kebingungannya.
"Nataaa!!"
Nata menepuk jidatnya pelan, berlari kembali ke arah Bu Ratna namun tidak membalikkan badannya.
"Eh aduh maaf Bu, saya lupa hehe,"
"Nih ambil buku-bukumu!!" sebelum buku itu berada di tangan Nata. Nata sudah menyelanya terlebih dahulu, "Gimana kalau ibu aja yang bawa semua buku ini ke perpus,"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEANNATA
Teen FictionTentang dia yang ingin mendapatkan apa haknya. Tentang dia yang tak kunjung menemukan bahagia. Tentang dia yang abu-abu. Tentang dia yang ingin menemukan cahayanya. Saat dia telah mendapatkan semuanya, akankah dia bisa mempertahankan apa yang selam...